Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jebakan “Cinta” Napi dari Balik Jeruji terhadap Gadis SMP di Bandung

Kompas.com - 02/07/2024, 10:07 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
- Seorang warga binaan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang, Jakarta Timur berinisial MA (21), diduga memeras gadis berusia 13 tahun yang berdomisili di Bandung, Jawa Barat.

Kalapas Kelas I Cipinang, EP Prayer Manik mengatakan, pemerasan tersebut dilakukan dengan modus love scamming. Pelaku memeras dan mengancam akan menyebar foto tanpa busana perempuan yang masih duduk di bangku SMP itu.

"Benar adanya bahwasanya salah satu warga binaan Lapas Cipinang masih dalam praduga tak bersalah melakukan tindak pidana menyebarkan informasi elektronik berupa muatan tindak kesusilaan," terangnya saat jumpa pers di Lapas Kelas I Cipinang, Jakarta Timur, Senin (1/7/2024).

Baca juga: Kasus Love Scamming di Lapas Cipinang, Kalapas: Pelaku Beli HP dari Warga Binaan Lain
MA diketahui berkenalan dengan korban melalui media sosial Instagram pada Maret 2024, lalu berlanjut hingga ke pesan singkat WhatsApp.

Seiring berjalannya waktu, MA merayu korban agar mau mengirimkan foto dan video tanpa busana. Foto-foto itu kemudian disebarkan kepada orangtua korban sambil meminta uang tebusan sebesar Rp 600.000.

Polisi kemudian melakukan penelusuran. Akhirnya terbukti pelaku merupakan seorang tahanan di Lapas Cipinang yang mendapatkan putusan 9 tahun penjara pada kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

"Setelah mendapatkan informasi dari Polda Jabar, kami langsung melakukan penggeledahan di setiap blok pada Selasa (25/6/2024)," ungkap Prayer.

Baca juga: Kalapas Cipinang Pastikan Tak Ada Keterlibatan Petugas Dalam Kasus Love Scamming

"Dan alhamdulilah dapat di blok 5 tipe 5 di kamar aula," sambung dia.

Membeli HP dari warga binaan lain

Prayer menjelaskan, dari hasil penggeledahan tersebut, ditemukan satu buah handphone (HP) sebagai barang bukti yang digunakan MA untuk melakukan pemerasan.

Menurut dia, pelaku mengaku bahwa HP tersebut dibelinya dari salah satu warga binaan yang akan bebas dari lapas.

"Dari keterangan yang kami ambil, bahwasanya HP ini dia dapat dari warga binaan juga. Dia beli, tapi saya kurang tahu pasti harganya," kata Prayer.

Baca juga: Napi Pelaku Love Scamming di Lapas Cipinang Dipindahkan ke Nusakambangan
"Artinya, HP itu dia dapat dari warga binaan yang akan mau lepas, akan mau bebas," ujar dia.

Prayer mengatakan, warga binaan yang hendak bebas dari lapas seringkali menjual barang-barangnya ke warga binaan lain, seperti pakaian, untuk ongkos dan kebutuhan lainnya.

Namun, terkait warga binaan yang menyelendupkan HP ke dalam lapas, menurut Prayer ini disebabkan karena kondisi lapas yang kelebihan kapasitas atau over capacity.

"Kondisinya di sini kita memang sangat luas, ada tiga blok di sini," terangnya.

Untuk mencegah hal yang sama terjadi, Prayer berjanji pihaknya akan terus melakukan pengawasan yang lebih ketat.

"Dalam waktu dekat saya sudah kerahkan seluruh staf, bahkan yang bukan orang pengamanan, kami akan melakukan razia bersama," ucapnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kasus TBC di Jakarta Utara Capai 5.942 dalam Setahun Terakhir
Kasus TBC di Jakarta Utara Capai 5.942 dalam Setahun Terakhir
Megapolitan
Saat Jenderal TNI Konsultasi Temuan Dugaan Tindak Pidana oleh Ferry Irwandi ke Polda Metro
Saat Jenderal TNI Konsultasi Temuan Dugaan Tindak Pidana oleh Ferry Irwandi ke Polda Metro
Megapolitan
Profil Ferry Irwandi: Konten Kreator, Aktivis, dan Dugaan Tindak Pidana oleh Dansatsiber TNI
Profil Ferry Irwandi: Konten Kreator, Aktivis, dan Dugaan Tindak Pidana oleh Dansatsiber TNI
Megapolitan
Mabuk Arak Picu Pria Aniaya Sekuriti di Depok hingga Patah Tulang
Mabuk Arak Picu Pria Aniaya Sekuriti di Depok hingga Patah Tulang
Megapolitan
BEM UI Gelar Demo 9 September di DPR Siang Ini, Tagih 17+8 Tuntutan Rakyat
BEM UI Gelar Demo 9 September di DPR Siang Ini, Tagih 17+8 Tuntutan Rakyat
Megapolitan
Rusaknya Pagar Trotoar di Serpong, Bikin Pejalan Kaki Menapak dengan Cemas
Rusaknya Pagar Trotoar di Serpong, Bikin Pejalan Kaki Menapak dengan Cemas
Megapolitan
Ferry Irwandi Hadapi Sorotan Dansatsiber TNI, Antara Ide dan Dugaan Pidana
Ferry Irwandi Hadapi Sorotan Dansatsiber TNI, Antara Ide dan Dugaan Pidana
Megapolitan
Kasus Pembunuhan Munir Jangan Tenggelam...
Kasus Pembunuhan Munir Jangan Tenggelam...
Megapolitan
Update Kasus Penyerangan Kantor Polisi di Jaktim: 14 Tersangka, 5 Senjata Api Hilang
Update Kasus Penyerangan Kantor Polisi di Jaktim: 14 Tersangka, 5 Senjata Api Hilang
Megapolitan
Menanti Janji DPRD DKI Jakarta Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta...
Menanti Janji DPRD DKI Jakarta Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta...
Megapolitan
Kasus 7 Senjata Api Hilang saat Penyerangan Polsek Matraman Ditangani Polda Metro
Kasus 7 Senjata Api Hilang saat Penyerangan Polsek Matraman Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Nasib JPO Senen dan Polda Metro: Hancur Dalam Semalam, Perbaikannya Berbulan-bulan
Nasib JPO Senen dan Polda Metro: Hancur Dalam Semalam, Perbaikannya Berbulan-bulan
Megapolitan
Cerita di Balik Pergantian Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta, Ada Pesan Khusus
Cerita di Balik Pergantian Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta, Ada Pesan Khusus
Megapolitan
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Megapolitan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau