Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenpar Minta Kaldera Toba Dikelola Hati-hati Sesuai Standar UNESCO

Kompas.com - 17/05/2025, 07:04 WIB
Krisda Tiofani,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar RI) meminta Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark (BPTCUGP) untuk mengelola Geopark Kaldera Toba dengan hati-hati.

Hal itu menyusul peringatan kartu kuning dari UNESCO Global pada Geopark Kaldera Toba sejak September 2023.

Kartu kuning merupakan peringatan dari UNESCO yang berarti badan pengelola wilayah tersebut tidak memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan.

Kriteria tersebut mencakup aspek warisan geologi, visibilitas kawasan, penguatan jejaring, hingga peran serta masyarakat lokal dalam pengembangan kawasan.

"Geopark Kaldera Toba, yang memiliki potensi luar biasa sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan, harus dikelola dengan hati-hati dan sesuai dengan standar internasional yang ditetapkan oleh UNESCO," kata Deputi Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, dalam keterangan resmi, Jumat (16/5/2025).

Baca juga: Menyeberangi Danau Toba, Perjalanan Naik Kapal ke Pulau Samosir

BPTCUGP meminta waktu dua bulan untuk berbenah hingga penilaian terbaru dari pihak UNESCO yang dilakukan pada Selasa (15/7/2025) mendatang.

Selama dua bulan, BPTCUGP memiliki kesempatan untuk kembali mengantongi kartu hijau (green card) bagi UNESCO Global Geopark Kaldera Toba.

  • Warisan geologi dan interpretasinya: perlu dilakukan diversifikasi cerita geologi dan memperluas survei.
  • Warisan alam, budaya, dan buatan: diperlukan identifikasi dan inventarisasi lebih lanjut.
  • Visibilitas dan kemitraan: mendorong peningkatan panel interpretasi dan penguatan identitas kawasan.
  • Jejaring dan pelatihan: diharapkan adanya peningkatan kerja sama dengan geopark lainnya di Indonesia.

Baca juga: Kaldera Toba Kena Kartu Kuning UNESCO, Kemenpar Panggil Pengelola Geopark

Danau Toba dengan Pulau Samosir dan lembah Sigapiton, diambil dari salah satu sudut di The Kaldera Toba Nomadic Escape, Kabupaten Toba, Sumatera UtaraKOMPAS.COM/MEI LEANDHA ROSYANTI Danau Toba dengan Pulau Samosir dan lembah Sigapiton, diambil dari salah satu sudut di The Kaldera Toba Nomadic Escape, Kabupaten Toba, Sumatera Utara
Langkah Kemenpar

Selain memastikan komunikasi intensif dengan Gubernur Sumatera Utara, Kemenpar juga menyusun beberapa langkah konkret untuk meningkatkan pengelolaan Geopark Kaldera Toba.

Kemenpar akan membuat panel interpretasi di berbagai geosite dalam Geopark Kaldera Toba yang bertujuan meningkatkan pemahaman pengunjung mengenai nilai geologi dan warisan alam yang ada di kawasan ini.

Untuk mendukung forum dan kegiatan terkait destinasi wisata Geopark Kaldera Toba, Kemenpar akan mendorong penyelenggaraan aktivitas Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE).

Tidak lupa, dukungan berupa Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2024 sebesar Rp 56,6 miliar, diikuti kegiatan peningkatan kapasitas SDM, koordinasi teknis, dan revitalisasi geosite, seperti Monkey Forest Sibaganding dan Geosite Pulau Sibandang.

Alokasi dana tersebut terdistribusi ke delapan kabupaten yang berlokasi di kawasan Danau Toba, yakni Dairi, Karo, Simalungun, Tapanuli Utara, Toba, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, dan Samosir.

Selanjutnya, Kemenpar bersama Badan Pengelola Kaldera Toba UNESCO Global Geopark dan pihak terkait lainnya bakal memfasilitasi penyusunan siteplan pada geosite yang dilakukan tahun 2026 mendatang.

Penyusunan siteplan menjadi langkah penting dalam memperkuat struktur dan manajemen Geopark Kaldera Toba sesuai dengan pedoman UNESCO.

Baca juga: Candi Borobudur Ditempeli Permen Karet, Wamenpar: Wisatawan Harus Sadar Nilai Berwisata

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Kepulauan Seribu Jadi Destinasi Favorit Warga Jakarta Saat Libur Panjang Maulid Nabi
Kepulauan Seribu Jadi Destinasi Favorit Warga Jakarta Saat Libur Panjang Maulid Nabi
Travel News
Bandara Semarang dan Palembang Jadi Internasional, Dorong Ekonomi dan Pariwisata
Bandara Semarang dan Palembang Jadi Internasional, Dorong Ekonomi dan Pariwisata
Travel News
Lebih Baik dari Polandia, Jakarta Peringkat 17 Kota dengan Transportasi Publik Terbaik Dunia
Lebih Baik dari Polandia, Jakarta Peringkat 17 Kota dengan Transportasi Publik Terbaik Dunia
Travel News
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Travel Ideas
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Travel News
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Travelpedia
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Travelpedia
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
Travelpedia
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Travel News
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Travelpedia
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Travelpedia
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Travelpedia
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Travel News
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Travel News
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Travelpedia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau