KOMPAS.com – Microsoft resmi merilis laporan keuangannya untuk kuartal I tahun fiskal 2026 (Juli-September 2025) pekan ini.
Dalam laporan tersebut, mereka mencatat segmen “More Personal Computing”, yang meliputi lini bisnis Windows, Surface, dan Xbox, menghasilkan pendapatan 13,8 miliar dollar AS (sekitar Rp 229,4 triliun).
Pendapatan alias revenue ini tumbuh 4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Meski demikian, pendapatan gaming Microsoft alias Xbox secara spesifik justru turun 2 persen dibanding tahun lalu.
Penurunan ini disebabkan oleh merosotnya penjualan perangkat keras (hardware) Xbox, termasuk konsol Xbox Series X/S, sebesar hampir 30 persen akibat rendahnya volume pengiriman di seluruh lini produk.
Belum diketahui pasti mengapa penjualan Xbox turun. Namun, lesunya penjualan Xbox ini dilaporkan setelah Microsoft mengumumkan kenaikan harga layanan dan produk Xbox belum lama ini.
Pada September lalu, harga konsol Xbox di Amerika Serikat (AS) kembali naik untuk kedua kalinya, dengan peningkatan antara 20 dollar AS (sekitar Rp 330.000) hingga 70 dollar AS (sekitar Rp 1,1 juta) per unit. Hal ini kabarnya dipicu oleh faktor ekonomi global.
Selain itu, biaya berlangganan Xbox Game Pass juga naik sekitar 50 persen pada awal Oktober 2025. Alasan Microsoft menaikkan layanan ini adalah untuk "meningkatkan fleksibilitas dan menghadirkan nilai tambah bagi pemain".
Dari sisi pengembang (developer), Microsoft juga kabarnya menaikkan paket harga untuk mengembangkan game di konsol Xbox, alias Xbox Development Kit hingga 33 persen ke angka 2.000 dollar AS (sekitar Rp 33,2 juta).
Namun belum bisa dipastikan apakah kenaikkan harga tersebut yang menyebabkan turunnya penjualan Xbox.
Apapun alasannya, Microsoft tetap mendapatkan "angin segar" dari penjualan konten dan layanan Xbox. Sebab, penjualan di segmen ini naik sekitar 1 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Hal ini didorong oleh peningkatan jumlah pelanggan layanan premium Xbox Game Pass, serta pertumbuhan penjualan aneka game Xbox dari platform distribusi pihak ketiga.
Kendati penjualan bisnis gaming dan penjualan konsol Xbox menurun, Presiden Xbox, Sarah Bond memastikan bahwa pihaknya akan tetap membuat generasi terbaru dari perangkat ini di masa depan.
Perangkat ini, menurut Sarah, sedang dikembangkan bersama dengan perusahaan chip AMD.
“Kami melihat kesempatan untuk berinovasi dengan cara baru, dan kami ingin memberikan lebih banyak pilihan bagi para gamer," kata Sarah, dikutip KompasTekno dari GameIndustry.biz.
"Ketika ada permintaan terhadap inovasi, kami akan membuat itu (konsol Xbox baru) jadi kenyataan,” imbuh Sarah.
Secara keseluruhan, Microsoft mencatat pendapatan total di kuartal I tahun fiskal 2026 sebesar 77,7 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.290 triliun), naik 18 persen apabila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Unit bisnis Cloud alias Azure dan kecerdasan buatan (AI) tetap menjadi pendorong utama kinerja keuangan Microsoft. Pendapatan dari layanan ini meningkat 28 persen secara tahunan menjadi 30,9 miliar dollar AS (sekitar Rp 513,6 triliun).
https://tekno.kompas.com/read/2025/11/02/10000097/penjualan-konsol-xbox-anjlok-setelah-harganya-naik