KOMPAS.com – Bayangkan dua sahabat, sama-sama berusia 24 tahun dan baru mulai bekerja. Salah satunya langsung rutin menginvestasikan 200 dollar AS (sekitar Rp 3,25 juta) per bulan. Sementara yang lain menunda selama 10 tahun, dengan alasan akan mulai berinvestasi ketika penghasilan lebih besar.
Hasilnya? Saat pensiun, si pemula lebih awal berhasil mengumpulkan sekitar 1,7 juta dollar AS (Rp 27,7 miliar), sedangkan yang terlambat hanya memiliki 560.900 dollar AS (Rp 9,14 miliar). Selisihnya lebih dari Rp 18 miliar hanya karena perbedaan waktu mulai berinvestasi.
Sebuah studi tentang jutawan di Amerika Serikat—melibatkan lebih dari 10.000 responden— menyebutkan sebagian besar pensiunan kaya bukanlah pemenang lotre atau pewaris harta. Mereka adalah orang biasa yang membuat keputusan finansial cerdas sejak muda.
Baca juga: Sosok Orang Kaya Lama Pemilik Mall Grand Indonesia
Dilansir dari New Trader U, Sabtu (9/8/2025), berikut tujuh kebiasaan sederhana yang biasanya mulai dilakukan sejak usia 20-an, dan terbukti membedakan antara pensiun sejahtera dan pensiun serba kekurangan.
Para calon jutawan biasanya memaksa diri sendiri untuk menabung, dengan mengatur transfer otomatis dari gaji ke rekening investasi, sebelum uang itu sempat dipakai untuk kebutuhan lain.
Hampir setengah dari jutawan mandiri menabung minimal 20 persen pendapatan sejak gaji pertama, dan melakukannya secara otomatis.
Prinsipnya sederhana: jika uang tidak pernah terlihat di rekening, peluang untuk menghabiskannya pun hilang.
Langkah awal bisa dimulai dari jumlah kecil—bahkan Rp 400.000 per bulan—kemudian dinaikkan seiring kenaikan pendapatan. Kuncinya adalah memulai sebelum gaya hidup ikut naik.
Baca juga: 7 Kebiasaan Belanja Kelas Menengah yang Bisa Menghambat Jadi Kaya
Hanya sepertiga jutawan yang pernah berpenghasilan enam digit (dalam dollar AS) per tahun. Artinya, mayoritas membangun kekayaan bukan dari gaji besar, melainkan dari kebiasaan berinvestasi secara rutin dalam jangka panjang.
Tiga dari empat jutawan mengatakan kekayaan mereka berasal dari investasi rutin bertahun-tahun, bukan dari saham panas, kripto, atau bisnis teknologi besar.
Instrumen yang dipilih biasanya reksa dana atau indeks di rekening pensiun (401(k) di AS), dan mereka menambahkannya setiap bulan tanpa tergoda spekulasi jangka pendek.
Sebanyak 94 persen jutawan membelanjakan lebih sedikit dari penghasilannya, dan sebagian besar tidak pernah menanggung utang kartu kredit.
Mereka cenderung memilih tinggal di lingkungan kelas menengah, mengendarai mobil bekas yang andal, dan lebih sering memasak di rumah.
Bukan berarti pelit, tapi mereka menunda gaya hidup mewah demi memberi waktu bunga berbunga (compound interest) bekerja.
Baca juga: Bukan Dubai atau Hong Kong, Ini Kota dengan Orang Kaya Terbanyak di Dunia 2025
Bunga berbunga membuat pertumbuhan investasi seperti bola salju yang semakin lama semakin besar. Misalnya, investasi 500 dollar AS per bulan mulai usia 24 tahun dapat berkembang menjadi 1,5 juta dollar AS saat pensiun.