Harapannya hasil tersebut dapat dibahas bersama dengan pasangan agar tercipta ruang diskusi yang aman.
Baca juga: Mencegah Perceraian karena Masalah Finansial
Skrining juga menjadi media untuk melihat titik-titik rawan konflik. Mulai dari perbedaan gaya komunikasi, pengelolaan keuangan, hingga cara mengelola emosi.
“Misalnya, ada individu yang ingin keuangan rumah tangga dikelola bersama, tapi pasangannya ingin dikelola sendiri. Perbedaan seperti ini yang memicu konflik,” jelas Maharani.
Dengan mengetahui potensi konflik sejak awal, pasangan bisa mencegahnya dengan mencari titik tengah, bukan menunggu hingga masalah menjadi lebih besar.
Baca juga: Fenomena Post Wedding Blues, Ketika Bahagia Menikah Ganti Jadi Kesedihan
Menikah dalam kondisi siap secara mental dan emosional akan membuat kedua individu di dalam hubungan saling bahu membahu dalam menghadapi tantangan rumah tangga.
“Harapannya, pasangan bisa masuk ke pernikahan dengan lebih mindful dan enggak terburu-buru,” katanya.
Skrining pra nikah bukan untuk mencari siapa yang “lebih baik”, tapi sebagai refleksi bersama agar dua individu bisa tumbuh dalam satu tujuan yang sama.
Baca juga: Ketika Pasangan Selingkuh, Jangan Langsung Dengar Kata Orang, Kenapa?
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang