Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Sempat Tembus 8.000, Simak Proyeksi Analis Pekan Ini

Kompas.com - 18/08/2025, 16:15 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) intraday tertinggi berhasil menyentuh level 8.017,068 sebelum ditutup di level 7.898,375 pada perdagangan Jumat (15/8/2025).

Rekor penutupan IHSG tertinggi sebelumnya dicapai pada Kamis (14/8/2025) pada level 7.931,251.

Kapitalisasi pasar saham juga mencapai rekor sebesar Rp 14,315 triliun pada hari yang sama.

Menanggapi hal tersebut, Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, mengatakan, dengan penutupan di level 7.789,38 atau turun 0,41 persen setara 32,87 poin pada pekan lalu, IHSG menciptakan candle semacam dark cloud, dibayangi RSI negative divergence di area ketinggian atau resistance kritikal.

Baca juga: Prospek IHSG Setelah Sentuh All Time High: Potensi Naik, Risiko Koreksi Tetap Ada

Dalam jangka menengah, hal ini menunjukkan uptrend yang solid dalam pola parallel channel.

"Terhentinya IHSG di level psikologis 8.000 kelang long weekend hari kemerdekaan 17 Agustus adalah suatu gesture yang ikonik," kata dia dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (18/8/2025).

Liza menjelaskan, Kiwoom Research tidak khawatir terkait prediksi rontoknya market setelah akhir pekan yang panjang ini, kecuali terdapat sesuatu yang signifikan dari Presiden AS Donald Trump.

"Kami melihat capital inflow mulai konsisten, dengan prestasi foreign net buy sepekan terakhir menghijau di angka sekitar Rp 5 triliun," terang dia.

Menurut dia, jumlah dana asing yang masuk dalam jumlah tersebut sudah berbulan-bulan tidak terlihat.

Seiring dengan itu, masuknya beberapa saham Indonesia ke indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) juga akan memperbesar kumpulan investasi (investment pool) Indonesia sebagai negara layak investasi.

Ia menjelaskan, dana akan kembali masuk ke Indonesia seiring adanya perusahaan berkapitalisasi besar di dalam indeks. "Membuktikan terdapat cukup ruang untuk likuiditas, sesuatu yang sangat mereka sukai," ungkap dia.

Menurut Liza, strategi asing masuk ke pasar juga dengan menyasar sektor perbankan terlebih dahulu.

Meskipun termasuk dalam saham blue chips yang belakangan ini sedikit tertinggal, saham perbankan tetap penting bagi portofolio skala besar karena merupakan tulang punggung IHSG (index movers).

Lebih lanjut, dana asing yang masuk ke Indonesia turut membuat nilai tukar rupiah menguat.

Hal ini masih didukung dengan indeks dollar AS yang lesu.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau