Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono: Sentra Fauna Lenteng Agung Sudah 96 Persen, Siap Tampung Pedagang Burung Barito

Kompas.com - 03/10/2025, 12:48 WIB
Ruby Rachmadina,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan pembangunan Sentra Fauna Lenteng Agung, Jakarta Selatan, yang diproyeksikan menjadi lokasi relokasi pedagang Pasar Burung Barito, hampir rampung.

Saat ini progresnya mencapai sekitar 96 persen.

“Jadi sekarang ini kan finalisasi untuk di Lenteng Agung. Dan di Lenteng Agung sudah hampir selesai. Sudah 95-96 persen lah,” ujar Pramono saat ditemui di Jakarta Utara, Jumat (3/10/2025).

Pramono menegaskan, setelah pembangunan selesai, para pedagang diminta segera menempati lokasi baru. Menurut dia, pada prinsipnya para pedagang sebelumnya telah menyetujui rencana relokasi tersebut.

Baca juga: Walkot Jaksel Minta Pedagang di Sentra Fauna Lenteng Agung Ber-KTP DKI

“Saya sudah minta, kalau memang sudah selesai ya (pedagang) segera dipindahkan. Dan mereka pada waktu itu kan semuanya sebenarnya sudah menyetujui untuk pindah dan sekarang sudah selesai,” lanjutnya.

Ia memastikan lokasi baru memiliki fasilitas memadai dan strategis karena dekat dengan stasiun kereta. Pramono juga menekankan, pedagang yang menempati kios harus menggunakan KTP.

“Siapa pun yang akan menempati itu harus menggunakan KTP,” katanya.

Meski begitu, sejumlah pedagang Pasar Burung Barito menyatakan keberatan.

Sebelumnya, mereka menolak ajakan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) untuk meninjau lokasi sebelum relokasi pada Oktober mendatang.

“Sampai sekarang belum ada undangan. Enggak mau juga (diajak). Kami pedagang tetap bertahan di Barito,” kata Yuli (45), seorang pedagang, Senin (29/9/2025).

Yuli menilai Sentra Fauna tidak layak ditempati.

"Ke bawah banget kayak jurang. Nanti apalagi kalau seandainya ternyata depannya itu mau dibangun Satpol PP sama Damkar, malah tambah enggak kelihatan lagi pedagangnya,” ucapnya.

Baca juga: Sentra Fauna Lenteng Agung Beroperasi Oktober, 98 Pedagang Barito Akan Tempati Kios

Kuasa hukum pedagang dari Solidaritas Pemasok dan Pedagang Pasar (SP3), Fahmi Akbar, juga menyatakan kliennya menolak relokasi. Menurut dia, para pedagang sudah lebih dulu meninjau lokasi tersebut.

“Mereka tidak mau dipindahkan. Mereka sudah tinjau lokasinya juga kok. Enggak ada yang minta dibuatkan di sana, karena kondisinya tidak representatif,” ujarnya.

Fahmi menambahkan, hingga kini belum ada surat resmi dari Pemprov maupun Pemkot terkait tenggat waktu relokasi.

“Sampai saat ini belum ada pemberitahuan resmi dari Pemprov maupun Pemkot kepada pihak pedagang, terkait tenggat waktu yang diberikan tersebut,” jelasnya.

Sebagai informasi, relokasi pedagang Pasar Burung Barito berkaitan dengan pembangunan Taman ASEAN atau Taman Bendera Pusaka yang akan menggantikan pasar tersebut.

Proyek ini menjadi bagian dari rencana Pemprov DKI untuk memperluas ruang terbuka hijau (RTH).

Taman Bendera Pusaka nantinya akan menggabungkan tiga taman yang sudah ada sebelumnya, yaitu Taman Leuser, Taman Ayodhya, dan Taman Langsat. Proyek ini ditargetkan rampung pada Desember 2025.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Megapolitan
Takut Jebol Lagi, Warga Minta Perbaikan Tanggul di Pondok Kacang Prima Dipercepat
Takut Jebol Lagi, Warga Minta Perbaikan Tanggul di Pondok Kacang Prima Dipercepat
Megapolitan
Warga Duga Tanggul di Pondok Kacang Prima Jebol karena Kelalaian
Warga Duga Tanggul di Pondok Kacang Prima Jebol karena Kelalaian
Megapolitan
Turap Baru Lebih Tinggi dari Tanggul Baswedan Akan Dibangun di Jati Padang
Turap Baru Lebih Tinggi dari Tanggul Baswedan Akan Dibangun di Jati Padang
Megapolitan
Akses Jalan Pajajaran Bogor Sempat Ditutup akibat Pohon Tumbang
Akses Jalan Pajajaran Bogor Sempat Ditutup akibat Pohon Tumbang
Megapolitan
Pemkot Depok Siapkan TPU Baru di Parigi, Kapasitasnya 3.000 Makam
Pemkot Depok Siapkan TPU Baru di Parigi, Kapasitasnya 3.000 Makam
Megapolitan
Doa dan Harapan Ahmad Sahroni Usai Rumah Diserbu Massa
Doa dan Harapan Ahmad Sahroni Usai Rumah Diserbu Massa
Megapolitan
Pohon Tumbang Timpa Angkot di Bogor, Sopir dan Penumpang Selamat
Pohon Tumbang Timpa Angkot di Bogor, Sopir dan Penumpang Selamat
Megapolitan
SPPG Angkat Bicara soal Dugaan Keracunan Siswa SDN 01 Meruya Selatan
SPPG Angkat Bicara soal Dugaan Keracunan Siswa SDN 01 Meruya Selatan
Megapolitan
MBG di SDN 01 Meruya Selatan Disetop Usai 20 Siswa Diduga Keracunan
MBG di SDN 01 Meruya Selatan Disetop Usai 20 Siswa Diduga Keracunan
Megapolitan
Warga: Tanggul di Pondok Kacang Prima yang Jebol Hanya Ditutupi Tanah Galian
Warga: Tanggul di Pondok Kacang Prima yang Jebol Hanya Ditutupi Tanah Galian
Megapolitan
Daftar Wilayah Jakarta yang Berpotensi Terdampak Banjir Rob hingga 11 November
Daftar Wilayah Jakarta yang Berpotensi Terdampak Banjir Rob hingga 11 November
Megapolitan
Kali Mampang yang Hanyutkan Remaja di Kuningan Barat Kerap Jadi Tempat Anak-anak Berenang
Kali Mampang yang Hanyutkan Remaja di Kuningan Barat Kerap Jadi Tempat Anak-anak Berenang
Megapolitan
Banjir Rob Diprediksi Terjadi di Pesisir Jakarta hingga 11 November
Banjir Rob Diprediksi Terjadi di Pesisir Jakarta hingga 11 November
Megapolitan
Ada Siswa Diduga Keracuna MBG, SPPG Meruya Selatan Ditutup Sementara
Ada Siswa Diduga Keracuna MBG, SPPG Meruya Selatan Ditutup Sementara
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kamu sedang mengakses Arsip Premium
Akses penuh arsip ini tersedia di aplikasi KOMPAS.com atau dengan Membership KOMPAS.com Plus.
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Unduh KOMPAS.com App untuk berita terkini, akurat, dan terpercaya setiap saat