JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengungkapkan dirinya masih belum melihat buku maupun hasil penulisan ulang buku sejarah Indonesia.
"Sampai hari ini saya belum pernah lihat bukunya. Satu paragraf pun saya tidak lihat, belum lihat," kata Fadli dalam acara "Satu Tahun Kementerian Kebudayaan" yang digelar di Kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (24/10/2025).
Fadli mengeklaim, tim belum memberikan hasil penulisan ulang sejarah karena mereka bekerja secara independen.
Buku sejarah ini ditulis oleh gabungan sejarawan yang ahli dari berbagai daerah.
Baca juga: Fadli Zon Targetkan Buku Sejarah Versi Baru Akan Diterbitkan 14 Desember
"Karena mereka belum menyerahkan. Karena ini memang mereka bekerja secara independen berdasarkan keahliannya," ujar dia.
Meski begitu, ia mengaku bahwa tim penulisan ulang sejarah memberikan laporan bahwa proses penulisan sudah selesai pada bulan Agustus lalu.
Kini, proses penyuntingan atau editing serta seminar uji publik ke sejumlah daerah sedang dilakukan.
Politikus Partai Gerindra ini berharap buku tersebut dapat rampung dan dirilis pada 14 Desember yang bertepatan dengan Hari Sejarah.
"Jadi, saya sendiri belum lihat bukunya, tapi itulah laporannya. Mudah-mudahan nanti bisa diterbitkan 14 Desember," ujar dia.
Diketahui, pemerintah sedang mengkaji proses penulisan ulang sejarah.
Penulisan sejarah versi terbaru ini dikerjakan oleh lebih dari 100 ahli sejarah dari pelbagai universitas di Indonesia.
Baca juga: Lengkap! Ini 40 Calon Pahlawan Nasional yang Diserahkan ke Fadli Zon
Ada bagian-bagian sejarah yang direvisi, ditambahkan, ataupun diluruskan mengikuti hasil kajian para ahli.
Adapun dalam buku itu nantinya akan berisi 10 jilid sejarah nasional di Indonesia, dari sejarah awal Nusantara, Orde Baru 1967-1998, hingga era Reformasi 1999-2024.
Tema dalam 10 jilid itu di antaranya sejarah awal Nusantara, Nusantara dalam jaringan global, interaksi dengan Barat, respons terhadap penjajahan, pergerakan kebangsaan, perang kemerdekaan Indonesia, masa bergejolak dan ancaman integrasi, Orde Baru (1967-1998), dan era Reformasi (1999-2024).
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang