Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Lokasi Penemuan Fosil Gajah Purba di Tritik Nganjuk Terungkap, Diduga Pernah Jadi Dasar Laut

Kompas.com - 22/10/2025, 18:35 WIB
Usman Hadi ,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

NGANJUK, KOMPAS.com – Kawasan Hutan Tritik di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, kini menjadi perhatian publik setelah ditemukannya fosil gajah purba jenis Stegodon trigonocephalus Jawa yang diperkirakan berusia sekitar 800.000 tahun.

Namun di balik temuan spektakuler tersebut, kawasan Hutan Tritik ternyata menyimpan jejak sejarah geologi dan budaya panjang, yang menunjukkan bahwa wilayah ini dulu merupakan dasar laut.

Hal itu disampaikan oleh Sukadi, Humas Komunitas Pecinta Sejarah dan Ekologi Nganjuk (KOTASEJUK) sekaligus Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Nganjuk, yang turut membantu proses ekskavasi stegodon.Baca juga: Pernah Jadi Asisten Lab Paleontologi UGM, Wabup Nganjuk Tinjau Langsung Ekskavasi Fosil Gajah Purba

Menurut Sukadi, di kawasan Hutan Tritik tidak hanya ditemukan fosil hewan purba, melainkan juga fosil binatang akuatik.

Hal itu mengindikasikan bahwa dahulu kawasan tersebut merupakan dasar laut yang kemudian terangkat.

“Jadi dengan banyaknya temuan biota laut ya atau binatang akuatik. Itu menunjukkan bahwa dulu (sebagian) Pulau Jawa ini adalah laut. Artinya bahwa Tritik dulu juga laut,” ujar Sukadi kepada Kompas.com, Rabu (22/10/2025).

Banyak Temuan Fosil Laut

Sukadi menjelaskan, fosil yang terkumpul di kawasan Tritik terbagi menjadi dua kelompok besar, yakni fosil akuatik dan fosil darat.

Fosil akuatik sendiri merupakan sisa-sisa atau jejak kehidupan organisme air yang terawetkan, yang berasal dari organisme yang hidup di laut, danau atau sungai.

“Nah, fosil akuatik itu kami simpan di sini (Museum Anjuk Ladang Kabupaten Nganjuk) seperti nautilus, anadara, kima, kemudian oyster, dan sebagainya,” jelasnya.

Baca juga: Fosil Gajah Purba Stegodon di Nganjuk Temuan Paling Lengkap, Tingginya Lebih dari 3 Meter

Sementara fosil darat yang telah ditemukan di kawasan tersebut, kata Sukadi, seperti fosil rusa, banteng, kerbau, penyu, buaya, pantera, hingga kuda air.

Untuk temuan fosil paling menonjol adalah stegodon, gajah purba dengan tinggi lebih dari tiga meter, yang fosilnya ditemukan masih dalam kondisi relatif utuh.

Menurut Sukadi, keberadaan fosil biota laut di kawasan Hutan Tritik membuktikan bahwa wilayah itu dulunya berada di bawah permukaan laut.

“Dari situ kemudian berkembang menjadi rawa-rawa, kemudian berkembang ke air tawar. Dari air tawar ini kemudian juga berkembang menjadi daratan,” terangnya.

Perubahan tersebut, lanjut Sukadi, merupakan proses geologi yang panjang.

Kaya Peninggalan Purbakala

Selain fosil, kawasan Tritik dan sekitarnya juga menyimpan banyak peninggalan budaya dan arkeologis, mulai dari masa prasejarah hingga era Mataram Kuno, bahkan Mataram Islam.

Sukadi mengatakan, di sepanjang lereng Gunung Pandan Nganjuk, mulai dari Desa Bendoasri, Tritik, hingga wilayah Kecamatan Jatikalen, ditemukan menhir, sarkofagus, batu kolomongso, hingga struktur bata kuno.

Halaman:


Terkini Lainnya
3 Bulan, Koperasi Merah Putih di Sumenep Belum Punya Stempel
3 Bulan, Koperasi Merah Putih di Sumenep Belum Punya Stempel
Surabaya
Bahagianya Iswahyudi yang Dulu Harus Ngungsi ke Rumah Nenek saat Hujan, Rumah Reyotnya Dibongkar dan Dibangun TNI
Bahagianya Iswahyudi yang Dulu Harus Ngungsi ke Rumah Nenek saat Hujan, Rumah Reyotnya Dibongkar dan Dibangun TNI
Surabaya
Mantan Bupati Situbondo Karna Suswandi Divonis Penjara 6 Tahun 6 Bulan
Mantan Bupati Situbondo Karna Suswandi Divonis Penjara 6 Tahun 6 Bulan
Surabaya
Jenazah Pria dengan Mata Tertutup Ditemukan di Sampang Tanpa Identitas
Jenazah Pria dengan Mata Tertutup Ditemukan di Sampang Tanpa Identitas
Surabaya
Banjir Lahar Gunung Semeru Tak Halangi Cinta Bahrul Ulum
Banjir Lahar Gunung Semeru Tak Halangi Cinta Bahrul Ulum
Surabaya
Perjuangan Siswa di Sumberlangsep Lumajang, Turuni Tangga dan Digendong Orang Tua Seberangi Banjir Lahar agar Bisa Sekolah
Perjuangan Siswa di Sumberlangsep Lumajang, Turuni Tangga dan Digendong Orang Tua Seberangi Banjir Lahar agar Bisa Sekolah
Surabaya
Banjir Lumajang Surut, Warga Kutorenon Mulai Bersihkan Rumah
Banjir Lumajang Surut, Warga Kutorenon Mulai Bersihkan Rumah
Surabaya
Hasil Laboratorium Tidak Ditemukan Bakteri di Menu MBG, Satgas MBG Magetan Perintahkan SPPG Jaga Kebersihan Alat Masak
Hasil Laboratorium Tidak Ditemukan Bakteri di Menu MBG, Satgas MBG Magetan Perintahkan SPPG Jaga Kebersihan Alat Masak
Surabaya
Jalur Mandoran–Plaosan di Magetan Kembali Memakan Korban, Pengendara Motor Tewas
Jalur Mandoran–Plaosan di Magetan Kembali Memakan Korban, Pengendara Motor Tewas
Surabaya
Terdesak Kebutuhan Hidup, Pasutri di Magetan Nekat Curi Motor Ibu Kandungnya
Terdesak Kebutuhan Hidup, Pasutri di Magetan Nekat Curi Motor Ibu Kandungnya
Surabaya
Balita Tewas Tenggelam di Banyuwangi Park saat Ditinggal Orang Tua
Balita Tewas Tenggelam di Banyuwangi Park saat Ditinggal Orang Tua
Surabaya
Satu Rumah di Pasuruan Tertimpa Tanah Longsor, Seluruh Penghuni Terluka
Satu Rumah di Pasuruan Tertimpa Tanah Longsor, Seluruh Penghuni Terluka
Surabaya
Siswa SD dan Guru Masih Telantar, DPRD Pamekasan Usulkan Penambahan Tenda Darurat
Siswa SD dan Guru Masih Telantar, DPRD Pamekasan Usulkan Penambahan Tenda Darurat
Surabaya
Banjir Setinggi 1,5 Meter Rendam Rumah Warga di Lumajang
Banjir Setinggi 1,5 Meter Rendam Rumah Warga di Lumajang
Surabaya
Dipukul Ibunya karena Tak Mau Bereskan Tempat Tidur, Remaja di Malang Malah Lapor Polisi
Dipukul Ibunya karena Tak Mau Bereskan Tempat Tidur, Remaja di Malang Malah Lapor Polisi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau