JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Iqbal Shoffan Shofwan mengakui, rentetan aksi demonstrasi di Jakarta berdampak pada distribusi bahan pokok.
Terkait hal itu, Kemendag dalam waktu dekat akan mempertemukan pemasok dengan pengusaha ritel modern untuk mengatasi kendala yang ada.
"Demonstrasi yang terakhir ini ya, pertama dari Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu. Tentu ada dampaknya sedikit terkait dengan pendistribusian. Tapi tidak begitu signifikan," ujar Iqbal kepada wartawan di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Jakarta, Senin (1/9/2025).
"Oleh karena itu, kayaknya besok atau lusa ya. Besok atau lusa kami juga akan mengundang semua pemasok dan mempertemukannya dengan ritel modern," katanya.
Baca juga: Demo Picu Aksi Jual Asing, Ekonom Yakin Investor Segera Masuk Lagi ke RI
Menurut Iqbal, rencananya para pemasok beras akan dihadirkan dalam pertemuan itu.
Selain itu, Iqbal mengungkapkan ada permintaan dari pengusaha ritel agar ada dukungan keamanan untuk toko-toko ritel modern.
"Mereka bilang harus ada dukungan keamanan di ritel modern. Memaksimalkan aspek-aspek keamanan, terutamanya di pusat perbelanjaan, dan kita setuju. Enggak hanya di pusat perbelanjaan. Kan memang sudah tugasnya pemerintah untuk memastikan keamanan secara besar," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, aksi unjuk rasa yang terjadi di berbagai daerah berdampak signifikan terhadap sektor ritel.
Di Jakarta, tercatat tujuh mal atau pusat perbelanjaan tutup operasional untuk sementara.
Meskipun demikian, para pelaku usaha di hilir tetap berkomitmen untuk memastikan ketersediaan kebutuhan pokok bagi masyarakat.
Ketua Umum Afiliasi Global Ritel Indonesia (AGRA) Roy Nicholas Mandey angkat bicara mengenai kerugian yang dialami, serta langkah-langkah yang diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Roy mengakui, kerugian yang dialami sektor ritel sangat terasa. Penutupan gerai yang dipercepat sebagai respons terhadap situasi keamanan menyebabkan jam operasional berkurang drastis.
Ia mencontohkan, jika sebuah toko mengurangi jam operasionalnya hingga sepertiga dari normal, maka produktivitas dan penjualan juga akan berkurang sepertiga.
"Ini tentunya kita tidak inginkan berlanjut, karena benar-benar ini akan memberi dampak kepada kontributor konsumsi rumah tangga," ujar Roy, dikutip dari KompasTV, Senin.
Menghadapi situasi ini, AGRA mengajukan beberapa permohonan kepada pemerintah.