Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem Jawab Isu Ahmad Sahroni Mundur dari Anggota DPR

Kompas.com - 03/09/2025, 20:45 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ardito Ramadhan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Saan Mustopa merespons kabar anggota DPR dari Fraksi Partai Nasdem Ahmad Sahroni mengundurkan diri dari anggota DPR seusai dinonaktifkan oleh Nasdem.

Saan mengaku belum mendengar kabar tersebut dan akan mengeceknya terlebih dahulu.

"Itu belum (mundur), nanti kita cek, ya," kata Saan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/9/2025).

Baca juga: Nasdem Sudah Surati Sekjen DPR agar Sahroni-Nafa Urbach Tak Dapat Gaji dan Tunjangan

Saan melanjutkan, kemungkinan untuk mencopot Sahroni dari DPR lewat proses pergantian antarwaktu juga harus mengikuti prosedur yang ada.

"Nanti kan ada proses," ucap wakil ketua DPR itu.

Saan pun menegaskan, sejauh ini Sahroni masih menjabat sebagai anggota DPR nonaktif dan bendahara umum Partai Nasdem.

Baca juga: Penonaktifan Sahroni dkk: Parpol Serius atau Setengah Hati?

Seperti diketahui, Fraksi Partai Nasdem menonaktifkan dua anggotanya, Sahroni hingga Nafa Urbach, akibat pernyataan kontroversialnya saat menjawab kritik masyarakat terkait tunjangan rumah.

Sahroni melontarkan kalimat yang kian memperkeruh suasana ketika menanggapi seruan “Bubarkan DPR” di media sosial.

“Catat nih, orang yang cuma mental bilang ‘bubarin DPR’, itu adalah orang tolol se-dunia,” ujarnya dalam kunjungan kerja di Medan, Jumat (22/8/2025).

Baca juga: Profil Ahmad Sahroni, dari Pernyataan Tolol Kini Dicopot dari Komisi III DPR

Pernyataan para anggota dewan ini ditengarai memantik kemarahan publik sehingga menggelar sejumlah aksi unjuk rasa di beberapa daerah, termasuk di Gedung DPR pada Senin (25/8/2025) dan Kamis (28/8/2025).

Kondisi ini semakin bergejolak setelah insiden kendaraan taktis (rantis) Brimob melindas pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, di Jakarta pada Kamis malam, pekan lalu.

Aksi unjuk rasa ini pun meluas, tidak sekadar memprotes tunjangan para anggota dewan, melainkan juga menuntut keadilan atas kekerasan yang dilakukan oleh aparat.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau