Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fashion Lokal Meriahkan Sarinah Festiloka 2025, Batik Modern hingga Kebaya Sashiko

Kompas.com - 18/08/2025, 11:54 WIB
Rafa Aulia Febriani ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comTrunk show jadi daya tarik acara Sarinah Festiloka Kemerdekaan 2025 di Sarinah, Jakarta Pusat, pada Sabtu (16/8/2025). Acara ini digelar untuk memperingati HUT Ke-80 Republik Indonesia dan ulang tahun Sarinah ke-63. 

Trunk show ini menampilkan karya 10 brand Indonesia dengan tema merah putih. Dua di antara brand tersebut adalah Ellylle karya desainer Elly Listya dan Dara Baro milik Dimita Agustin. 

Baca juga:

Trunk show Sarinah Festiloka Kemerdekaan 2025

Ellylle suguhkan busana modern casual dengan sentuhan batik

Ellylle, salah satu brand lokal yang tampil di Trunk show Sarinah Festiloka 2025.Dok. Sarinah Ellylle, salah satu brand lokal yang tampil di Trunk show Sarinah Festiloka 2025.

Desainer sekaligus founder Ellylle, Elly Listya, menghadirkan koleksi busana yang memadukan gaya kasual modern dengan wastra Nusantara.

Pada trunk show kali ini, Elly menampilkan batik biru-putih yang dipadukan dengan warna merah agar lebih hidup.

“Hari ini busana yang akan ditampilkan lebih ke sedikit casual, tapi bisa juga untuk formal. Semuanya ada touch dari wastra. Wastra yang akan kita tampilkan itu batik ya. Jadi batik biru dan putih dengan dasar putih, batiknya biru, lalu di-combine dengan warna merah supaya lebih hidup,” jelas Elly kepada Kompas.com di Sarinah, Sabtu (16/8/2025).

Salah satu koleksi yang dipamerkan adalah baju Laras, busana yang memadukan potongan modern dengan batik biru-putih.

Menurut Elly, pilihannya menggunakan warna biru dan putih bukan tanpa alasan.

“Itu lebih modern, karena untuk marketnya kita kan dari anak-anak muda sampai dewasa,” katanya.

Bagi Elly, bergabung di acara ini merupakan kesempatan berharga untuk mengangkat nilai dari wastra sekaligus mendukung para perajin.

“Itu sangat bagus banget karena produk-produk lokal itu memang kita harus giatkan. Sekarang kita berbicara tentang sustainable life, pengrajinnya sendiri gimana cara menghidupkan pengrajin itu. Kalau kita sebagai desainer tidak menunjang, gimana mereka bisa hidup. Jadi dengan mendesain yang bagus dan menarik, batik yang dulu dipandang biasa bisa jadi produk yang wah dan nilainya naik,” terangnya. 

Elly menambahkan, ia ingin memperkenalkan kepada masyarakat bahwa batik bukan sekadar motif, tetapi proses yang panjang. 

Baca juga:

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau