Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ventilator dan Mesin Anestesi Buatan Indonesia Bidik Pasar Ekspor

Kompas.com - 08/09/2025, 15:08 WIB
Suparjo Ramalan ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Indonesia mulai menatap pasar global untuk produk alat kesehatan (alkes) buatan dalam negeri, terutama ventilator dan mesin anestesi.

Untuk pertama kalinya, ventilator dan mesin anestesi buatan dalam negeri resmi diproduksi PT Graha Teknomedika (GTM) bekerja sama dengan perusahaan multinasional asal China, Mindray Medical International Limited.

Direktur Marketing dan Keuangan GTM, Febie Yuriza Poetri, mengatakan pihaknya siap mengekspor produknya setelah kebutuhan dalam negeri terpenuhi.

“Ke depannya, mudah-mudahan kerja sama ini akan berjalan dengan baik dan lancar, kita bisa mendapatkan pangsa pasar yang baik, dan tercapai ketahanan kesehatan nasional. Kita juga akan lihat kemungkinan untuk ekspor,” ujar Febie saat ditemui di gedung GTM, Depok, Jawa Barat, Senin (8/9/2025).

Baca juga: Ekspor China ke AS Anjlok 33 Persen, Pertumbuhan Perdagangan Melambat

Saat ini, GTM masih memperluas pasar dalam negeri dengan menyasar sejumlah rumah sakit milik pemerintah dan swasta.

Setelah kebutuhan dalam negeri terpenuhi, peluang ekspor ventilator dan mesin anestesi akan mulai dikejar. “Target kita semuanya. Karena target pasar kita memang nasional, baik itu rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta,” paparnya.

GTM menargetkan kapasitas ventilator dan mesin anestesi yang bisa diproduksi mencapai 500-1.000 unit per tahun.

Hingga pertengahan 2025, sekitar 300 unit ventilator sudah berhasil diproduksi, sementara mesin anestesi baru memasuki tahap awal peluncuran.

Febie menyebut, angka ini menunjukkan kesiapan Indonesia tidak hanya untuk memenuhi pasar domestik, tetapi juga untuk merambah ke luar negeri.

“Kapasitasnya sendiri, jadi kita sudah evaluasi kapasitasnya itu target kita adalah 500-1.000 unit. Jadi 500-1.000 unit dengan harapan kita tiap tahun juga akan bisa terus ekspansi, mengikuti dengan kebutuhan dan demand,” beber Febie.

“Dan untuk tahun ini sendiri, kita untuk ventilator ya, karena anestesi baru sekali launching ya, makanya kalau ventilator sudah ada TKDN, kalau anestesi kan sudah progres TKDN-nya, tapi untuk ventilator bahkan sekarang kita sudah produksi hampir 300 unit. Jadi sudah on track ya, karena ini baru pertengahan tahun ya,” lanjutnya.

Dari sisi investasi, perusahaan telah menggelontorkan sekitar Rp 10 miliar untuk memperluas fasilitas produksi elektromedik, peralatan uji, dan peningkatan sumber daya manusia (SDM).

Fasilitas baru dengan luas 300 meter persegi disiapkan khusus agar standar internasional bisa dipenuhi.

Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong penguatan industri alat kesehatan dalam negeri.

Selain menekan impor yang masih mencapai sekitar 70 persen, Indonesia juga berpotensi menjadi pemain baru di pasar alat kesehatan global.

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau