Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Anak Tak Tumbuh Jadi Arogan, Ini Cara Menanamkan Empati di Rumah

Kompas.com - 05/09/2025, 15:05 WIB
Ida Setyaningsih

Penulis

KOMPAS.com – Pendidikan budi pekerti adalah hal yang penting untuk diajarkan kepada anak sejak dini.

Salah satunya agar kelak anak tidak tumbuh menjadi pribadi yang arogan dan merasa dunia berpusat pada dirinya.

"Anak yang sejak kecil dibiasakan mengenal nilai-nilai seperti empati, sopan santun, dan tanggung jawab akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih peka dan rendah hati," ujar Psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., kepada Kompas.com baru-baru ini

Baca juga: Membangun Empati Remaja dengan Kebiasaan Mengapresiasi sejak Kecil

Budi pekerti sebagai dasar perilaku anak

Menurut Vera, pendidikan budi pekerti bukan sekadar ajaran moral, tetapi fondasi perilaku anak di masa depan.

"Tanpa bekal ini, anak mudah terjebak pada sikap arogan karena merasa “dunia berpusat pada dirinya”. Dengan budi pekerti, anak belajar seperti tindakan punya dampak pada orang lain, dan itu yang membentuk empati serta rasa tanggung jawab sosial," ungkap Vera.

Sebaliknya, anak yang tidak dibekali budi pekerti cenderung mudah arogan, sulit bekerja sama, bahkan kurang peka terhadap orang lain.

Baca juga: Mengapa Empati Penting bagi Wakil Rakyat? Ini Penjelasan Psikolog

Cara sederhana menumbuhkan empati di rumah

Vera menekankan, mengajarkan empati tidak harus rumit. Orangtua bisa memulainya lewat kebiasaan sehari-hari:

  • Validasi perasaan anak

Misalnya ketika anak menolak makan sayur, orangtua bisa berkata, “Bunda tahu kamu tidak suka rasanya, tapi ini bisa membuat tubuhmu kuat, coba makan sedikit ya.”

Dengan begitu, anak merasa dimengerti sekaligus belajar menerima alasan yang logis.

  • Biasakan berbagi

Contoh sederhana adalah mengajak anak berbagi mainan dengan saudara atau membagi makanan dengan asisten rumah tangga.

  • Ajak memahami perasaan orang lain

Misalnya, “Adik lagi sedih, ayo kita peluk biar dia lebih tenang.” Cara ini melatih kepekaan anak terhadap emosi orang lain.

  • Memberi teladan langsung

Orangtua yang menyapa satpam dengan ramah atau membantu tetangga yang kesulitan memberikan contoh nyata. Anak akan cenderung meniru tindakan positif yang ia lihat.

Baca juga: Cara Mengajarkan Empati pada Anak di Tengah Gejolak Politik Menurut Psikolog

Optimisme orangtua jadi kunci

Di tengah situasi sosial dan politik yang kerap memanas, orangtua memang sering merasa cemas.

Namun, menurut Vera, anak justru membutuhkan optimisme dan harapan dari orangtuanya.

“Daripada menularkan kecemasan, lebih baik fokus pada hal yang bisa kita kendalikan di rumah: mendidik anak menjadi individu yang berintegritas, jujur, dan peduli,” jelasnya.

Dengan demikian, lingkup keluarga menjadi ruang pertama dan paling efektif untuk menumbuhkan empati, budi pekerti, serta rasa tanggung jawab sosial.

Baca juga: Cara Bekali Anak dengan Empati agar Tahan Pengaruh Lingkungan

Dampak jangka panjang empati pada anak

Jika empati tertanam sejak kecil, anak akan lebih mudah membangun hubungan sehat, dipercaya orang lain, dan mampu menghadapi konflik dengan cara yang konstruktif.

“Empati dan budi pekerti adalah bekal penting agar anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang rendah hati, peduli, dan bertanggung jawab,” tegas Vera.

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau