Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Rendam 20 RT di Jakarta Selasa Pagi Imbas Sungai Ciliwung Meluap

Kompas.com - 28/10/2025, 09:38 WIB
Mohamad Bintang Pamungkas

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 20 rukun tetangga (RT) di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur terendam banjir pada Selasa (28/10/2025) pagi.

Peristiwa ini terjadi akibat meluapnya Sungai Ciliwung setelah hujan deras mengguyur Jakarta dan daerah sekitarnya sejak Senin malam.

Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, menjelaskan bahwa peningkatan debit air mulai terpantau di Bendung Katulampa pada Senin (27/10) malam.

Baca juga: Tarif Transjakarta yang Akhirnya Naik Usai 20 Tahun Bertahan

“Hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menyebabkan kenaikan debit air di Bendung Katulampa sehingga berstatus Waspada atau Siaga 3 pada pukul 19.00 WIB,” kata Yohan di Jakarta, Selasa, dikutip dari Antara.

Tidak lama berselang, status Waspada juga tercatat di Pos Pantau Depok pada pukul 21.00 WIB.

“Penyebab banjir karena Sungai Ciliwung meluap setelah hujan yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya,” ujarnya.

Baca juga: BLT Rp 900.000 Cair Pekan Ini, Cek Nama Anda di Link Cek Bansos Kemensos

Wilayah Terdampak 

Banjir yang terjadi hingga pukul 06.00 WIB pagi tercatat merendam 20 RT di dua wilayah kota administrasi.

  • Jakarta Selatan: 2 RT di Kelurahan Pejaten Timur dengan ketinggian air 60 sentimeter.
  • Jakarta Timur: 18 RT yang tersebar di beberapa kelurahan, yakni:
    - Bidara Cina: 5 RT, ketinggian air 100–120 cm
    - Kampung Melayu: 4 RT, ketinggian air 100 cm
    - Balekambang: 1 RT, ketinggian air 40 cm
    - Cawang: 5 RT, ketinggian air 100 cm
    - Cililitan: 3 RT, ketinggian air 80–90 cm

Baca juga: Kapolsek Pasar Minggu soal Cekcok di PN Jaksel: Kami Jalankan SOP, Bukan Arogan

Upaya Pemantauan dan Penanganan

BPBD DKI Jakarta terus memantau perkembangan debit air di sejumlah pintu air utama dan pos pantau di sepanjang aliran Sungai Ciliwung.

Petugas lapangan juga dikerahkan untuk membantu warga terdampak dan memantau potensi banjir susulan apabila hujan masih terjadi di wilayah hulu.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimbau masyarakat yang tinggal di bantaran sungai untuk tetap waspada terhadap potensi luapan air, terutama pada malam hingga dini hari saat intensitas hujan meningkat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah memperingatkan bahwa sebagian besar wilayah DKI Jakarta memasuki puncak musim hujan pada akhir Oktober hingga November, dengan potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai angin kencang.

Peningkatan kewaspadaan terhadap banjir di kawasan rawan seperti Kampung Melayu dan Bidara Cina menjadi langkah penting agar dampak luapan Ciliwung dapat diminimalisasi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ini Respons Walkot Tangsel Usai Pemprov DKI Minta Daerah Penyangga Bangun Park and Ride
Ini Respons Walkot Tangsel Usai Pemprov DKI Minta Daerah Penyangga Bangun Park and Ride
Megapolitan
Cerita Pilu Warga Ragunan: Motor Warisan Ayahnya Dicuri Saat Sedang Sakit
Cerita Pilu Warga Ragunan: Motor Warisan Ayahnya Dicuri Saat Sedang Sakit
Megapolitan
Ini Tampang Driver Ojol yang Tinggalkan Penumpangnya Usai Kecelakaan
Ini Tampang Driver Ojol yang Tinggalkan Penumpangnya Usai Kecelakaan
Megapolitan
Atasi Penumpang KRL Berdesakan di Jam Sibuk, KAI Bakal Tambah Rangkaian Kereta
Atasi Penumpang KRL Berdesakan di Jam Sibuk, KAI Bakal Tambah Rangkaian Kereta
Megapolitan
Sempat Diprotes Sopir Angkot, JakLingko JAK41 Kembali Beroperasi
Sempat Diprotes Sopir Angkot, JakLingko JAK41 Kembali Beroperasi
Megapolitan
Anaknya Hanyut, Ibu Korban Minta Ada Poster Larangan Berenang di Kali Mampang
Anaknya Hanyut, Ibu Korban Minta Ada Poster Larangan Berenang di Kali Mampang
Megapolitan
Pemkot Depok Pertimbangkan Tawaran Kerja Sama Pemprov DKI soal TPU
Pemkot Depok Pertimbangkan Tawaran Kerja Sama Pemprov DKI soal TPU
Megapolitan
Penampakan Bilik yang Dipakai Warga Gang Kelinci BAB di Kali
Penampakan Bilik yang Dipakai Warga Gang Kelinci BAB di Kali
Megapolitan
Ibu Korban Sempat Terobos Banjir Cari Anaknya yang Hanyut di Kali Mampang
Ibu Korban Sempat Terobos Banjir Cari Anaknya yang Hanyut di Kali Mampang
Megapolitan
Inflasi Jakarta pada Oktober Capai 0,31 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Emas dan Cabai
Inflasi Jakarta pada Oktober Capai 0,31 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Emas dan Cabai
Megapolitan
Warga Cipinang Kaget Bunga Bangkai Tumbuh di Halaman Rumahnya
Warga Cipinang Kaget Bunga Bangkai Tumbuh di Halaman Rumahnya
Megapolitan
Kisah Rangga, Tunanetra yang Mencoba Mengejar Mimpi Lewat Musik
Kisah Rangga, Tunanetra yang Mencoba Mengejar Mimpi Lewat Musik
Megapolitan
Perbaikan Tanggul Jebol di Pondok Kacang Prima Dinilai Lamban
Perbaikan Tanggul Jebol di Pondok Kacang Prima Dinilai Lamban
Megapolitan
Positif Ganja dan Ekstasi, Mengapa Onad Disebut Korban Penyalahgunaan Narkoba?
Positif Ganja dan Ekstasi, Mengapa Onad Disebut Korban Penyalahgunaan Narkoba?
Megapolitan
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kamu sedang mengakses Arsip Premium
Akses penuh arsip ini tersedia di aplikasi KOMPAS.com atau dengan Membership KOMPAS.com Plus.
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Unduh KOMPAS.com App untuk berita terkini, akurat, dan terpercaya setiap saat