Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Giorgio Armani, Sang Raja Blazer di Dunia Fashion

Kompas.com - 05/09/2025, 16:20 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Sumber InStyle

 

KOMPAS.com - Menyaksikan langsung karya Giorgio Armani selalu punya sensasi tersendiri. Ada yang jatuh hati pada potongan bahu tajam blazer vintage-nya, ada pula yang terpesona melihat gaun Privé berkilau di panggung New York City Ballet Fall Fashion Gala. 

Apa pun bentuknya, satu hal pasti kualitas dan keanggunan karyanya tak pernah bisa ditandingi.

Pada 4 September 2025, di usia 91 tahun, maestro di balik rumah mode dunia Italia ternama itu meninggal dunia. Ia meninggalkan jejak tak ternilai, sebuah warisan desain yang bukan hanya membentuk ulang industri, tapi juga budaya populer. 

Sejak revolusi setelan pria di tahun 1970-an yang membuatnya dijuluki “Raja Blazer”, hingga membangun kerajaan mode bernilai miliaran dolar, pengaruhnya meluas ke dunia sinema, interior, dan estetika global.

Baca juga: Profil Giorgio Armani, dari Masa Perang hingga Bangun Kerajaan Fashion Global

Dari power suit ikonik hingga gaya karpet merah yang tak lekang oleh waktu, mari kita menengok kembali bagaimana Giorgio Armani mengubah wajah fashion.

Awal sebuah revolusi

Sebelum membangun labelnya sendiri, Armani sempat bekerja di beberapa rumah mode besar. Namun pada 1975, bersama partner sekaligus sahabatnya, Sergio Galeotti, ia mendirikan Armani SpA. 

Koleksi perdana mereka langsung mencuri perhatian: jaket tanpa lining, celana tailored, dan palet warna netral yang terasa modern. Gaya ini mematahkan tren 60an yang kaku dan 70an yang flamboyan, menggantikannya dengan siluet maskulin yang santai tapi penuh percaya diri.

Baca juga: Giorgio Armani Meninggal Dunia di Usia 91 Tahun, Dunia Fashion Berduka

Model memperlihatkan karya Giorgio Armani Prive saat Haute-Couture Fall/Winter 2025/2026 untuk perempuan di Palazzo Armani di Paris, Perancis, pada Selasa (8/7/2025). Giorgio Armani meninggal dunia di usia 91 tahun pada Kamis (4/9/2025).Dok. AFP/THOMAS SAMSON Model memperlihatkan karya Giorgio Armani Prive saat Haute-Couture Fall/Winter 2025/2026 untuk perempuan di Palazzo Armani di Paris, Perancis, pada Selasa (8/7/2025). Giorgio Armani meninggal dunia di usia 91 tahun pada Kamis (4/9/2025).

Dari sinilah julukan “Raja Blazer” lahir. Armani berhasil mendemokratisasi pakaian formal, menjadikannya lebih mudah dipakai, tapi tetap memancarkan power. Tak butuh waktu lama, ia menembus pasar Amerika dan segalanya berubah lewat satu film legendaris.

Magisnya Armani di layar lebar

Saatnya membicarakan American Gigolo (1980). Film ini bukan hanya melambungkan Richard Gere, tapi juga mengubah citra setelan pria selamanya. Di balik layar, Armani adalah tangan kreatif yang menciptakan wardrobe Gere berupa setelan cokelat muda yang santai, sensual, sekaligus revolusioner.

Baca juga: Giorgio Armani Meninggal Dunia, Tinggalkan Warisan Elegansi yang Abadi

Meski cerita filmnya tentang dunia gelap seorang pria bayaran, pesona Richard Gere jelas ditopang oleh busana rancangan Armani. Karakter Julian Kaye tampil sebagai perwujudan “berpakaian untuk female gaze” di era di mana dominasi kapitalisme identik dengan jas hitam dan biru tua. 

Hasilnya? American Gigolo mendefinisikan gaya dekade 1980-an dan Armani resmi jadi nama besar di Hollywood.

Aktor Richard Gere bersama desainer Giorgio Armani.Instyle Aktor Richard Gere bersama desainer Giorgio Armani.

Sejak itu, setelan Armani menghiasi layar lebar, dari gangster di Goodfellas, banker di The Wolf of Wall Street, hingga superhero ikonik di The Dark Knight. Sinema dan fashion tak lagi bisa dipisahkan dari nama Giorgio Armani.

Revolusi setelan jas tidak hanya terjadi pada busana pria. Ketika perempuan memasuki dunia kerja dalam jumlah yang memecahkan rekor selama tahun 1980-an, mereka beralih ke Armani untuk pakaian kerja yang tegas dan halus yang menjadi "tameng" melawan budaya kantoran yang kaku pada masa itu.

Baca juga: Melania Trump Pakai Setelan Blazer Seharga Rp 100 Jutaan di Malam Pemilu AS

Seperti yang dikatakan Armani, "Saya menyadari bahwa mereka membutuhkan cara berpakaian yang setara dengan pria... sesuatu yang akan memberi mereka martabat dalam kehidupan kerja mereka." 

Jawabannya untuk pergeseran ini, tentu saja, adalah setelan jas yang memancarkan kekuatan. Dengan bahu yang dilebih-lebihkan, kerah lebar, dan sentuhan glamor Hollywood klasik, pemberdayaan perempuan menemukan bentuk tubuhnya dalam siluet santai ala Katherine Hepburn yang dihadirkan sang desainer.

Kita bisa melihatnya dengan nyata pada Diane Keaton dalam Annie Hall, mengenakan dasi dan celana panjang draperi atau "Cinderella Suit" Julia Roberts di Golden Globes 1990 yang kuat, elegan, dan sangat nyaman.

Kini, sang Maestro telah pergi, tetapi bakatnya terus hidup, tercermin dalam sorot lampu Hollywood dan di balik jendela butiknya.

Baca juga: Setelan Jas Hitam Zelensky Jadi Jimat Keberuntungan di Gedung Putih

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
7 Fakta Pernikahan Privat Kim Jong Kook, Yoo Jae-suk Jadi MC
7 Fakta Pernikahan Privat Kim Jong Kook, Yoo Jae-suk Jadi MC
Relationship
7 Tips Memilih Sport Bra untuk Payudara Besar agar Tetap Nyaman Saat Berolahraga
7 Tips Memilih Sport Bra untuk Payudara Besar agar Tetap Nyaman Saat Berolahraga
Wellness
4 Gaya Ariana Grande di MTV VMA 2025, dari Polkadot hingga Balerina
4 Gaya Ariana Grande di MTV VMA 2025, dari Polkadot hingga Balerina
Fashion
Kembalinya Motif Klasik Polkadot yang Selalu Chic 
Kembalinya Motif Klasik Polkadot yang Selalu Chic 
Fashion
7 Aroma Parfum yang Menenangkan Pikiran dan Meredakan Stres
7 Aroma Parfum yang Menenangkan Pikiran dan Meredakan Stres
Beauty & Grooming
Psikolog Sebut 5 Dampak Daddy Issues pada Perilaku dan Emosi Anak
Psikolog Sebut 5 Dampak Daddy Issues pada Perilaku dan Emosi Anak
Parenting
6 Tips Mengajari Anak agar Percaya Diri Menurut Pakar
6 Tips Mengajari Anak agar Percaya Diri Menurut Pakar
Parenting
Mengapa Daddy Issues dan Fatherless Berbeda? Simak Penjelasan Psikolog
Mengapa Daddy Issues dan Fatherless Berbeda? Simak Penjelasan Psikolog
Parenting
Mariah Carey Tampil Glamor dengan Busana Emas di MTV VMA 2025
Mariah Carey Tampil Glamor dengan Busana Emas di MTV VMA 2025
Fashion
Rejuran Eye Treatment Eva Mulia Clinic, Solusi Atasi Berbagai Masalah Kulit Mata
Rejuran Eye Treatment Eva Mulia Clinic, Solusi Atasi Berbagai Masalah Kulit Mata
Beauty & Grooming
Gaya 9 Selebriti di MTV VMA 2025, Conan Gray Pakai Busana Seberat 13,5 Kg
Gaya 9 Selebriti di MTV VMA 2025, Conan Gray Pakai Busana Seberat 13,5 Kg
Fashion
Fenomena Daddy Issues, Ketika Ayah Tidak Hadir secara Emosional dalam Kehidupan Anak
Fenomena Daddy Issues, Ketika Ayah Tidak Hadir secara Emosional dalam Kehidupan Anak
Parenting
Rose Blackpink Menang Song of The Year MTV VMA 2025, Ini Detail Gaunnya
Rose Blackpink Menang Song of The Year MTV VMA 2025, Ini Detail Gaunnya
Fashion
Ibu Rumah Tangga Vs Ibu Pekerja, Siapa yang Lebih Rentan Stres?
Ibu Rumah Tangga Vs Ibu Pekerja, Siapa yang Lebih Rentan Stres?
Wellness
Eropa Larang Zat Kimia TPO dalam Cat Kuku Gel karena Ganggu Kesuburan
Eropa Larang Zat Kimia TPO dalam Cat Kuku Gel karena Ganggu Kesuburan
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau