Ringkasan berita:
KOMPAS.com - Pernahkah Anda menemukan drama pendek saat scrolling media sosial, seperti TikTok, Shorts, atau Instagram? Durasinya sangat singkat, sekitar 60-90 detik dengan banyak plot twist di alur ceritanya.
Drama pendek dengan format vertikal ini umumnya memiliki judul yang terkesan provokatif dengan "hook" (pancingan) adegan khas opera sabun untuk memikat penonton.
Beberapa episode awal biasanya bisa ditonton di TikTok, Shorts, atau Instagram secara gratis. Apabila penonton penasaran dengan kelanjutan kisahnya, mereka harus berpindah ke aplikasi video on demand khusus dan membayar untuk menonton seluruh episode.
Fenomena drama pendek atau disebut juga micro-drama ini kian populer setahun belakangan.
Namun, format hiburan baru ini disebut sudah ada sekitar empat tahun lalu.
Warganet di Indonesia kerap menyebutnya sebagai "Dracin" alias Drama China. Sebab, sebagian besar drama pendek itu memang berasal dari China, meskipun ada pula yang dari negara lain.
Baca juga: Drama 3 Hari Pembekuan Izin TikTok di Indonesia
Karena kian populer, pendapatan dari bisnis drama pendek ini tembus 8 miliar dollar AS (sekitar Rp 132,9 triliun) secara global tahun 2024, berdasarkan laporan Media Partners Asia.
Pendapatan dari bisnis drama pendek di media sosial yang kian populer dari tahun ke tahun.Sebagian besar angka itu disumbang oleh China, negara pionir bisnis hiburan instan ini. Di China sendiri, bisnis micro-drama menghasilkan pendapatan hingga 7 miliar dollar AS (sekitar Rp 116,3 triliun) di tahun 2024, meningkat pesat dibanding tahun 2021 (500 juta dollar AS/Rp 8,3 triliun).
Diperkirakan, nilainya bisa menyentuh angka 16,2 miliar dollar AS (sekitar Rp 269 triliun) pada tahun 2030.
Itu tadi perhitungan dan proyeksi khusus untuk pasar China. Untuk pasar internasional selain China, sumbangsihnya secara total mencapai 1,4 miliar dollar AS (sekitar Rp 23,2 triliun).
Proyeksi pendapatannya bisa mencapai 9,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 157,9 triliun) tahun 2030.
Pendapatan itu datang dari pembelian dalam aplikasi (in-app-purchase) sebesar 74 persen, iklan 25 persen, dan belanja (commerce) sekitar 1 persen) di tahun 2030.
Menariknya, Amerika Serikat menjadi pasar kedua terbesar setelah China untuk bisnis micro-drama ini.
Masih dari laporan yang sama, pangsa pasar AS menghasilkan 819 juta dollar AS (sekitar Rp 13,6 triliun) pada tahun 2024, dikutip dari Campaign Asia. Angka itu ditaksir akan tembus 3,8 miliar dollar AS (sekitar Rp 63 triliun) dalam kurung 5 tahun mendatang.
Baca juga: Video Reels yang Pernah Ditonton Kini Bisa Dicari dengan Mudah di Instagram
Di AS, penetrasi penonton banyak berasal dari wanita di perkotaan berusia 30 tahun hingga 60 tahun, yang tertarik dengan cerita romansa, kisah CEO, dan tema balas dendam.