KOMPAS.com - Di tengah gejolak sosial-politik yang terjadi di Indonesia, menjadi momen yang pas bagi para orangtua untuk mengajarkan empati kepada anak sejak dini.
"Pendidikan budi pekerti merupakan pendidikan penting yang mendasari perilaku anak nantinya," ujar Psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/9/2025).
“Anak yang sejak kecil dibiasakan mengenal nilai-nilai seperti empati, sopan santun, dan tanggung jawab akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih peka dan rendah hati,” sambungnya.
Sebaliknya, anak yang tidak mendapatkan bekal ini cenderung mudah terjebak pada sikap arogan karena merasa “dunia berpusat pada dirinya”.
Vera mengatakan dengan budi pekerti, anak belajar bahwa setiap tindakan memiliki dampak pada orang lain.
Hal ini membentuk empati sekaligus rasa tanggung jawab sosial yang penting untuk kehidupan mereka kelak.
Baca juga: Mengapa Empati Penting bagi Wakil Rakyat? Ini Penjelasan Psikolog
Vera menekankan, menanamkan empati tidak harus rumit. Orangtua bisa memulainya dengan cara-cara sederhana sehari-hari. Misalnya:
Contohnya ketika anak menolak makan sayur, orangtua bisa berkata, “Bunda tahu kamu tidak suka rasanya, tapi ini bisa membuat tulangmu kuat, makan sedikit ya.”
Contohnya dengan berbagi mainan bersama saudara atau makanan dengan pembantu rumah tangga.
Misalnya, “Adik sedang sedih, ayo kita peluk biar dia lebih tenang.”
Menyapa satpam dengan ramah atau menolong tetangga yang kesulitan. Anak akan meniru perilaku yang diperlihatkan oleh orangtuanya.
Baca juga: 5 Zodiak yang Punya Empati Tinggi, Siapa Saja?
Vera juga menekankan, wajar bila orangtua merasa resah dengan kondisi sosial-politik saat ini.
Namun, anak justru membutuhkan harapan dari orangtuanya.
“Daripada menularkan kecemasan, lebih baik fokus pada hal yang bisa kita kendalikan di rumah: mendidik anak menjadi individu yang berintegritas, jujur, dan peduli,” jelasnya.
Lingkup keluarga, menurut Vera, merupakan tempat paling efektif untuk menanamkan nilai-nilai positif.