NEW YORK, KOMPAS.com - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) beserta sejumlah negara produsen minyak, atau yang dikenal dengan OPEC+, sepakat mempercepat kenaikan produksi minyak untuk dua bulan berturut-turut.
Dikutip dari CNBC, Minggu (4/5/2025), OPEC+ sepakat meningkatkan produksi minyak pada Juni 2025 sebesar 411.000 barrel per hari (bph), meskipun harga minyak dunia turun dan ekspektasi permintaan melemah.
Setelah pertemuan daring yang berlangsung lebih dari satu jam, OPEC+ mengumumkan peningkatan pasokan minyak, dengan mengatakan fundamental pasar minyak sehat dan persediaan rendah.
Baca juga: Dari Inflasi hingga OPEC+ Bisa Pengaruhi Pergerakan Pasar Saham Pekan Ini
Harga minyak dunia turun ke level terendah empat tahun pada April 2025 di bawah 60 dollar AS per barrel setelah OPEC+ mengumumkan peningkatan produksi yang lebih besar dari yang diharapkan untuk Mei 2025, dan karena tarif Presiden AS Donald Trump menimbulkan kekhawatiran akan pelemahan ekonomi global.
Sumber OPEC+ mengatakan Arab Saudi mendorong OPEC+ untuk mempercepat pencabutan pemangkasan produksi sebelumnya untuk menghukum sesama anggota, yakni Irak dan Kazakhstan karena tidak mematuhi kuota produksi minyak.
Kenaikan tersebut juga mengikuti seruan dari Trump kepada OPEC+ untuk meningkatkan produksi.
Trump akan mengunjungi Arab Saudi pada akhir bulan Mei 2025.
Baca juga: OPEC+ Lanjutkan Pemangkasan Produksi Minyak hingga 2025
Pada bulan Desember, delapan negara OPEC+ yang telah menerapkan pemangkasan produksi terbaru kelompok tersebut sebesar 2,2 juta bph setuju untuk secara bertahap menghapusnya dalam peningkatan bulanan sekitar 138.000 bph mulai April 2025.