JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi I DPR Dave Akbarshah Fikarno Laksono menilai, eskalasi konflik justru akan semakin meningkat setelah Amerika Serikat turut menyerang Iran.
Keterlibatan AS dalam konflik antara Iran dengan Israel hanya akan semakin memperkeruh suasana di Timur Tengah.
"Tentunya kami amat sangat menyesali agresi militer yang kerap terus terjadi terhadap Iran dan berpotensi menimbulkan kekacauan lebih tinggi. Akan meningkatkan eskalasi konflik sehingga berpotensi mengarah ke hal-hal yang lebih mendekatkan akan perang dunia,” ujar Dave kepada Kompas.com, Senin (23/6/2025).
Baca juga: Trump Sebut Serangan AS ke 3 Faslitas Nuklir Iran sebagai Obliteration, Apa Itu?
Menurutnya, Indonesia dapat mendorong forum-forum internasional untuk mengajak seluruh pemimpin dunia mengutamakan perdamaian, bukan peperangan.
Apalagi Presiden Prabowo Subianto dalam beberapa waktu terakhir sudah melakukan kunjungan kenegaraan ke Singapura dan Rusia.
"Maka dari itu kita harus bisa mengambil peran menyuarakan perdamaian di berbagai macam forum. Terus berupaya untuk menarik para pemimpin-pemimpin dunia untuk bisa berunding untuk mencapai satu kesepakatan agar perdamaian itu bisa benar-benar terjadi," ujar Dave.
Baca juga: Dampak Serangan AS ke Iran terhadap Ekonomi Indonesia, Apa Saja?
Sementara itu, Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR Mardani Ali Sera menyayangkan serangan yang dilakukan AS kepada Iran.
Menurut Mardani, tindakan tersebut tidak hanya memperburuk konflik, tetapi juga akan merusak kepercayaan terhadap mekanisme diplomasi internasional.
"Lebih dari sekadar serangan fisik, insiden ini merupakan tamparan terhadap prinsip-prinsip multilateralisme dan penyelesaian damai melalui diplomasi. Terlebih, serangan dilancarkan bersamaan dengan pertemuan diplomatik antara delegasi Iran dan Uni Eropa di Swiss menandakan penolakan terang-terangan terhadap ruang dialog," ujar Mardani lewat keterangannya, Senin (23/6/2025).
Mardani melanjutkan, parlemen di seluruh dunia memiliki peran strategis dalam mencegah konflik antara Iran dengan Israel, dan mengutamakan perdamaian.
"Kekuatan militer tidak boleh menjadi alat utama dalam menyelesaikan sengketa internasional. Justru parlemen dan diplomasi parlementer harus menjadi garda terdepan dalam membangun kepercayaan antarnegara dan mendorong penyelesaian damai yang berkelanjutan," ujar Mardani.
Baca juga: Baru Saja Sebut Trump Pembawa Damai, Pakistan Kecam AS Usai Serang Iran
Diketahui, eskalasi antara Amerika Serikat, Iran, dengan Israel meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir setelah AS melancarkan serangan udara terhadap sejumlah target militer Iran.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa pasukan militer negaranya telah menghancurkan tiga fasilitas nuklir utama Iran, yakni Isfahan, Natanz, dan Fordow.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini