Salin Artikel

Harga Bal Naik, Pedagang Thrifting Tak Berani Naikkan Harga Eceran

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengetatan impor pakaian bekas atau balpres mulai berdampak nyata bagi para pedagang di Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Sejumlah pedagang di Blok III mengaku stok barang makin menipis, sementara harga bal pakaian melonjak tajam akibat pasokan dari luar negeri yang terhenti.

Ironisnya, meski harga beli naik, mereka tidak bisa menaikkan harga jual eceran karena khawatir kehilangan pelanggan.

“Sekarang harga bal naik, tapi harga jual di kios enggak bisa ikut naik. Pembeli banyak yang nawar atau malah enggak jadi beli,” ujar Desi (32), pedagang pakaian bekas, saat ditemui Kompas.com, Rabu (29/10/2025).

Menurut Desi, harga satu bal pakaian bekas impor yang biasanya dijual sekitar Rp 5 juta hingga Rp 6 juta kini bisa menembus Rp 7 juta. Kenaikan ini terjadi sejak kapal pemasok dari luar negeri tak lagi diizinkan bongkar muatan di pelabuhan.

“Dulu dua minggu sekali ada kapal datang, sekarang sudah sebulan lebih enggak ada kiriman. Barang makin sedikit, rebutan antar-pedagang,” katanya.

Karena stok menipis, Desi hanya bisa menjual sisa pakaian dari bal lama. Beberapa kios di sekitar lapaknya bahkan memilih tutup sementara karena kehabisan stok.

Pedagang lain, Marlan (42), juga mengaku terjepit di tengah naiknya harga beli dan daya beli konsumen yang stagnan.

“Harga bal naik, tapi harga eceran enggak bisa dinaikin. Kalau jaket dulu bisa jual Rp 80 ribu, sekarang tetap segitu. Kalau dinaikin, orang langsung kabur,” ujarnya.

Marlan menuturkan, omzetnya turun hampir separuh sejak pasokan impor tersendat. Jika sebelumnya ia bisa menjual 20–30 potong pakaian per hari, kini hanya sekitar 10 potong.

“Kalau begini terus, bisa tekor. Barang susah, modal besar, tapi yang beli makin sedikit,” katanya.

Pemerintah siapkan denda untuk impor ilegal

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan pemerintah akan memperketat pengawasan terhadap impor pakaian bekas ilegal.

Jika selama ini barang hasil sitaan dimusnahkan, ke depan pemerintah berencana mengenakan sanksi denda administratif kepada pelaku impor ilegal agar negara tidak menanggung biaya pemusnahan.

“Selama ini barang dimusnahkan, negara malah keluar biaya. Jadi nanti bisa denda orangnya,” kata Purbaya di Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Purbaya menegaskan, kebijakan tersebut bukan untuk menutup aktivitas perdagangan di Pasar Senen, melainkan untuk melindungi industri tekstil dalam negeri dan mendukung UMKM legal di sektor pakaian.

“Bukan mau menutup Pasar Senen. Nanti kan bisa diisi produk-produk dalam negeri,” ujarnya.

Meski demikian, para pedagang berharap pemerintah realistis dalam menerapkan kebijakan baru itu.

“Kalau barang lokal nanti sebagus barang luar, kami juga mau jual. Tapi sekarang belum ada yang bisa gantikan kualitas dan model pakaian impor,” ujar Desi.

“Kalau stok terus menipis, bukan cuma pedagang yang rugi. Pembeli juga kehilangan tempat belanja murah,” tambahnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2025/10/29/16024341/harga-bal-naik-pedagang-thrifting-tak-berani-naikkan-harga-eceran

Terkini Lainnya

Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Megapolitan
Takut Jebol Lagi, Warga Minta Perbaikan Tanggul di Pondok Kacang Prima Dipercepat
Takut Jebol Lagi, Warga Minta Perbaikan Tanggul di Pondok Kacang Prima Dipercepat
Megapolitan
Warga Duga Tanggul di Pondok Kacang Prima Jebol karena Kelalaian
Warga Duga Tanggul di Pondok Kacang Prima Jebol karena Kelalaian
Megapolitan
Turap Baru Lebih Tinggi dari Tanggul Baswedan Akan Dibangun di Jati Padang
Turap Baru Lebih Tinggi dari Tanggul Baswedan Akan Dibangun di Jati Padang
Megapolitan
Akses Jalan Pajajaran Bogor Sempat Ditutup akibat Pohon Tumbang
Akses Jalan Pajajaran Bogor Sempat Ditutup akibat Pohon Tumbang
Megapolitan
Pemkot Depok Siapkan TPU Baru di Parigi, Kapasitasnya 3.000 Makam
Pemkot Depok Siapkan TPU Baru di Parigi, Kapasitasnya 3.000 Makam
Megapolitan
Doa dan Harapan Ahmad Sahroni Usai Rumah Diserbu Massa
Doa dan Harapan Ahmad Sahroni Usai Rumah Diserbu Massa
Megapolitan
Pohon Tumbang Timpa Angkot di Bogor, Sopir dan Penumpang Selamat
Pohon Tumbang Timpa Angkot di Bogor, Sopir dan Penumpang Selamat
Megapolitan
SPPG Angkat Bicara soal Dugaan Keracunan Siswa SDN 01 Meruya Selatan
SPPG Angkat Bicara soal Dugaan Keracunan Siswa SDN 01 Meruya Selatan
Megapolitan
MBG di SDN 01 Meruya Selatan Disetop Usai 20 Siswa Diduga Keracunan
MBG di SDN 01 Meruya Selatan Disetop Usai 20 Siswa Diduga Keracunan
Megapolitan
Warga: Tanggul di Pondok Kacang Prima yang Jebol Hanya Ditutupi Tanah Galian
Warga: Tanggul di Pondok Kacang Prima yang Jebol Hanya Ditutupi Tanah Galian
Megapolitan
Daftar Wilayah Jakarta yang Berpotensi Terdampak Banjir Rob hingga 11 November
Daftar Wilayah Jakarta yang Berpotensi Terdampak Banjir Rob hingga 11 November
Megapolitan
Kali Mampang yang Hanyutkan Remaja di Kuningan Barat Kerap Jadi Tempat Anak-anak Berenang
Kali Mampang yang Hanyutkan Remaja di Kuningan Barat Kerap Jadi Tempat Anak-anak Berenang
Megapolitan
Banjir Rob Diprediksi Terjadi di Pesisir Jakarta hingga 11 November
Banjir Rob Diprediksi Terjadi di Pesisir Jakarta hingga 11 November
Megapolitan
Ada Siswa Diduga Keracuna MBG, SPPG Meruya Selatan Ditutup Sementara
Ada Siswa Diduga Keracuna MBG, SPPG Meruya Selatan Ditutup Sementara
Megapolitan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Kamu sedang mengakses Arsip Premium
Akses penuh arsip ini tersedia di aplikasi KOMPAS.com atau dengan Membership KOMPAS.com Plus.
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Unduh KOMPAS.com App untuk berita terkini, akurat, dan terpercaya setiap saat