JAKARTA, KOMPAS.com - Ramainya Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang tertipu lowongan kerja ke luar negeri disinyalir karena terlalu mudah percaya dengan iklan-iklan lowongan kerja di media sosial.
Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Perlindungan Pekerja Migran, Kemenko Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM), Leontinus Alpha Edison, mengungkapkan bahwa lowongan kerja itu banyak diposting di Facebook.
Dia juga mengatakan bahwa para PMI yang tertipu oleh lowongan kerja ilegal ke luar negeri itu biasanya berangkat tidak lewat jalur resmi, alias ilegal.
“Sebenarnya kalau dibilang besar itu besar. Makin saya diskusi dengan orang-orang, makin besar dan banyak ya. Oh ternyata udah ada begini,” kata Leontinus di Malang, Jawa Timur, Jumat (8/8/2025).
Baca juga: Kemenko PM: PMI Bermasalah Setelah Dirunut Gara-gara Skill
Ia mencontohkan, beberapa waktu lalu ia pernah bertemu dengan korban online scammer yang bekerja di Myanmar.
Saat berbicara, mereka mengaku tertipu iklan lowongan pekerjaan dari Facebook.
“Mereka bilang mereka tertipu itu gara-gara lihat iklan di Facebook. Jadi nggak cuma (lowongan kerja) online saja, tapi loker offline juga,” lanjut dia.
“Karena banyak sekali kondisi yang tidak sesuai dijanjikan seperti gaji tinggi,” ungkap dia.
Baca juga: Kemenko PM Sebut Banyak PMI Tertipu dari Iklan di Facebook
Keterampilan yang kurang memadai menjadi salah satu penyebab pekerja migran di Indonesia (PMI) kerap menghadapi masalah di luar negeri.
“Kasus-kasus PMI yang bermasalah itu memang setelah dicari-cari tahu, dirunut, itu memang salah satu masalahnya gara-gara skill itu,” kata dia.
“Tidak paham budaya negara-negara yang bekerja, tapi juga skill-nya juga masih beda (jauh) lah. Masih jauh,” tambah dia.
Dia menekankan pentingnya peningkatan keterampilan pekerja migran Indonesia, terutama di level menengah hingga tinggi.
“Nah skill ini penting. Jadi yang pertama pasti kita ingin mendorong lebih banyak pekerja migran Indonesia itu yang skill-nya itu medium dan yang tinggi. Mid to high,” ujarnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini