Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi Energi Ramah Lingkungan dari Limbah Kepiting

Kompas.com - 26/08/2025, 12:42 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

Jakarta, Kompas.com – Siswa dari SMA Negeri 1 Plus Matauli Pandan, Sumatera Utara, berhasil menghasilkan inovasi yang mengedepankan keberlanjutan lingkungan.

Mereka memanfaatkan limbah cangkang kepiting rajungan (Portunus Pelagicus) untuk menciptakan listrik, yang nantinya digunakan untuk penerangan nelayan bagan tancap di wilayah pesisir.

Inovasi Cerdas Meraih Penghargaan

Baca juga: Penipuan Segitiga Mobil Bekas: Apa yang Harus Diketahui Pembeli?

Inovasi yang diprakarsai oleh Fauzan Yudha Azhary Harahap dan Shadeq Fikri Nasution ini berhasil meraih Juara 1 dalam ajang Toyota Eco Youth (TEY) ke-13 dan mendapatkan dana pengembangan sebesar Rp 100 juta.

Siswa SMA Negeri 1 Plus Matauli Pandan, Sumatera Utara, berhasil menciptakan inovasi ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah cangkang kepiting rajungan (Portunus pelagicus) untuk menghasilkan listrik.KOMPAS.com/Gilang Siswa SMA Negeri 1 Plus Matauli Pandan, Sumatera Utara, berhasil menciptakan inovasi ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah cangkang kepiting rajungan (Portunus pelagicus) untuk menghasilkan listrik.

Fauzan menjelaskan, ide tersebut lahir dari perhatian mereka terhadap masalah lingkungan di daerahnya, di mana limbah rajungan dibuang ke laut tanpa melalui proses pengolahan yang layak.

"Di mana sisa dari hasil produksi tersebut berupa limbah langsung dibuang ke laut. Menurut data yang kami dapat, mereka menghasilkan sebanyak 109,5 ton per tahunnya, limbah cangkang kepiting rajungan tersebut yang langsung dibuang ke laut," kata Fauzan saat ditemui di Jakarta, Senin (25/8/2025).

Permasalahan Energi di Kalangan Nelayan

Fauzan yang tinggal di pesisir Pantai Barat Sumatera menjelaskan bahwa sebagian besar masyarakat di daerahnya berprofesi sebagai nelayan.

Baca juga: Desain Menawan Mazda CX-3 Kuro

Setiap sekat mampu menghasilkan energi listrik sebesar 1,3 volt, sedangkan satu boks bisa menghasilkan total 18 volt.KOMPAS.com/Gilang Setiap sekat mampu menghasilkan energi listrik sebesar 1,3 volt, sedangkan satu boks bisa menghasilkan total 18 volt.

Mereka umumnya menggunakan metode penangkapan ikan bagan tancap, yang sangat bergantung pada lampu sebagai sumber cahaya di malam hari.

Namun, lampu tersebut sering kali dioperasikan menggunakan generator berbahan bakar fosil yang tidak hanya mahal, tetapi juga merusak lingkungan.

"Para nelayan, setelah kami melakukan survei, memulai kegiatan sehari-harinya dengan menggunakan generator listrik. Bahan baku untuk generator ini merupakan bahan bakar fosil yang berharga mahal dan tidak ramah lingkungan," ungkap Fauzan.

Baca juga: Yamaha Konfirmasi Debut Motor V4 di MotoGP San Marino 2025

Proses Pengolahan Limbah Menjadi Energi

Energi ini digunakan untuk penerangan bagi para nelayan bagan tancap di wilayah pesisir.KOMPAS.com/Gilang Energi ini digunakan untuk penerangan bagi para nelayan bagan tancap di wilayah pesisir.

Menggunakan pendekatan ilmiah, tim Fauzan mengolah limbah cangkang rajungan menjadi kitosan—sebuah senyawa alami yang dapat menghasilkan energi saat bereaksi dengan air laut.

Kitosan merupakan polisakarida yang diperoleh dari kitin, yang merupakan komponen utama penyusun cangkang krustasea.

Baca juga: Jangan Cuci Kendaraan Saat Piringan Cakram Masih Panas

Proses pembuatan dimulai dengan membersihkan limbah cangkang, menjemurnya selama dua hari, dan kemudian memanaskannya dalam oven pada suhu 60 derajat Celsius selama dua jam. "Setelah kami jemur, masuklah pada tahap oven selama 2 jam, dia masuk 60 derajat Celcius. Setelah itu, kami gerus atau tumbuk, lalu kami ayak," ujar Fauzan menjelaskan langkah demi langkah.

Fauzan Yudha Azhary Harahap dan Shadeq Fikri Nasution, siswa SMA Negeri 1 Plus Matauli PandanKOMPAS.com/Gilang Fauzan Yudha Azhary Harahap dan Shadeq Fikri Nasution, siswa SMA Negeri 1 Plus Matauli Pandan

Setelah pengolahan, bubuk kitosan ini dicampur dengan air laut sebagai elektrolit dalam sistem yang disebut "buksekat".

Dalam setiap unit, terdapat 120 mililiter air laut dan 2 gram kitosan yang mampu menghasilkan listrik sebesar 1,3 volt, sehingga total listrik yang dihasilkan dalam satu boks mencapai 18 volt.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau