Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Impor AS Dapat Tarif 0 Persen, Mi Instan, Tempe, hingga Skin Care Berpotensi Turun Harga?

Kompas.com - 18/07/2025, 14:32 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Tarif impor 0 persen untuk produk asal Amerika Serikat (AS) belum tentu membuat harga barang kebutuhan sehari-hari seperti mi instan, tempe, dan skincare ikut turun.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan, meski tarif dihapus, masih ada biaya lain yang mempengaruhi harga barang. Selain itu, pengusaha juga mempertimbangkan situasi pasar sebelum menurunkan harga.

"Karena ada biaya logistik dan beban lain yang harus dimasukkan. Ditambah apakah pengusaha jaga marjin atau justru naikkan marjin sehingga harga di konsumen tidak turun," kata Bhima kepada Kompas.com, Jumat (18/7/2025).

Baca juga: Bagaimana Nasib Investasi Apple Usai RI Dapat Diskon Tarif Trump? ini Kata BKPM

Gandum dan kedelai dari AS memang bisa lebih murah. Namun, menurut Bhima, harga produk jadi seperti tempe dan mi instan tidak otomatis ikut turun. Harga di pasaran tetap bergantung pada keputusan pelaku usaha.

Bhima juga menyoroti risiko lain dari kebijakan ini. Ia mengatakan Indonesia bisa kebanjiran produk-produk AS, terutama 10 komoditas utama yang rutin diimpor.

"Contoh jagung, ini akan menghantam jagung dari petani lokal. Karena harga jagung lokal tidak akan mungkin bersaing dengan harga jagung dengan tarif 0 persen," ujarnya.

Kesepuluh produk yang dimaksud antara lain suku cadang pesawat, bahan bakar minyak (BBM), gas alam cair (LNG), gas petroleum cair (LPG), kedelai, gandum, jagung, mesin, plastik, dan produk farmasi.

Bhima menilai kebijakan ini bisa membuat petani lokal, terutama di sektor jagung dan kedelai, tertekan. Impor kedelai saat ini sudah menguasai 80 persen pasar nasional. Jika tarif impor dihapus, dominasi kedelai impor akan semakin besar.

"Konsumen senang, tapi petani kedelai tentunya juga akan menjerit dengan tarif 0 persen dari barang Amerika," ucap Bhima.

Baca juga: Banjir Impor Baja dari Vietnam dan China, Keadilan Regulasi Dibutuhkan

Ia juga mengingatkan dampak jangka panjangnya. Ketergantungan pada impor bisa makin dalam dan menghambat target swasembada pangan nasional.

"Jagung, kedelai, gandum. Gandum, konsumen roti, pengusaha roti happy. Tapi kan kita makin ketergantungan pada gandum impor karena harganya semakin murah," lanjutnya.

Kebijakan ini, kata Bhima, hanya berlaku untuk produk yang benar-benar dibuat di AS. Produk bermerek AS tapi dibuat di negara lain, seperti iPhone buatan China, tidak masuk dalam skema tarif 0 persen.

"Dampak dari 0 persen tarif produk Amerika itu bukan iPhone-nya murah karena iPhone ini made in-nya made in China. Berbagai perusahaan-perusahaan Amerika juga yang masuk ke Indonesia, produknya itu sebagian besar adalah produk made in China," kata Bhima.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau