KOMPAS.com - Gaya hidup sedentari alias malas bergerak atau mager, dapat memicu serangkaian gangguan metabolik dan peradangan dalam tubuh yang, dalam jangka panjang, menjadi fondasi bagi berkembangnya berbagai penyakit kronis.
Kurang gerak membuat tubuh lebih sulit menggunakan gula darah sebagai energi, yang dapat menyebabkan resistensi insulin. Ini adalah pintu gerbang menuju diabetes tipe 2.
Gaya hidup mager juga dapat memicu peradangan terus-menerus di dalam tubuh, yang merusak pembuluh darah dan sel, mendasari perkembangan penyakit jantung, kanker, dan diabetes.
Aktivitas fisik rutin adalah kunci untuk memutus rantai ini. Sayangnya, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia 2023, 37,4 persen masyarakat Indonesia tergolong kurang aktivitas fisik.
Baca juga: Psikolog Ungkap 5 Dampak Kebiasaan Mager, Picu Overthinking dan Depresi
“Gaya hidup kurang aktif dan kebiasaan duduk terlalu lama tanpa diimbangi aktivitas fisik bisa jadi pemicu utama penyakit tidak menular. Padahal, dengan olahraga ringan dan pola hidup seimbang, risiko itu bisa ditekan jauh," kata dr.Andi Kurniawan Sp.KO.
Melihat fenomena mager, PYFAHEALTH, lini bisnis PT Pyridam Farma Tbk melalui kampanye Bodyvestment mengajak masyarakat untuk mulai berinvestasi pada tubuh sendiri dengan membangun kebiasaan hidup aktif dan seimbang.
Diluncurkan pada akhir Agustus 2025, Bodyvestment hadir sebagai gerakan nyata untuk mengubah cara pandang masyarakat terhadap kesehatan.
Baca juga: Terlalu Mager Bisa Picu Pikun dan Lemaskan Otot, Ini Kata Dokter
Ilustrasi olahraga bersepeda dan olahraga padel.Menurut Head of Marketing and Business Integration PYFA, Adi Prabowo, gerakan Bodyvestment saat ini berada di tahap edukasi dan pembentukan awareness.
"Kami ingin masyarakat memahami dulu makna ‘berinvestasi pada tubuh sebagai aset penting kesehatan’ sebelum masuk ke aktivasi yang lebih besar," tuturnya.
Baca juga: Kenapa Obesitas Bisa Memicu Penyakit Kronis? Ini Penjelasan Dokter
Bentuk nyata gerakan ini, lanjut Adi, adalah berkolaborasi dengan influencer yang mempraktikkan gaya hidup sehat, kegiatan sosialisasi di komunitas olahraga, serta edukasi publik lewat dokter dan berbagai kanal digital Pyfahealth.
"Ke depan, Bodyvestment akan berkembang menjadi gerakan yang menghubungkan edukasi, komunitas, dan event yang mendorong gaya hidup sehat," katanya.
Konsep Bodyvestment dibangun di atas empat pilar utama gaya hidup sehat yang mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Keempat pilar itu terdiri dari berolahraga secara teratur untuk menjaga kebugaran, mengonsumsi sayur dan buah untuk memenuhi nutrisi makro & mikro harian, istirahat cukup agar keseimbangan mental dan fisik tetap terjaga, serta melengkapi nutrisi yang tidak bisa dipenuhi oleh tubuh dengan konsumsi vitamin yang tepat.
Baca juga: Apa yang Dapat Dianggap sebagai Kebiasaan Sedentari? Ini Ulasannya...
Health influencer Elaine Hanafi mendukung kampanye Bodyvestment dan berharap lebih banyak masyarakat yang tergerak untuk mengubah gaya hidupnya.
“Banyak orang usia produktif sebenarnya punya risiko sakit jantung dan stroke karena gaya hidup kurang aktif, pola makan kurang sehat, dan kurang istirahat. Aku mendukung Bodyvestment karena mengingatkan orang untuk berhenti cuek terhadap tubuhnya sendiri,” ujarnya.
Adi mengatakan, bodyvestment nantinya akan melibatkan berbagai lapisan masyarakat mulai dari influencer kesehatan, praktisi, komunitas hingga dukungan dari pihak pemerintah agar pesan ini dapat menjangkau masyarakat luas.
Baca juga: 10 Dampak Gaya Hidup Sedentari yang Mengancam Manusia Modern
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang