Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Akbar Pitopang
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Akbar Pitopang adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Sikap Guru pada Murid yang Sering Disalahartikan

Kompas.com - 30/10/2025, 19:49 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Betapa beratnya langkah seorang guru saat hendak menegur murid di zaman sekarang.

Sebuah niat tulus untuk mendidik bisa berubah menjadi kesalahpahaman, bahkan tuduhan. Padahal di balik setiap teguran, ada kasih yang ingin menuntun — bukan melukai.

Menjadi Guru di Era yang Serba Cepat

Menjadi guru hari ini bukan sekadar profesi, tapi perjuangan moral di tengah derasnya arus perubahan zaman.

Jika dulu guru cukup mengajar dan menegakkan disiplin, kini perannya jauh lebih kompleks: pendidik, konselor, influencer positif, sekaligus penjaga nilai di dunia yang semakin cair oleh arus digital.

Anak-anak Generasi Z dan Alpha hidup di ruang gawai yang membentuk perilaku mereka lebih cepat daripada nasihat di ruang kelas.

Sebuah konten viral bisa menjadi “guru baru” yang lebih didengar daripada sosok di depan papan tulis.

Di tengah kondisi seperti itu, guru tetap berusaha menanamkan nilai-nilai sederhana —sopan santun, budi pekerti, tanggung jawab— hal-hal yang kini justru makin langka di tengah hidup yang serba cepat. Namun niat baik itu kerap berbalas salah paham.

Ketika Teguran Disalahartikan

Bukan rahasia lagi, ada guru yang akhirnya dipojokkan hanya karena bersikap tegas. Ada pula yang harus berurusan dengan hukum, padahal maksudnya mendidik. Fenomena ini bukan lagi satu-dua kasus.

Kini banyak guru seperti berjalan di atas tali tipis antara “mendidik dengan ketegasan” dan “takut disalahartikan”.

Guru seolah harus menjadi sosok sempurna: sabar tanpa batas, lembut tanpa salah langkah. Padahal mereka pun manusia — yang lelahnya tak jarang disembunyikan di balik senyum.

Efek dari ketakutan ini terasa nyata. Banyak guru akhirnya memilih “jalan aman”: tidak menegur, tidak menasihati, dan membiarkan perilaku siswa apa adanya. Disiplin pun perlahan memudar.

Padahal, bila tak ada lagi yang berani menegur dengan niat baik, siapa yang akan menanamkan karakter pada anak-anak kita?

Guru Bukan Lawan, tetpi Sekutu

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Mencecap Masa Lalu lewat Es Krim di Kedai Jadul
Mencecap Masa Lalu lewat Es Krim di Kedai Jadul
Kata Netizen
Kini CFD Cibinong Tanpa Penjual Jajanan, Ada yang Berbeda?
Kini CFD Cibinong Tanpa Penjual Jajanan, Ada yang Berbeda?
Kata Netizen
Jalan-jalan ke Pasar Buku Legendaris Kwitang, Jakarta
Jalan-jalan ke Pasar Buku Legendaris Kwitang, Jakarta
Kata Netizen
Dunia Global Mesti Waspada Ancaman Penyakit Flu Burung
Dunia Global Mesti Waspada Ancaman Penyakit Flu Burung
Kata Netizen
Melihat Sekolah di Korea Selatan Mengurangi Sampah Makanan
Melihat Sekolah di Korea Selatan Mengurangi Sampah Makanan
Kata Netizen
Mencari Batas antara Teguran dan Kekerasan di Sekolah
Mencari Batas antara Teguran dan Kekerasan di Sekolah
Kata Netizen
Cara Petani Desa Talagasari Memaksimalkan Lahan
Cara Petani Desa Talagasari Memaksimalkan Lahan
Kata Netizen
Sikap Guru pada Murid yang Sering Disalahartikan
Sikap Guru pada Murid yang Sering Disalahartikan
Kata Netizen
Adakah Cara biar Adil Memberi Nafkah ke Orangtua?
Adakah Cara biar Adil Memberi Nafkah ke Orangtua?
Kata Netizen
Peran Komunitas Jaga Pariwisata di Pulau Merak Besar
Peran Komunitas Jaga Pariwisata di Pulau Merak Besar
Kata Netizen
ASN Dipindah Tugaskan, Bagaimana Kondisi Sosial dan Psikologisnya?
ASN Dipindah Tugaskan, Bagaimana Kondisi Sosial dan Psikologisnya?
Kata Netizen
Sudah Tidak Mau Pelihara, Kok Malah Hewannya Dibuang?
Sudah Tidak Mau Pelihara, Kok Malah Hewannya Dibuang?
Kata Netizen
Ragam Makanan Aceh Besar, Mana Jadi Favoritmu?
Ragam Makanan Aceh Besar, Mana Jadi Favoritmu?
Kata Netizen
Sudah Siapkah Menerima Bapak Rumah Tangga di Sekitar Kita?
Sudah Siapkah Menerima Bapak Rumah Tangga di Sekitar Kita?
Kata Netizen
Akan Tiba Satu Masa, Anak Enggan Diajak Pergi
Akan Tiba Satu Masa, Anak Enggan Diajak Pergi
Kata Netizen
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau