Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp 7.002 Triliun pada Kuartal II 2025

Kompas.com - 15/08/2025, 11:23 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal II-2025 tumbuh melambat.

Posisi ULN Indonesia pada triwulan II 2025 tercatat sebesar 433,3 miliar dollar AS.

Angka tersebut setara Rp 7.002,55 triliun pada kurs Rp 16.160 per dollar AS. Angka tersebut naik 6,1 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Pertumbuhan ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal I-2025 sebesar 6,4 persen (yoy).

Baca juga: Utang Luar Negeri RI Tembus Rp 7.188 Triliun, BI: Swasta Masih Kontraksi

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, perkembangan tersebut dipengaruhi oleh ULN swasta yang melanjutkan kontraksi pertumbuhan dari triwulan sebelumnya.

"ULN pemerintah tetap terjaga," ujar dia dalam keterangan resmi, Jumat (15/8/2025).

Posisi ULN pemerintah pada kuartal II-2025 sebesar 210,1 miliar dollar AS, atau tumbuh sebesar 10,0 persen secara tahunan (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal I-2025 sebesar 7,6 persen secara tahunan (yoy).

Denny menuturkan, perkembangan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik, seiring tetap terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi.

Pemerintah terus berkomitmen untuk mengelola ULN secara cermat, terukur, dan akuntabel untuk mencapai pembiayaan yang efisien dan optimal.

Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan ULN diarahkan untuk memperkuat fondasi perekonomian nasional dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN.

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 22,3 persen dari total ULN pemerintah, Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 19,0 persen, Jasa Pendidikan sebesar 16,4 persen, Konstruksi sebesar 11,9 persen, serta Transportasi dan Pergudangan sebesar 8,6 persen.

"Posisi ULN pemerintah tersebut tetap terjaga karena didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah," imbuh dia.

Adapun, Denny menerangkan, ULN swasta melanjutkan kontraksi pertumbuhan.

Pada triwulan II-2025, posisi ULN swasta tercatat sebesar 194,9 miliar dollar AS, atau mengalami kontraksi sebesar 0,7 persen secara tahunan (yoy), lebih rendah dibandingkan kontraksi 1,0 persen secara tahunan (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Perkembangan tersebut bersumber dari ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (non-financial corporations) yang terkontraksi 1,4 persen secara tahunan (yoy) di tengah ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang tumbuh 2,3 persen secara tahunan (yoy).

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau