JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal meyakini aksi demonstrasi yang berujung kericuhan di sejumlah daerah telah ditunggangi penumpang gelap.
Menurut Said, kericuhan yang terjadi tidak murni berasal dari gerakan masyarakat saja.
"Ada terasa benar (ditunggangi)," kata Said di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (1/9/2025).
Baca juga: Prabowo soal Gedung DPRD Dibakar: Niatnya Bikin Rusuh
Presiden Partai Buruh ini mengaku juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengamankan aset negara.
"Itu kan yang dibakar-bakar itu aset negara, uang publik juga. Kalau memang masalahnya di pejabat, apakah di pemerintahan maupun DPR, itu yang dihukum, bukan menghancurkan. Selalu kan tim pembakar itu sekitar 100 orang, kan kira-kira itu yang harus kita deteksi," ucapnya.
Merespons dinamika aksi yang mengakibatkan penjarahan rumah anggota DPR RI, menurutnya, ini hanyalah dampak kemarahan rakyat.
Baca juga: Prabowo: Polisi Kadang-kadang Khilaf Saat Tegakkan Hukum
"Itu cuma ekses aja. Kalau rumah pribadi itu ekses, ya karena sikapnya mungkin melukai rakyat, dikalah upah buruh murah, dikalah banyak PHK, dikalah ojek bolak-balik ke DPR tentang penurunan diskon 10 persen, gak pernah ditanggepin oleh DPR, tiba-tiba mereka joget-joget," ujar Said.
"Mereka minta naik ada tunjangan perumahan 50 juta, dan mereka ketika dikasih tahu joget-joget lagi," imbuh dia,
Terpisah, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Andi Gani juga mengatakan ada pihak yang menunggangi demo yang berjalan pada Agustus 2025.
Baca juga: Partai Buruh Akan Adukan Sahroni hingga Eko Patrio ke MKD DPR: Tak Ada Istilah Nonaktif
Dia sangat menyayangkan aksi unjuk rasa justru berujung ricuh yang memakan korban dan disertai pengerusakan fasilitas umum.
"Keliatannya seperti itu karena sangat sporadis. Tadi malam hampir saja masuk kawasan industri di Bekasi, dan sekarang jutaan buruh bersiap siaga. Kami pastikan kami tidak akan tinggal diam kalau wilayah industri dan buruh diganggu oleh para perusuh," kata Andi.
Meski begitu, Andi menilai aksi demonstrasi yang berjalan damai tidak boleh dilarang.
"Demonstrasi damai adalah ruang demokrasi yang harus dijaga. Semua buruh, saya imbau dari KSPSI sebagai konfederasi buruh terbesar, tunggu instruksi presiden KSPSI, hindari wilayah yang sangat berbahaya dan tetap taat pada komando," ujar dia.
Diketahui, aksi demonstrasi yang berjalan pada Agustus 2025 di sejumlah daerah berujung ricuh dan menelan korban jiwa maupun luka-luka.
Bahkan, banyak fasilitas umum seperti halte hingga gedung DPRD dibakar oleh kelompok tak dikenal.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini