JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 20 rukun tetangga (RT) di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur terendam banjir pada Selasa (28/10/2025) pagi.
Peristiwa ini terjadi akibat meluapnya Sungai Ciliwung setelah hujan deras mengguyur Jakarta dan daerah sekitarnya sejak Senin malam.
Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, menjelaskan bahwa peningkatan debit air mulai terpantau di Bendung Katulampa pada Senin (27/10) malam.
Baca juga: Tarif Transjakarta yang Akhirnya Naik Usai 20 Tahun Bertahan
“Hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menyebabkan kenaikan debit air di Bendung Katulampa sehingga berstatus Waspada atau Siaga 3 pada pukul 19.00 WIB,” kata Yohan di Jakarta, Selasa, dikutip dari Antara.
Tidak lama berselang, status Waspada juga tercatat di Pos Pantau Depok pada pukul 21.00 WIB.
“Penyebab banjir karena Sungai Ciliwung meluap setelah hujan yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya,” ujarnya.
Baca juga: BLT Rp 900.000 Cair Pekan Ini, Cek Nama Anda di Link Cek Bansos Kemensos
Banjir yang terjadi hingga pukul 06.00 WIB pagi tercatat merendam 20 RT di dua wilayah kota administrasi.
Baca juga: Kapolsek Pasar Minggu soal Cekcok di PN Jaksel: Kami Jalankan SOP, Bukan Arogan
BPBD DKI Jakarta terus memantau perkembangan debit air di sejumlah pintu air utama dan pos pantau di sepanjang aliran Sungai Ciliwung.
Petugas lapangan juga dikerahkan untuk membantu warga terdampak dan memantau potensi banjir susulan apabila hujan masih terjadi di wilayah hulu.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimbau masyarakat yang tinggal di bantaran sungai untuk tetap waspada terhadap potensi luapan air, terutama pada malam hingga dini hari saat intensitas hujan meningkat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah memperingatkan bahwa sebagian besar wilayah DKI Jakarta memasuki puncak musim hujan pada akhir Oktober hingga November, dengan potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai angin kencang.
Peningkatan kewaspadaan terhadap banjir di kawasan rawan seperti Kampung Melayu dan Bidara Cina menjadi langkah penting agar dampak luapan Ciliwung dapat diminimalisasi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang