KOMPAS.com – Foto-foto jet tempur Rafale pesanan TNI AU di pabrik Dassault Aviation, Perancis, beredar luas di media sosial, memicu perhatian publik soal perkembangan pengadaan jet tempur canggih ini.
Indonesia memesan 42 unit Rafale dalam tiga tahap kontrak sejak 2022 dengan pengiriman perdana mulai 2026.
Yang menarik, seluruh unit Rafale untuk Indonesia akan dibangun dengan standar F4, yaitu standar kemampuan generasi terbaru yang dikembangkan oleh Dassault Aviation untuk meningkatkan performa, konektivitas, dan ketahanan tempur jet Rafale dibanding versi sebelumnya (F1, F2, F3, dan F3R).
Baca juga: Menyaksikan Jet Tempur Rafale Menyusu di Atas Selat Sunda
Secara garis besar, Rafale F4 tidak mengubah bentuk dasar atau peran pesawat, tetap sebagai multirole fighter, tetapi menghadirkan peningkatan di bidang avionik, sistem persenjataan, dan arsitektur digital.
Rafale generasi F4 sendiri dikutip KompasTekno dari The Aviationist, Selasa (30/9/2025), memiliki spesifikasi antara lain:
Arsitektur perangkat lunak F4 memungkinkan integrasi data fusion canggih, peningkatan man-machine interface, serta konektivitas berbasis secure cloud yang memudahkan operasi bersama sekutu di berbagai domain tempur.
Pesawat tempur Dassault Rafale TNI-AU registrasi T-0301 di pabrik Dassault Aviation di Bordeaux-Mérignac, Perancis.Dari sisi avionik, Rafale F4 dilengkapi radar AESA Thales RBE2 yang mampu mendeteksi ancaman berprofil rendah dengan jarak lebih jauh dibanding generasi sebelumnya.
Sistem Front Sector Optronics (OSF) menambah kemampuan deteksi pasif, yang penting di area konflik di era peperangan elektronik.
Sementara SPECTRA electronic warfare suite menghadirkan perlindungan menyeluruh lewat kombinasi radar warning receiver, jammer, dan decoy dispenser.
Baca juga: Indonesia Resmi Pesan 42 Pesawat Tempur Rafale
Tenaga Rafale F4 disokong dua mesin Safran M88 yang dioptimalkan yang diklaim lebih efisien bahan bakar dan tahan di iklim tropis lembap serta lingkungan maritim yang korosif, kondisi khas Indonesia.
Mesin ini juga diklaim memiliki mean-time-between-overhaul lebih tinggi dibanding jet lama milik TNI AU, seperti Flanker dan Hawk, sehingga biaya pemeliharaan bisa ditekan.
Untuk lebih detail, berikut tabel perbandingan Rafale F4 dengan generasi sebelumnya:
| Kategori | Rafale F3 / F3R | Rafale F4 |
| Mulai Beroperasi | F3 (2013), F3R (2018) | Kontrak 2019, mulai diserahkan 2024 |
| Radar | Thales RBE2 AESA (standar) | RBE2 AESA yang ditingkatkan, jangkauan lebih jauh & resolusi lebih tinggi |
| Sistem Elektro-Optik | OSF IRST (infrared search & track) | OSF IRST ditingkatkan, sensitivitas lebih baik |
| Perang Elektronik | Suite EW SPECTRA (peringatan radar, jammer, decoy) | SPECTRA generasi baru, perlindungan lebih luas, tahan jamming & ancaman siber |
| Senjata – Udara ke Udara | Rudal MICA, Meteor (ditambahkan di F3R) | MICA NG, Meteor, integrasi penuh dengan helm display |
| Senjata – Udara ke Darat | Bom presisi AASM “Hammer”, rudal jelajah SCALP, Exocet anti-kapal | AASM generasi baru, senjata berpemandu canggih, operasi serangan berbasis jaringan |
| Kemampuan Nuklir | Rudal jelajah ASMP-A | Tetap kompatibel dengan ASMP-A |
| Jaringan & Konektivitas | Link 16 tactical datalink | Konektivitas berbasis secure cloud, network-centric warfare, operasi bersama UAV & sekutu |
| Fusi Data | Fusi data sensor dasar | Fusi data canggih berbasis AI, gambaran tempur terpadu lintas domain |
| Antarmuka Pilot (MMI) | Layar multifungsi, sistem HOTAS | Layar kokpit baru, helm display, ergonomi lebih modern |
| Mesin | Safran M88 standar | Safran M88 yang ditingkatkan, lebih efisien bahan bakar & tahan iklim tropis lembap serta laut asin |
| Fokus Operasi | Jet tempur “omnirole”: superioritas udara, serangan, intai, nuklir | Jet tempur masa depan dengan fokus digitalisasi, survivability, & operasi jarak jauh berbasis jaringan |
| Horizon Operasi | Efektif hingga sekitar 2035 | Ditingkatkan hingga 2040+, jadi jembatan ke jet tempur generasi keenam (FCAS/SCAF) |
Dari segi persenjataan, Rafale dilengkapi dengan 11 titik pemasangan senjata yang memungkinkan fleksibilitas untuk memasang rudal Meteor jangkauan di luar visual (beyond visual range/BVR).
Selain itu ada pula rudal MICA NG yang dipandu infra merah dan radar, bom glide presisi AASM, rudal jelajah SCALP-EG, dan senjata anti-kapal AM39 Exocet.
Konfigurasi ini memastikan Rafale dapat melaksanakan misi keunggulan udara, serangan maritim, misi infiltrasi, dan misi penekanan pertahanan udara musuh (Suppression and Destruction of Enemy Air Def/SEAD) tanpa memerlukan varian khusus.
Pesawat tempur Dassault Rafale pertama TNI-AU registrasi T-0301 di pabrik Dassault Aviation di Bordeaux-Mérignac, Perancis.Konfigurasi dua kursi juga memberikan opsi untuk menggunakan awak kedua dalam patroli maritim berdurasi panjang, atau mengkoordinasi serangan yang kompleks.
Kompas.com mendapatkan foto Rafale TNI-AU yang sedang diuji coba di fasilitas Dassault Aviation di Bordeaux, Perancis. Fotografer Maciej Swidersi mengirimkan e-mail foto-foto penampakan jet tempur pesanan pertama tersebut.
Rafale pertama TNI AU nampak menggunakan camo abu-abu yang sepintas mengingatkan pada seri pesawat British Aerospace (BAE) Hawk 100/200 yang pernah dioperasikan TNI AU.
Di sayap tegaknya di belakang, Rafale TNI-AU nampak mengusung logo Wing Udara 6, nomor registrasi T-0301 dan bendera Merah-Putih.
Di bagian moncong pesawat juga nampak marking Skuadron Udara 12 yang berbasis di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, tempat Rafale akan ditempatkan.
Pesawat tempur Dassault Rafale TNI-AU registrasi T-0301 mengusung marking Skadron udara 12.
Pemerintah Indonesia menyebut kontrak senilai 8,1 miliar dollar AS ini mencakup 30 unit satu kursi dan 12 unit dua kursi.
Pengiriman jet tempur Rafale TNI AU direncanakan mulai awal tahun 2026, dengan batch pertama yang berisi tiga unit dijadwalkan tiba pada Februari atau Maret 2026 di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. Keseluruhan 42 unit Rafale pesanan Indonesia akan diterima secara bertahap.
Penerbangan uji pada 19 September lalu di Perancis telah mengonfirmasi kesiapan pesawat sekaligus memvalidasi jadwal produksi Dassault untuk pesanan Indonesia.
Di dalam negeri, Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru disiapkan sebagai basis utama Rafale. Hangar, fasilitas perawatan, serta pelatihan teknisi dan awak pesawat tengah dipercepat agar seluruh infrastruktur siap saat pengiriman dimulai pada Februari–Maret 2026.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang