Kemenperin Akselerasi Pembangunan Ekosistem Industri Bambu Terintegrasi

Kompas.com - 26/05/2025, 20:37 WIB
Dwi NH

Penulis

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan) berfoto bersama dengan Jatnika Nanggamiharja (kiri) di Kabuyutan Bambu Muara Beres, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (26/5/2025)DOK. Kemenperin Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan) berfoto bersama dengan Jatnika Nanggamiharja (kiri) di Kabuyutan Bambu Muara Beres, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (26/5/2025)

KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen mendukung pembangunan industri bambu secara terintegrasi, mulai dari hulu hingga hilir.

Langkah tersebut sejalan dengan visi industrialisasi nasional yang berkelanjutan dan berbasis potensi sumber daya lokal.

Industri bambu memiliki prospek besar dan keunikan tersendiri. Bambu dapat tumbuh di berbagai wilayah, tetapi tetap memerlukan teknik budi daya serta pemilihan jenis yang tepat agar menghasilkan bahan baku berkualitas,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita melalui siaran persnya, Senin (26/5/2025).

Pernyataan tersebut disampaikan Agus dalam kunjungan kerjanya ke Kabuyutan Bambu Muara Beres, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin.

Menurutnya, bambu bukan hanya material yang fungsional, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofis. 

Baca juga: Cyberphenomenology: Tinjauan Filosofis dalam Hubungan Internasional

Oleh karena itu, bambu berpotensi besar menjadi basis industri berdaya saing tinggi, terutama di sektor kerajinan, furnitur, konstruksi, hingga bioindustri.

Kemenperin telah menjalankan berbagai program strategis untuk mendukung pengembangan industri bambu nasional. 

Program tersebut, di antaranya adalah fasilitasi desain produk, bantuan alat produksi bagi industri kecil dan menengah (IKM), serta pelatihan sumber daya manusia (SDM) melalui Bamboo Academy.

“Kami mendukung penuh pengembangan ekosistem industri bambu nasional melalui Bamboo Academy,” kata Agus. 

Program tersebut, lanjut dia, diharapkan menjadi lokomotif pembangunan industri bambu yang terintegrasi dan berkelanjutan, sekaligus menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga: SBY Sebut Ekonomi Nasional Perlu Satukan Seni dan Teknologi

Meski demikian, Agus menegaskan bahwa pembangunan industri bambu memiliki tantangan tersendiri. 

“Seperti halnya membangun sektor industri lainnya, kita menghadapi persoalan bahan baku, kualitas, dan standardisasi produk. Namun tantangan ini harus dihadapi dengan inovasi dan produktivitas berkelanjutan,” tegasnya.

Untuk itu, Kemenperin berkomitmen mengawal seluruh tahapan pengembangan industri bambu secara menyeluruh. 

Sinergi dengan para pemangku kepentingan, seperti komunitas bambu, lembaga riset, dan pelaku industri, menjadi kunci mewujudkan ekosistem industri bambu yang tangguh dan kompetitif di pasar global.

Indonesia memiliki potensi besar dalam sumber daya bambu yang tersebar di berbagai daerah. Namun, pemanfaatannya masih perlu dioptimalkan agar menjadi komoditas bernilai tambah tinggi. 

Baca juga: Harga Komoditas Masih Melemah meski AS-China Longgarkan Tarif

Saat ini, Indonesia memiliki 162 jenis bambu, dengan 124 di antaranya merupakan spesies asli.

Dari sisi luasan kawasan, Indonesia menempati peringkat keenam dunia dengan luas hutan bambu mencapai 1,85 juta hektar (ha). Ini merupakan kekuatan ekosistem yang luar biasa, sekaligus aset ekologis dan ekonomi yang harus dimanfaatkan secara optimal.

“Karena itu, kunjungan ke Kabuyutan Bambu Muara Beres ini penting. Ini bagian dari upaya pemerintah menjalin sinergi dengan semua pihak yang memiliki misi dalam pengembangan industri bambu nasional,” jelas Agus.

Baca juga: Nanas Bukan Hanya Buahnya, Daunnya Jadi Peluang Emas Industri Serat

Pengembangan industri bamboo

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri) mendengarkan penjelasan dari Jatnika Nanggamiharja (kanan) mengenai kerangka bodi sepeda yang terbuat dari bambu di Kabuyutan Bambu Muara Beres, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (26/5/2025).DOK. Kemenperin Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri) mendengarkan penjelasan dari Jatnika Nanggamiharja (kanan) mengenai kerangka bodi sepeda yang terbuat dari bambu di Kabuyutan Bambu Muara Beres, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (26/5/2025).

Kemenperin mendukung penuh peran Bamboo Academy sebagai motor penggerak lahirnya SDM unggul di sektor bambu. 

Program tersebut mencakup pelatihan teknis, penguatan rantai pasok, dan pengembangan produk bernilai tinggi agar industri bambu dapat bersaing secara global.

Direktur Jenderal Industri Agro, Putu Juli Ardika, menjelaskan bahwa Kemenperin juga melakukan kurasi dan fasilitasi mitra dampingan untuk calon peserta Bamboo Academy, yang tersebar dari sektor hulu hingga hilir. 

Target pelatihan ini mencakup 250 orang dalam lima tahun, dengan peserta dari Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Bali, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pelatihan dilakukan melalui program Master Bambu yang menghasilkan lulusan di sektor hulu, antara, dan hilir. 

Baca juga: KPPU: Rencana Bea Masuk Antidumping Benang Filamen Tekan Industri Hilir

Para master ini juga akan melatih 50 orang lainnya melalui program Training of Trainer (ToT). 

Lulusan akan memiliki profesi sebagai Farmers Service Team dan Youth Program Entrepreneur. Selain itu, mereka akan menjalani program inkubasi industri berbasis bambu.

“Untuk memperkuat ekosistem, Kemenperin mendukung pembentukan Pusat Logistik Industri Bambu di wilayah sumber bahan baku. Fasilitas ini akan menjadi simpul distribusi bahan baku dan produk setengah jadi bagi industri hilir,” ujar Putu.

Dengan pendekatan ekosistem hulu-hilir yang solid serta dukungan pelatihan dan logistik terintegrasi, industri bambu Indonesia memiliki peluang besar untuk tumbuh pesat.

Sektor tersebut berpotensi menjadi kekuatan ekonomi baru yang ramah lingkungan dan berdaya saing global.

Baca juga: Pramono: Pengelolaan Keuangan yang Tertib Modal Penting Jakarta Bisa Jadi Kota Global

Dukungan untuk IKM Bambu

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Dirjen IKMA), Reni Yanita, menyampaikan bahwa Kemenperin telah menyiapkan berbagai kebijakan strategis untuk IKM, termasuk sektor bambu. 

Program tersebut meliputi e-Smart IKM untuk mendorong pengrajin masuk pasar daring, pelatihan, serta pendampingan usaha.

Kemenperin juga memfasilitasi keikutsertaan pelaku IKM dalam pameran nasional dan internasional, seperti Inacraft dan Ambiente. 

Adapun tujuannya adalah mengenalkan produk bambu seperti furnitur, kerajinan, dan dekorasi rumah ke pasar global. Koneksi antarpelaku usaha diperkuat melalui workshop dan temu bisnis.

“Ini bertujuan untuk mempertemukan para perajin dengan pelaku industri besar, dinas terkait, dan pasar potensial lainnya,” ujar Reni.

Baca juga: Trump Tunda Tarif 50 Persen terhadap Uni Eropa, Pasar Saham Eropa Menguat

Ia menambahkan, pihaknya juga menyediakan layanan sertifikasi untuk desain, kemasan, merek dagang, hak cipta, paten, dan desain industri. 

Tujuannya agar karya perajin tidak hanya diakui secara estetika, tetapi juga memiliki perlindungan hukum. Dengan begitu, pelaku usaha industri akan lebih percaya diri bersaing di pasar domestik maupun ekspor.

“Kami juga memiliki program restrukturisasi mesin dan peralatan. Program ini berupa bantuan fasilitasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas hasil produksi," jelas Reni.

Selain itu, lanjut dia, tersedia pula bimbingan teknis yang mencakup pelatihan keterampilan, pengembangan desain produk dan kemasan, pendampingan ekspor, serta pelatihan diversifikasi produk.

Reni menambahkan, terdapat program Creative Center yang menjadi pusat layanan produksi dan inovasi di Sentra IKM. 

Baca juga: Inovasi Digital untuk Perkuat Loyalitas Bisnis dengan Solusi E-Voucher

Salah satu contohnya adalah Balai Pemberdayaan Industri Kriya dan Fesyen (BCIC) yang berlokasi di Bali. 

Saat ini, BCIC menjadi pusat pelatihan dan pengembangan produk kreatif, termasuk untuk sektor bambu.

Apresiasi dan harapan Menperin 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menanam pohon bambu di Kabuyutan Bambu Muara Beres, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (26/5/2025).DOK. Kemenperin Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menanam pohon bambu di Kabuyutan Bambu Muara Beres, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (26/5/2025).

Agus juga menyampaikan apresiasi terhadap model pembinaan di Kabuyutan Bambu Muara Beres.

Model tersebut menggabungkan pendidikan karakter, pelatihan teknis, dan pendekatan spiritual. Ia menyebutnya sebagai contoh nyata pendidikan vokasi yang kontekstual dan memberdayakan.

“Saya yakin, para santri perajin bambu di sini tidak hanya belajar mengolah bambu. Mereka juga menanamkan nilai-nilai kejujuran, ketekunan, dan cinta Tanah Air dalam setiap karya,” tegasnya.

Baca juga: Kejujuran dan 100 Hari Kerja Kepala Daerah

Di bawah binaan Jatnika Nanggamiharja, Kemenperin meyakini bahwa produk bambu di tangan para santri akan menjadi simbol kekuatan, kelenturan, dan keberlanjutan.

“Kemajuan industri bambu Indonesia membutuhkan sentuhan para pengrajin dan industriawan yang berdedikasi tinggi dan terampil,” ujar Agus. 

“Mereka harus mampu mengolah bambu menjadi produk bernilai tambah tinggi, seperti furnitur, kerajinan tangan, hingga struktur bangunan ramah lingkungan yang diminati pasar global,” sambungnya.

Agus menambahkan, produk bambu Indonesia harus naik kelas.

Naik kelas yang dimaksud adalah tidak hanya sebagai kerajinan tangan, tetapi juga sebagai produk gaya hidup berkelanjutan yang mendunia.

“Saya berharap, Kabuyutan Bambu Muara Beres ke depan semakin bersinergi dengan pemerintah, khususnya Kemenperin, dalam meningkatkan efektivitas program pengembangan industri bambu,” ujarnya.

Baca juga: Jembatan Putus Diterjang Banjir, Warga Polman Bangun Rakit Bambu agar Anak Bisa Ikut Ujian Sekolah

Agus juga mendorong agar Kabuyutan Bambu Muara Beres terus berkembang sebagai Pusat Unggulan Industri Bambu Nasional (Center of Excellence). 

Hal itu dilakukan dengan memperkuat jejaring kerja sama, memperluas pelatihan bagi masyarakat, serta terus berinovasi dalam menciptakan produk bambu yang memiliki daya saing global.

“Kepada para santri perajin yang saya banggakan, jadilah pelopor perubahan. Jadilah perajin masa depan yang tidak hanya menghasilkan produk, tetapi juga mewujudkan pemberdayaan masyarakat, memperkuat ekonomi bangsa, serta melestarikan budaya dan lingkungan hidup,” ungkap Agus.

Baca juga: Anggaran BGN Rp 217,86 Triliun pada 2026, Apa Dampaknya ke Ekonomi RI?

Ia juga menekankan bahwa apa yang para santri pelajari di Kabuyutan Bambu Muara Beres merupakan bekal kehidupan yang luar biasa. 

Ilmu dan keterampilan itu, kata Agus, kelak akan menjadi kontribusi nyata bagi Indonesia.

“Yakinlah, produk bambu buatan kalian bisa bersaing di pasar global. Kuncinya adalah ketekunan, profesionalisme, dan semangat cinta Tanah Air. Pemerintah siap mendukung langkah kalian, sejauh kalian terus mau belajar dan bekerja keras,” pungkasnya.

Terkini Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke