Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Minta Dokter TNI Ditempatkan di Rumah Sakit di Daerah Rawan Konflik

Kompas.com - 23/07/2025, 14:59 WIB
Singgih Wiryono,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menempatkan dokter dari TNI untuk bertugas di 14 rumah sakit yang akan dibangun di wilayah rawan konflik.

Menurut Menkes, hal itu bertujuan agar seluruh tenaga medis yang bertugas di rumah sakit di daerah rawan tersebut mempunyai kemampuan untuk bertahan jika terjadi serangan dari kelompok separatis tertentu.

"Kalau dari Kementerian Pertahanan tenaga medis, tenaga kesehatannya lebih ada faktor pertahanan dan kalau toh pun terjadi sesuatu, mereka bisa menjaga diri," kata Budi Gunadi Sadikin di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Selasa (22/7/2025), dikutip dari Antaranews.

Tak hanya pertimbangan pertahanan, Menkes meyakini bahwa dokter dari Kemenhan dan TNI memiliki kualitas yang baik untuk melayani masyarakat.

Baca juga: Menkes: 12-14 Rumah Sakit Bakal Dibangun di Daerah Rawan Tahun Depan

Untuk itu, Budi Gunadi mengungkapkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kemenhan dalam rangka kerja sama pembangunan 14 rumah sakit tersebut.

Nantinya, menurut Menkes, Kemenhan juga akan membantu seluruh proses pembangunan, mulai dari konstruksi, pengamanan wilayah rumah sakit hingga pengiriman tenaga medis.

Namun, Budi Gunadi memastikan bahwa tenaga medis yang bertugas di rumah sakit tersebut tidak hanya berasal dari kalangan TNI dan Kemenhan.

"Ada ekspektasi dari masyarakat, dari tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh politik di sana harus ada yang namanya Orang Asli Papua atau OAP yang terlibat. Jadi nanti akan dikombinasikan untuk bertugas di rumah sakit," ujar Budi Gunadi.

Baca juga: Rumah Sakit Asing di Indonesia: Investasi atau Ancaman Sistemik?

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, telah menyiapkan dokter-dokter berkualitas lulusan Fakultas Kedokteran Militer Universitas Pertahanan untuk bertugas di 14 rumah sakit tersebut.

"Kita punya fakultas kedokteran dan setiap tahun kita memiliki lulusan fakultas kedokteran yang nantinya dia menjadi dokter di PMI dan itu akan kita kontribusikan untuk mendukung rumah sakit di daerah," kata Sjafrie.

Menhan Sjafrie juga menyebut, Kemenhan akan mengerahkan Satgas Kesehatan yang telah bertugas di Papua untuk bertugas di rumah sakit tersebut.

Dibangun Tahun Depan

Sebelumnya, Menkes mengatakan, pemerintah bakal membangun sebanyak 12-14 rumah sakit di daerah rawan di seluruh Indonesia.

Menurut Budi Gunadi, pembangunan rumah sakit tersebut rencananya bakal dimulai pada 2026.

Baca juga: Lapor Prabowo, Menkes Bakal Kebut Bangun 66 RSUD Tipe C Jadi 2 Tahun

“Tahun depan akan ada sekitar 12 sampai 14 rumah sakit yang harus dibangun tetapi di daerah memang agak daerah hitam kalau istilahnya di Papua,” ujar Budi Gunadi.

Pembangunan rumah sakit tersebut merupakan bagian dari target pembangunan 66 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) tipe C.

Budi Gunadi menjelaskan, sudah ada 16 RSUD yang dalam tahap pembangunan. Jumlah itu merupakan bagian dari target 32 RSUD yang selesai tahun ini.

Sementara itu, pada 2026, ditargetkan 34 RSUD tipe C selesai dibangun.

"Dari 32 ini, 16 sudah groundbreaking. Jadi diharapkan bisa selesai tahun ini. Nah sisanya akan di groundbreaking segera," kata Budi Gunadi.

Baca juga: Menkes: 12-14 Rumah Sakit Bakal Dibangun di Daerah Rawan Tahun Depan

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau