GridOto.com - Banyak produsen mobil listrik asal China berlomba-lomba menghadirkan produk yang memiliki segudang fitur dengan harga terjangkau.
Fenomena perang harga Electric Vehicle (EV) ini ternyata menjadi sorotan dunia lantaran memainkan peran besar dalam peningkatan penjualan mobil listrik di pasar global.
Melansir dari Carscoops, ternyata Pemerintah China sendiri menyerukan diakhirinya praktik perang harga ini.
Tujuannya, untuk menghentikan persaingan yang berlebihan dan mencegah perlombaan menuju titik harga terendah di antara produsen mobil listrik di Negeri Tirai Bambu.
Dalam laporannya, eksekutif dari beberapa merek EV China baru-baru ini dipanggil ke Beijing, pejabat pemerintah mendesak mereka untuk mengatur regulasi terkait.
Regulator pasar negara China juga menggemakan pesan tersebut, menyerukan upaya untuk "memperbaiki secara komprehensif kompetisi 'involusioner',"
Perdana Menteri China, Li Qiang, dalam laporan kerja tahunannya baru-baru ini, ikut menggambarkan bahwa dinamika perang harga mobil listrik bisa merugikan diri sendiri.
Asosiasi Produsen Otomotif China (CAAM) turut angkat bicara, memperingatkan bahwa "perang harga yang tidak teratur mengintensifkan persaingan yang kejam."
Asosiasi tersebut juga mengkritik salah satu pabrikan, dengan mengeluarkan pernyataan "produsen mobil tertentu telah memimpin dalam meluncurkan pemotongan harga yang signifikan dan banyak perusahaan telah mengikutinya, memicu babak baru kepanikan perang harga."
Baca Juga: BYD Kuasai 50 Persen Penjualan Mobil Listrik Nasional, Segini Jumlahnya
Berkaitan fenomena di atas, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China berencana untuk meningkatkan regulasi persaingan non-produktif dan berusaha untuk menegakkan undang-undang yang mempromosikan persaingan sehat.
Namun, beberapa pihak meragukan bahwa upaya ini akan berhasil dan menduga bahwa perang harga hanya akan semakin intensif.
Salah satunya disampaikan CEO Xpeng, He Xiaopeng, dimana pihaknya tidak terlalu optimis rencana Pemerintah China tersebut.
"Persaingan akan menjadi lebih intens dalam lima tahun ke depan, menggambarkan situasi saat ini sebagai pembuka untuk apa yang akan datang," tuturnya.
Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR