Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut dan Airlangga Bentuk Tim Kajian Khusus Penghambat Investasi

Kompas.com - 12/03/2025, 21:05 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sepakat membentuk tim kajian khusus tentang penghambat masuknya investasi di Indonesia.

“Seiring dengan dinamika ekonomi global yang terus berkembang, kami bersepakat untuk membentuk tim kajian khusus yang akan mengevaluasi berbagai regulasi yang berpotensi menghambat masuknya investasi ke Indonesia,” kata Luhut di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu (12/3/2025).

Luhut menambahkan, dia dan Airlangga menyadari bahwa ada beberapa regulasi yang dianggap menghambat investasi di Indonesia.

Baca juga: Dukung Industri Kendaraan Listrik, KEK Kendal Tarik Investasi Global

Ilustrasi investasi. Enam ide passive income atau penghasilan pasif yang bisa membantu untuk mencapai kebebasan finansialDok. Shutterstock.com Ilustrasi investasi. Enam ide passive income atau penghasilan pasif yang bisa membantu untuk mencapai kebebasan finansial

Oleh karena itu, mereka akan mengusulkan kepada Presiden untuk menghapus regulasi tersebut.

“Jadi, nanti ada tim yang bekerja mulai besok selama seminggu. Dengan begitu, ekonomi bisa lebih bagus,” ujar Luhut.

Dengan pembentukan tim khusus, diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif dan menarik bagi para investor domestik maupun internasional.

Keputusan itu merupakan hasil dari pertemuan antara DEN dan Kemenko Perekonomian.

Baca juga: Kewajiban Neto Posisi Investasi Internasional (PII) RI Turun Kuartal IV 2024, Apa Artinya?

Pertemuan tersebut bertujuan untuk membangun sinergi yang lebih erat antara kedua belah pihak untuk memastikan arah kebijakan ekonomi keduanya berjalan seiring, terkoordinasi dan terintegrasi dengan baik.

Dalam pertemuan itu, pihak Luhut dan Airlangga membahas berbagai isu strategis yang menjadi perhatian bersama, salah satunya target pertumbuhan ekonomi 8 persen.

“Ini bukan target yang mudah sekali lagi, tapi saya yakin dengan strategi yang tepat melalui revitalisasi industri padat karya, percepatan investasi dan penguatan infrastruktur digital publik, kita bisa mencapai misi besar Presiden,” katanya lagi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau