JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi petugas bank sampah sekaligus Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) Suku Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kepulauan Seribu membuat Zaenal Abidin (36) terus berupaya mengajak warga peduli terhadap sampah.
Zaenal bercerita, saat pertama kali bekerja sebagai PJLP DLH tahun 2018, Pulau Kelapa masih dipenuhi sampah, baik di laut maupun permukiman warga. Saat itu, bank sampah belum didirikan.
"Jadi, sebelum ada bank sampah, sampah organik dan non-organik dibuang aja gitu, enggak ada yang pilah. Sebelumnya banyak yang buang ke laut," jelas Zaenal saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Kamis (24/4/2025).
Namun, pada 2019, Zaenal bersama salah satu warga bernama Nuryanah (34) mendirikan bank sampah.
Baca juga: Perjuangan Zaenal Petugas Bank Sampah Pulau Kelapa, Kerap Kena Marah Saat Pilah-pilah
Saat itu, ada tuntutan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta agar setiap lingkungan RW memiliki bank sampah.
Ingin lingkungannya bersih dari sampah, Zaenal dan Nuryanah gencar melakukan sosialisasi ke warga mengenai bank sampah yang mereka dirikan.
Namun, pada tahun itu, bank sampah yang dikelola Zaenal dan Nuryanah terpaksa vakum. Sebab, keduanya belum punya cukup ilmu untuk menjalankan bank sampah, sekaligus pendanaan masih terbatas.
Akan tetapi, memasuki awal 2020, Zaenal dan Nuryanah mengaktifkan kembali bank sampah di Pulau Kelapa, yang didukung Dinas Lingkungan Hidup.
Sejak saat itu, keduanya semakin gencar melakukan sosialisasi ke warga.
"Sosialisasi sejak tahun 2020, sosialisasi ke warga," jelas Zaenal.
Namun, proses sosialisasi ke warga pun tak semudah yang dibayangkan.
Banyak warga yang awalnya menolak saat diminta memilah sampah dari rumah. Bahkan, tak jarang Zaenal kena marah.
Namun, Zaenal tak menyerah. Ia terus mencari cara agar warga mau diedukasi tentang betapa pentingnya memilah sampah.
Baca juga: Hujan Deras dan Sumbatan Sampah, Ruang Perpustakaan TK di Bogor Ambles
Zaenal juga memperluas jangkauannya. Ia tak hanya melakukan sosialisasi dari rumah ke rumah, tapi juga di tempat ia berkumpul bersama teman-teman.
"Makin ke sini kan kita sosialisasi, kadang sosialisasi juga enggak harus nyamper ke rumah, bisa pas lagi nongkrong kita bilangin aja 'Mending sampah lo dipilah, dibawa ke bank sampah, lo tabung. Daripada dibuang cuma-cuma doang, enggak ada duitnya'," beber Zaenal.