JAKARTA, KOMPAS.com - Harga batik tulis biasanya lebih mahal dibandingkan jenis batik lainnya. Inilah mengapa pemilik batik tulis sangat berhati-hati dalam menggunakannya.
Namun, hal tersebut tidaklah cukup untuk menjaga batik tulis agar tetap awet. Lantas, bagaimana cara merawat batik tulis agar tetap awet?
Baca juga:
Oey Kiem Lian alias Widianti Widjaja, pemilik Rumah Batik Oey Soe Tjoen generasi ketiga, mengatakan bahwa kain batik tulis perlu diangin-anginkan.
“Diangin-anginkan beberapa bulan sekali supaya enggak lembap,” ujar Widia di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Saat mencuci kain batik tulis, hindari menggunakan mesin cuci.
Saat memeras, hindari memerasnya terlalu kencang. Cukup diremas-remas secara perlahan pakai tangan.
“Kalau untuk nyucinya, saya menganggapnya kayak bayi. Kita enggak perlu pakai produk yang aneh-aneh. Gampang saja, pakai sabun mandi,” tutur Widia.
Jika kulit manusia tidak bermasalah saat memakai sabun mandi, kain batik tulis pun tidak bermasalah. Begitu juga dengan sampo yang bisa digunakan untuk mencuci kain batik tuils.
“Jangan deterjen, sabun mandi batangan biasa saja, nanti digosok ke kainnya. Atau sabun cair dilarutkan ke ember, kemudian nanti dipakai buat nyuci kainnya. Sabun mandi bayi juga bisa,” terang dia.
Menurut Widia, penggunaan sabun tidak masalah karena kain batik tulis umumnya hanya digunakan pada acara tertentu di tempat tertentu.
“Kita enggak duduk di lantai dan kena tanah. Jadi nyucinya cuma untuk ngilangin keringat yang nempel,” ucapnya.
Baca juga: