Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Bertahun-tahun, Warga Kampung Bayam Kembali Punya Rumah Layak

Kompas.com - 09/08/2025, 22:28 WIB
Intan Afrida Rafni,
Muhammad Isa Bustomi

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga gedung empat lantai berdiri megah di samping Jakarta International Stadium (JIS), Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Bangunan ini adalah Kampung Susun Bayam, hunian baru pengganti warga eks Kampung Bayam yang dulu dikenal kumuh dan tidak layak.

Setelah menanti lebih dari lima tahun, Kamis (7/8/2025), warga menerima kunci rumah baru mereka secara transparan dan terbuka.

Sherli (42), salah satu warga, merasa bahagia sekaligus tidak menyangka bisa kembali ke kampung halamannya.

Baca juga: Hunian Pekerja JIS Segera Dikelola Pemprov, Warga Kampung Bayam Resmi Pindah

“Ketika kemarin tanda tangan, aduh ini beneran enggak sih, gue tanda tangan beneran enggak sih, kita kembali lagi gitu. Maksudnya perasaannya pas pulang ke sini tuh senang banget,” ujar Sherli saat ditemui Kompas.com, Sabtu (9/8/2025).

Proses panjang ini bukan tanpa tantangan. Setelah penggusuran lima tahun lalu, Sherli dan ratusan warga lainnya terpaksa tinggal di Rusun Nagrak, Marunda, Cilincing, yang jauh dari tempat kerja dan aktivitas sehari-hari.

Banyak yang kehilangan pekerjaan, sementara anak-anak harus menempuh perjalanan jauh ke sekolah.

“Tantangannya besar sekali. Banyak teman kehilangan pekerjaan, anak-anak sekolah harus berangkat subuh, pulangnya malam. Rasanya capek sekali. Kadang kita cuma bisa menghibur diri, berkumpul bareng supaya tetap kuat,” ungkapnya sambil menahan tangis.

Kini, pindah ke Kampung Susun Bayam berarti kembali pulang.

Baca juga: Teken Kontrak Sewa, Kelompok Tani Madani Siap Pindah ke Rusun Kampung Bayam

Hunian yang jauh lebih layak dan bersih ini juga dekat dengan sumber penghidupan warga.

Fasilitasnya pun jauh lebih baik, dengan desain yang melibatkan warga, termasuk konsep mezanin yang memberi ruang lebih lega.

“Kalau hunian sih sudah layak. Memang ada sedikit kerusakan kecil, tapi itu bisa diperbaiki sambil berjalan. Yang penting, sekarang kita punya rumah sendiri lagi,” kata Sherli.

Meski bahagia, Sherli sadar perjuangan belum selesai. Setelah masa gratis berakhir enam bulan ke depan, warga harus mulai membayar sewa Rp 1,7 juta per bulan.

Angka ini masih akan dibahas saat pengelolaan hunian dialihkan dari Jakpro ke Dinas Perumahan Jakarta.

“Harapan kami, ke depan kampung ini bisa dikelola secara mandiri, seperti Kampung Susun Akuarium. Jadi warga bisa mengurus dan merawat fasilitasnya sendiri,” harapnya.

Baca juga: Akhir Penantian Eks Warga Kampung Bayam, Kini Bisa Tempati Rusun Samping JIS

Halaman:


Terkini Lainnya
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas 'Jaga Jakarta'
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas "Jaga Jakarta"
Megapolitan
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
Megapolitan
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Megapolitan
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Megapolitan
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Megapolitan
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Megapolitan
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Megapolitan
Mau Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Saya Tidak Dididik Jadi Pengecut
Mau Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Saya Tidak Dididik Jadi Pengecut
Megapolitan
Empat Pelaku Merusak Mako Polres Jaktim dan Polsek Duren Sawit karena Terprovokasi Medsos
Empat Pelaku Merusak Mako Polres Jaktim dan Polsek Duren Sawit karena Terprovokasi Medsos
Megapolitan
Napas Baru UMKM di Basemen Blok M Hub
Napas Baru UMKM di Basemen Blok M Hub
Megapolitan
Antisipasi Macet, Satlantas Siapkan Skema Akses Saat Jambore Pramuka Muslim Dunia
Antisipasi Macet, Satlantas Siapkan Skema Akses Saat Jambore Pramuka Muslim Dunia
Megapolitan
7 Senjata Api Hilang saat Polsek Matraman Diserang, 5 Belum Ditemukan
7 Senjata Api Hilang saat Polsek Matraman Diserang, 5 Belum Ditemukan
Megapolitan
Jumlah Pelaku Penjarahan Rumah Sri Mulyani Bisa Bertambah, Termasuk Pencuri Lukisan
Jumlah Pelaku Penjarahan Rumah Sri Mulyani Bisa Bertambah, Termasuk Pencuri Lukisan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau