JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Said Aqil Siradj tetap tercatat sebagai Komisaris Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero meskipun ada beberapa perubahan di jajaran direksi dan komisaris yang dilakukan oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
Adapun Menteri BUMN Erick Thohir merombak jajaran direksi KAI lewat Surat Keputusan (SK) Nomor: SK-224/MBU/08/2025 dan SK.03/DI-DAM/DO/2025.
Nama Said Aqil Siradj bukan sosok yang asing didengar, terutama di kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Pasalnya, dia merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) selama dua periode, yakni 2010-2015 dan 2015-2020.
Baca juga: Menhub: Perombakan Direksi KAI Murni Keputusan Pemegang Saham
Kang Said, sapaan akrab Said Aqil Siradj, dilahirkan di Desa Kempek, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, pada 3 Juli 1953.
Dirinya merupakan anak kedua dari lima bersaudara, pasangan KH Aqil Siradj dan Hj Afifah binti KH Soleh Harun, pendiri Pondok Pesantren Kempek.
Said memiliki seorang ayah yang merupakan kiai di Cirebon. Ayahnya juga merupakan ulama di kota udang tersebut.
Atas hal itu, Said menjadi sosok yang tidak asing didengar di kalangan NU. Said beristrikan Nur Hayati Abdul Qodir.
Dari pernikahannya, Said dan Nur Hayati dikaruniai empat buah hati.
Keempat anaknya dinamai Muhammad Said Aqil, Nisrin Said Aqil, Rihab Said Aqil, dan Aqil Said Aqil.
Said Aqil pernah menjadi Ketua Umum (Tanfidziyah) Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama periode 2010-2020.
Sebelum terpilih sebagai Ketua Umum PBNU, Said Aqil pernah menduduki sejumlah posisi di PBNU.
Pada era Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid, Said Aqil sempat menjabat sebagai wakil katib 'aam.
Kemudian, setelah Gus Dur terpilih sebagai presiden pada tahun 1999, Said menjadi anggota MPR Fraksi Utusan Golongan dari NU hingga 2004, menggantikan posisi Gus Dur.
Penunjukan Said sebagai Komisaris Utama PT KAI pertama kali dilakukan pada awal Maret 2021.