Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tetap Optimis Mendidik Anak di Tengah Gejolak Politik, Ini Kata Psikolog

Kompas.com - 03/09/2025, 16:05 WIB
Ida Setyaningsih

Penulis

KOMPAS.com - Situasi politik di Indonesia belakangan ini kerap memunculkan keresahan.

Orangtua pun tak jarang merasa cemas memikirkan masa depan bangsa, apalagi saat anak-anak ikut terpapar kericuhan di media maupun lingkungan sekitar.

Namun, menurut Psikolog Anak dan Remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., anak justru membutuhkan ketenangan dan harapan dari orangtuanya, bukan kecemasan berlebih.

“Wajar bila orangtua merasa resah dengan kondisi sosial-politik. Tapi anak membutuhkan harapan dari orangtuanya. Daripada menularkan kecemasan, lebih baik fokus pada hal yang bisa kita kendalikan di rumah,” jelas Vera kepada Kompas.com, baru-baru ini.

Baca juga: Cara Mengajarkan Empati pada Anak di Tengah Gejolak Politik Menurut Psikolog

Lingkungan keluarga sebagai fondasi harapan

Vera menekankan, keluarga merupakan ruang pertama bagi anak untuk belajar nilai hidup.

Ketika orangtua mampu menghadirkan suasana positif, anak pun akan memiliki bekal yang kuat untuk menghadapi dinamika sosial di luar rumah.

“Perubahan besar sering dimulai dari lingkup kecil, yaitu keluarga. Jadi fokuslah membentuk anak menjadi individu yang berintegritas, jujur, dan peduli,” ungkap Vera.

Dengan begitu, anak bisa tumbuh dengan optimisme, meski kondisi sosial-politik di luar tampak penuh gejolak.

Baca juga: Paparan Berita Negatif Bisa Mengurangi Empati, Ini Cara Menjaganya

Peran budi pekerti sejak dini

Pendidikan budi pekerti, menurut Vera, merupakan dasar pembentukan karakter anak.

Nilai empati, sopan santun, dan tanggung jawab perlu dikenalkan sejak dini agar mereka tumbuh menjadi pribadi rendah hati dan peka terhadap lingkungan.

“Tanpa bekal budi pekerti, anak mudah terjebak pada sikap arogan karena merasa dunia berpusat pada dirinya,” ujar Vera.

Melalui budi pekerti, anak belajar bahwa setiap tindakan memiliki dampak pada orang lain. Kesadaran inilah yang menumbuhkan empati serta rasa tanggung jawab sosial.

Baca juga: 5 Zodiak yang Punya Empati Tinggi, Siapa Saja?

Cara sederhana menjaga optimisme anak

Vera membagikan beberapa cara praktis yang bisa dilakukan orangtua di rumah untuk menjaga optimisme anak, di antaranya:

  • Validasi perasaan anak

Saat anak terlihat cemas, akui dan tenangkan perasaannya. Misalnya dengan mengatakan, “Kamu takut ya lihat orang marah-marah?”

  • Gunakan bahasa sederhana

Jelaskan bahwa konflik sering muncul karena perbedaan pendapat, tetapi cara marah-marah bukanlah contoh yang baik.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau