Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah dan Perjalanan Bisnis Gudang Garam, Raja Kretek Asal Kediri

Kompas.com - 08/09/2025, 15:07 WIB
Mela Arnani

Penulis

KOMPAS.com – Dari sebuah usaha kecil rumahan hingga menjadi salah satu emiten besar di Bursa Efek Indonesia (BEI), perjalanan bisnis PT Gudang Garam Tbk (GGRM) bisa dibilang luar biasa.

Perusahaan rokok asal Kediri, Jawa Timur, ini dikenal sebagai “raja” kretek yang melegenda di Indonesia.

Namun, di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan dan tekanan beban pajak, kabar kurang sedap menghampiri Gudang Garam. 

Isu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal ramai beredar di media sosial. Meski demikian, hingga kini manajemen Gudang Garam belum memberikan konfirmasi resmi terkait kabar tersebut.

Baca juga: Lowongan Kerja BPJS Ketenagakerjaan September 2025: Cek Posisi, Jadwal, dan Cara Daftarnya

Kinerja keuangan tertekan

Industri rokok dalam beberapa tahun terakhir memang menghadapi tekanan berat. Kenaikan cukai dan maraknya peredaran rokok ilegal membuat penjualan menurun. Kondisi ini juga dirasakan Gudang Garam.

Laporan keuangan menunjukkan tren penurunan laba yang cukup tajam:

  • 2023: Laba Rp 5,32 triliun
  • 2024: Laba anjlok menjadi Rp 980,8 miliar (turun 81,57 persen)
  • Semester I 2025: hanya membukukan laba Rp 117 miliar.

Meski tidak mencatat rugi, penurunan drastis ini menjadi sinyal bahwa bisnis rokok semakin berat untuk dijalani.

Baca juga: Rekrutmen PCPM BI 2025 Dibuka: Cek Syarat, Jurusan, dan Cara Daftarnya

Ilustrasi Gudang Garam. Sejarah Gudang Garam. Perjalanan bisnis Gudang Garam.KOMPAS.com/M Agus Fauzul Hakim Ilustrasi Gudang Garam. Sejarah Gudang Garam. Perjalanan bisnis Gudang Garam.

Awal mula sejarah Gudang Garam

Gudang Garam lahir dari tangan dingin Surya Wonowidjojo (Tjoa Ing-Hwie) pada 1956. 

Awalnya, ia merintis usaha rumahan dengan merek Inghwie yang laku keras di pasaran. Dua tahun kemudian, pada 1958, Gudang Garam resmi berdiri dengan tiga produk utama:

  • Sigaret Kretek Klobot (SKL)
  • Sigaret Kretek Tangan (SKT)
  • Sigaret Kretek Mesin (SKM).

Nama Gudang Garam sendiri memiliki cerita unik. Konon, Surya mendapat mimpi melihat lima gudang di dekat rel kereta api Kediri. Dari situlah lahir nama dan logo legendaris yang masih melekat hingga kini.

Pada 1971, Gudang Garam resmi menjadi perseroan terbatas (PT Gudang Garam Tbk), lalu pada 27 Agustus 1990 perusahaan melakukan IPO dan mencatatkan sahamnya di bursa.

Baca juga: Cara Menabung Emas di Pegadaian untuk Pemula, Keuntungan, dan Syaratnya

Estafet bisnis keluarga

Sejak wafatnya Surya Wonowidjojo pada 1985, kepemimpinan perusahaan berpindah ke anaknya, Rachman Halim, yang membawa Gudang Garam berjaya pada era 1980–2000-an.

Kini, tongkat estafet dipegang Susilo Wonowidjojo sebagai Presiden Direktur. Bisnis ini pun tetap dikelola erat oleh keluarga Wonowidjojo. Beberapa nama penting di jajaran manajemen antara lain:

  • Juni Setiawati Wonowidjojo, komisaris utama sekaligus salah satu wanita terkaya di Indonesia
  • Indra Gunawan Wonowidjojo, putra Susilo, yang menjabat Wakil Presiden Direktur sejak 2022.

Baca juga: 5 Tips Investasi untuk Gaji Pas-pasan agar Tetap Bisa Cuan

Diversifikasi bisnis Gudang Garam

Meski core business tetap di rokok, Gudang Garam gencar melakukan diversifikasi. Beberapa sektor yang digarap antara lain:

  • Jalan tol lewat PT Surya Kerta Agung
  • Bandara Dhoho Kediri melalui PT Surya Dhoho Investama (SDHI)
  • Transportasi udara lewat PT Surya Air
  • Kertas & tembakau melalui PT Surya Pamenan dan PT Surya Inti Tembakau
  • Distribusi rokok lewat PT Surya Madistrindo yang memiliki 16 anak perusahaan.

Bandara Dhoho Kediri memang sudah beroperasi, meski aktivitas penerbangannya masih terbatas. Namun langkah ini menunjukkan keseriusan Gudang Garam dalam memperluas portofolio bisnis di luar rokok.

Baca juga: Rahasia Financial Freedom ala Kemenkeu

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Ekbis
Bumi Aki Raih Penghargaan di SIAL Shenzhen 2025
Bumi Aki Raih Penghargaan di SIAL Shenzhen 2025
Ekbis
Digitalisasi Data Kependudukan Perkuat Ekonomi dan Inklusi Keuangan
Digitalisasi Data Kependudukan Perkuat Ekonomi dan Inklusi Keuangan
Ekbis
Gantikan Sri Mulyani Jadi Menkeu, Purbaya: Pesan Presiden adalah Balik Arah Ekonomi!
Gantikan Sri Mulyani Jadi Menkeu, Purbaya: Pesan Presiden adalah Balik Arah Ekonomi!
Ekbis
Proyek LRT Tahap I Tinggalkan Utang Rp 2,2 Triliun, Adhi Karya Tungggu Pembayaran
Proyek LRT Tahap I Tinggalkan Utang Rp 2,2 Triliun, Adhi Karya Tungggu Pembayaran
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau