KOMPAS.com – Tanda-tanda red flag pada pasangan bisa diketahui dari caranya membalas chat (pesan singkat).
Balasan yang terlalu singkat, penuh emoji, atau bahkan bernada negatif bisa mencerminkan sikap dan perasaan yang lebih dalam dari sekadar kata-kata di layar.
Baca juga:
Berikut tanda red flag atau bahaya dari balasan pesan pasangan yang perlu kamu waspadai. Simak penjelasan ahli.
Pernah menerima balasan hanya berupa “ok” setelah kamu mengirimkan pesan panjang? Atau sekadar “hmm” tanpa penjelasan lebih lanjut? Balasan yang terlalu pendek dan kabur bisa membuat seseorang merasa tidak dihargai.
“Pesan yang pendek dan tidak jelas seringkali mengindikasikan ketidakpedulian atau usaha menghindar,” ujar Joni Ogle, LCSW, terapis sekaligus CEO Transcend Recovery Community, dikutip dari Best Life, Kamis (4/9/2025).
Jika hal ini terjadi terus-menerus, besar kemungkinan pasangan memang sengaja menjaga jarak atau tidak mau membuka diri.
Balasan seperti “mungkin”, “nanti lihat saja”, atau “kapan-kapan” mungkin terdengar wajar sekali dua kali.
Tetapi jika selalu muncul setiap kali kamu mengajak membuat rencana, hal ini bisa menjadi sinyal kurangnya komitmen.
Menurut pendiri Tampa Counseling Place Natalie Rosado, LMHC, jawaban non-komital ini bisa menandakan pasangan enggan terikat atau bahkan tidak yakin dengan arah hubungan.
“Respon seperti ini mencerminkan ambivalensi atau kurangnya kejelasan mengenai perasaan dan niat mereka,” kata Rosado.
Emoji memang bisa menambah ekspresi dalam percakapan. Namun, bayangkan jika setiap curhatan panjangmu hanya dibalas dengan emoticon wajah tersenyum atau GIF lucu. Lama-kelamaan, kamu bisa merasa tidak benar-benar didengar.
“Ketergantungan pada emoji bisa menjadi cara menghindari percakapan yang lebih dalam,” jelas Sanam Hafeez, PsyD, neuropsikolog dan direktur Comprehend the Mind.
Konselor kesehatan mental di GroundWork Counseling, Courtney M. Hubscher, MS menjelaskan, kebiasaan ini bisa membuat obrolan kehilangan makna karena emoji tidak mampu menyampaikan emosi kompleks.
Baca juga:
Salah satu emoji yang sering disalahartikan adalah emoji jempol. Jika digunakan sesekali, mungkin tidak masalah.
Tetapi jika hampir semua pesan dibalas dengan emoji ini, kamu mungkin merasa pasanganmu tidak benar-benar peduli.
“Emoji thumbs-up (jempol) bisa menandakan persetujuan singkat, tapi jika terlalu sering, bisa menunjukkan pasangan tidak benar-benar terlibat dalam percakapan,” tutur Beth Ribarsky, PhD, profesor komunikasi interpersonal di University of Illinois Springfield.
Emoji jempol kadang hanya dipakai untuk mengakhiri percakapan karena lawan bicara sudah tidak memperhatikan.
Sekilas, pesan seperti “lagi di mana?” atau “sama siapa?” bisa dianggap bentuk perhatian.
Namun, jika ditanyakan terus-menerus dan dengan nada menuntut, bisa berubah menjadi tanda kontrol yang tidak sehat.
“Jika pasangan sering meminta update keberadaanmu, itu bisa menunjukkan rasa tidak percaya atau sifat mengontrol,” kata Hafeez.
Alih-alih membuatmu merasa disayangi, kebiasaan ini bisa membuat hubungan terasa menyesakkan dan penuh kecurigaan.