JAKARTA, KOMPAS.com – Setelah lima tahun tinggal di hunian sementara pascapenggusuran, warga Kampung Bayam kini resmi menempati rumah susun (rusun) yang terletak di samping Jakarta International Stadium, Jakarta Utara.
Hunian ini dilengkapi sejumlah fasilitas sosial bagi penghuninya.
Berdasarkan pemantauan Kompas.com dari lokasi, fasilitas yang tersedia, yakni area bermain anak, lahan berkebun yang dikelola bersama, dan lima kolam ternak ikan.
Baca juga: Warga Kampung Bayam Keberatan Bayar Sewa Rp 1,7 Juta, Kini Nikmati Rusun Gratis 6 Bulan
Mengusung konsep Urban Farming, maka sepanjang akses dari gerbang utama menuju gedung rusun, terlihat berbagai macam tanaman seperti terong ungu, cabai rawit merah, dan hijau.
Gerbang masuk menuju gedung tersebut, warga harus melewati kebun sejauh 200 meter.
Baca juga: Warga Kampung Bayam Minta Rusun Dikelola Mandiri, Tiru Kampung Susun Akuarium
Di sisi kiri kebun, terdapat lima kolam yang digunakan untuk ternak ikan.
Terdapat tiga gedung yakni Gedung A, B, dan C, dengan ketinggian empat lantai.
Jumlah unit hunian di masing-masing gedung pun berbeda-beda, Gedung A dengan 50 unit, Gedung B 35 unit, dan Gedung C 53 unit.
Setiap unit hunian memiliki luas sekitar 36 meter persegi, dilengkapi dua kamar tidur, dapur, satu kamar mandi dalam, balkon untuk menjemur, serta sambungan listrik dan air bersih.
“Kalau hunian sih sudah layak. Memang ada sedikit kerusakan kecil, tapi itu bisa diperbaiki sambil berjalan. Yang penting, sekarang kita punya rumah sendiri lagi,” ujar salah satu warga Kampung Susun Bayam, Sherli (42) kepada Kompas.com, Sabtu (9/8/2025).
Baca juga: Setelah Bertahun-tahun, Warga Kampung Bayam Kembali Punya Rumah Layak
Sherli menjelaskan, model unitnya pun mereka sendiri yang minta untuk dibuat mezzanine, yaitu lantai tambahan atau area perantara dengan ukuran yang sedikit lebih kecil.
Konsep itu, sengaja mereka usulkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi warga Kampung Bayam.
"Kampung Bayam ini didesain sama-sama dengan warga. Jadi untuk memenuhi kebutuhan warga, kita pakai konsep itu," kata dia.
"Pertama yang kita pikirkan adalah untuk keluarga yang banyak anak. Yang kedua untuk orang-orang yang bekerja di bidang mekanik, kan bisa menaruh barangnya di situ," sambung dia.
Adapun untuk penghuninya, mereka tentukan sendiri sesuai dengan kebutuhan warga.