Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemburu Thrifting di Pasar Senen: Tertibkan Impornya, Jangan Diganti Barang Lokal

Kompas.com - 27/10/2025, 15:34 WIB
Lidia Pratama Febrian,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Rencana pemerintah memperketat larangan impor pakaian bekas atau balpres menimbulkan kekhawatiran di kalangan pembeli setia Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Para pemburu thrifting menilai, pemerintah seharusnya cukup menertibkan impor bermasalah tanpa perlu mengubah wajah Pasar Senen menjadi pasar produk lokal.

“Kalau mau ditertibkan impornya, silakan. Tapi jangan dirombak semua jadi barang lokal. Kami sebagai pembeli sudah terbiasa thrifting bertahun-tahun,” ujar Agata (28), pengunjung asal Tangerang, saat ditemui Kompas.com di Pasar Senen, Senin (27/10/2025).

Baca juga: Thrifting Pasar Senen Diganti Barang Lokal, Warga: Takutnya Sepi Kayak Tanah Abang

Menurut Agata, daya tarik utama Pasar Senen justru terletak pada keberagaman pakaian impor bekas yang unik, berkualitas, dan terjangkau.

“Saya datang ke sini karena barangnya beda. Kadang cuma satu potong, modelnya enggak pasaran. Kalau barang lokal kan sering kembar semua,” katanya.

Ia menambahkan, aktivitas thrifting tidak hanya diminati pembeli, tetapi juga telah menciptakan ekosistem ekonomi rakyat yang hidup sejak lama.

“Ekonomi bisa tetap jalan tanpa harus diganti jadi barang lokal. Di sini ada banyak orang kecil yang hidup dari thrifting,” ucapnya.

Agata menilai, kebijakan pemerintah seharusnya berfokus pada pengawasan impor agar lebih teratur, bukan menghapus seluruh aktivitas yang sudah berjalan puluhan tahun.

“Kalau sudah sesuai dan bagus, cukup diawasi impornya. Enggak perlu dihapus atau diubah semua,” tambahnya.

Meski begitu, Agata menegaskan dirinya tidak menolak produk lokal. Ia siap membeli jika kualitasnya sebanding dengan barang impor.

Baca juga: Harga dan Kualitas, Alasan Pemburu Thrifting di Pasar Senen Lebih Suka Barang Impor

“Kalau barang lokal sebagus barang luar, walau mahal sedikit, pasti saya beli,” ujarnya.

Namun, ia mengakui kualitas dan variasi produk lokal saat ini masih sulit menandingi barang impor, bahkan yang bekas sekalipun.

“Sejauh ini susah nyari yang sama. Kalau di Tanah Abang kan kebanyakan grosir, bahannya kadang panas, tebal, atau modelnya kembar semua,” kata Rani, pengunjung lain.

“Kalau thrifting kan limited, cuma satu, dan enggak takut kembaran sama orang lain,” lanjutnya.

Pendapat serupa disampaikan Mesya (29), teman Agata yang juga rutin berbelanja barang thrifting.

Halaman:


Terkini Lainnya
Warga Cipinang Kaget Bunga Bangkai Tumbuh di Halaman Rumahnya
Warga Cipinang Kaget Bunga Bangkai Tumbuh di Halaman Rumahnya
Megapolitan
Kisah Rangga, Tunanetra yang Mencoba Mengejar Mimpi Lewat Musik
Kisah Rangga, Tunanetra yang Mencoba Mengejar Mimpi Lewat Musik
Megapolitan
Perbaikan Tanggul Jebol di Pondok Kacang Prima Dinilai Lamban
Perbaikan Tanggul Jebol di Pondok Kacang Prima Dinilai Lamban
Megapolitan
Positif Ganja dan Ekstasi, Mengapa Onad Disebut Korban Penyalahgunaan Narkoba?
Positif Ganja dan Ekstasi, Mengapa Onad Disebut Korban Penyalahgunaan Narkoba?
Megapolitan
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Megapolitan
Takut Jebol Lagi, Warga Minta Perbaikan Tanggul di Pondok Kacang Prima Dipercepat
Takut Jebol Lagi, Warga Minta Perbaikan Tanggul di Pondok Kacang Prima Dipercepat
Megapolitan
Warga Duga Tanggul di Pondok Kacang Prima Jebol karena Kelalaian
Warga Duga Tanggul di Pondok Kacang Prima Jebol karena Kelalaian
Megapolitan
Turap Baru Lebih Tinggi dari Tanggul Baswedan Akan Dibangun di Jati Padang
Turap Baru Lebih Tinggi dari Tanggul Baswedan Akan Dibangun di Jati Padang
Megapolitan
Akses Jalan Pajajaran Bogor Sempat Ditutup akibat Pohon Tumbang
Akses Jalan Pajajaran Bogor Sempat Ditutup akibat Pohon Tumbang
Megapolitan
Pemkot Depok Siapkan TPU Baru di Parigi, Kapasitasnya 3.000 Makam
Pemkot Depok Siapkan TPU Baru di Parigi, Kapasitasnya 3.000 Makam
Megapolitan
Doa dan Harapan Ahmad Sahroni Usai Rumah Diserbu Massa
Doa dan Harapan Ahmad Sahroni Usai Rumah Diserbu Massa
Megapolitan
Pohon Tumbang Timpa Angkot di Bogor, Sopir dan Penumpang Selamat
Pohon Tumbang Timpa Angkot di Bogor, Sopir dan Penumpang Selamat
Megapolitan
SPPG Angkat Bicara soal Dugaan Keracunan Siswa SDN 01 Meruya Selatan
SPPG Angkat Bicara soal Dugaan Keracunan Siswa SDN 01 Meruya Selatan
Megapolitan
MBG di SDN 01 Meruya Selatan Disetop Usai 20 Siswa Diduga Keracunan
MBG di SDN 01 Meruya Selatan Disetop Usai 20 Siswa Diduga Keracunan
Megapolitan
Warga: Tanggul di Pondok Kacang Prima yang Jebol Hanya Ditutupi Tanah Galian
Warga: Tanggul di Pondok Kacang Prima yang Jebol Hanya Ditutupi Tanah Galian
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kamu sedang mengakses Arsip Premium
Akses penuh arsip ini tersedia di aplikasi KOMPAS.com atau dengan Membership KOMPAS.com Plus.
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Unduh KOMPAS.com App untuk berita terkini, akurat, dan terpercaya setiap saat