Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Melemah

Kompas.com - 24/07/2025, 09:19 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com – Harga emas dunia melemah pada akhir perdagangan Rabu (23/7/2025) waktu setempat atau Kamis (24/7/2025) pagi WIB, seiring laporan bahwa Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) hampir mencapai kesepakatan tarif sebesar 15 persen.

Perkembangan ini meredakan gejolak dan mengurangi minat investor terhadap aset safe haven atau lindung nilai seperti emas.

Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot turun 1,1 persen ke level 3.394,64 dollar AS per ons, meninggalkan level tertinggi dalam lima minggu yang dicapai pada perdagangan hari sebelumnya.

Sementara itu, harga emas berjangka AS terpantau turun 1,3 persen ke level 3.397,60 dollar AS per ons.

Baca juga: Harga Emas di Pegadaian 23 Juli 2025: Galeri24, UBS, Antam Kompak Naik hingga Rp 19.000

"Kita melihat adanya kesepakatan dagang dengan Jepang dan pembahasan serupa dengan Uni Eropa. Pada akhirnya, ini berarti tidak ada tarif balasan besar dari Uni Eropa, yang mendukung selera risiko investor. Pasar saham pun bergerak cukup positif,” ujar Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas TD Securities.

Uni Eropa dan AS tengah menuju kesepakatan dagang yang akan memberlakukan tarif sebesar 15 persen terhadap produk Uni Eropa yang diimpor ke AS, kata dua diplomat Uni Eropa pada hari Rabu.

Pada hari yang sama, Presiden AS Donald Trump juga mencapai kesepakatan dengan Jepang untuk menurunkan tarif impor mobil, memberikan sinyal positif bagi negosiasi dagang AS di berbagai bidang.

Emas biasanya menguat di tengah ketidakpastian karena logam mulia ini dikenal sebagai aset lindung nilai atau safe haven.

Adapun dari sisi suku bunga, pasar saat ini tidak memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) pada pertemuan Juli 2025, meski sejumlah ekonom memperingatkan independensi The Fed semakin terancam akibat meningkatnya tekanan politik dari pemerintahan Trump.

Pergerakan harga emas memang turut dipengaruhi kebijakan suku bunga The Fed.

Ketika suku bunga naik atau di level tinggi, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.

Sebaliknya, ketika suku bunga menurun atau di level rendah, maka imbal hasil pada instrumen investasi lainnya ikut menurun, sehingga emas akan menjadi lebih menarik bagi investor.

Baca juga: Harga Emas Dunia Cetak Rekor Tertinggi dalam 5 Minggu, Didukung Gejolak Kesepakatan Dagang

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau