Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Giliran Gen Z Peru Demo Ricuh, Polisi Tembak Peluru Karet ke Massa

Kompas.com - 22/09/2025, 09:09 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

LIMA, KOMPAS.com - Setelah demonstrasi anak muda atau Generasi Z (Gen Z) merebak di Nepal, kini aksi serupa pecah di Peru pada Sabtu (20/9/2025).

Sebanyak 18 orang—termasuk petugas kepolisian dan jurnalis—luka-luka dalam bentrokan dengan aparat keamanan di Ibu Kota Lima.

Menurut laporan otoritas setempat dan organisasi independen, kerusuhan pecah ketika ratusan pengunjuk rasa yang tergabung dalam aksi kolektif “Generasi Z” memadati pusat kota.

Baca juga: Demo Berakhir, Gen Z Nepal Bersih-bersih Jalan dan Kembalikan Barang Jarahan

Aksi yang didominasi oleh kelompok pemuda itu berujung ricuh saat massa mencoba mendekati gedung-gedung pemerintahan.

Para demonstran melemparkan batu dan tongkat ke arah polisi, sedangkan aparat menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa dan mencegah mereka bergerak menuju istana kepresidenan serta gedung parlemen.

Korban luka demo Peru

Awalnya, pihak kepolisian hanya melaporkan tiga personel yang terluka. Namun, pada Minggu (21/9/2025), jumlah itu meningkat menjadi 12 orang.

Tak hanya aparat, kalangan jurnalis juga menjadi korban.

Asosiasi Jurnalis Nasional Peru (ANP) melaporkan sedikitnya enam jurnalis terkena peluru karet saat meliput aksi protes. Di antara korban terdapat dua jurnalis dari stasiun radio Exitosa Noticias.

Jurnalis foto Cesar Zamalloa dari surat kabar mingguan Hildebrandt En Sus Trece mengaku tertembak peluru karet saat meliput demonstrasi.

“Polisi mulai menembakkan peluru karet langsung ke tubuh orang-orang. Saat itulah saya merasakan tembakan di kaki dan pinggul,” kata Zamalloa dalam pernyataan yang dirilis ANP melalui Facebook.

Serikat pekerja serta Koordinator Hak Asasi Manusia Nasional di Peru kemudian mengkritik keras tindakan represif aparat terhadap pengunjuk rasa dan jurnalis yang sedang menjalankan tugas.

Baca juga: Gen Z Nepal Gelar Pemilu Pakai Discord, Terpilihlah PM Wanita Pertama

Penyebab pecahnya demo Peru

Presiden Peru Dina Boluarte berbicara kepada Bangsa selama presentasi laporan Pemerintahnya di Istana Pemerintahan di Lima, pada 9 Juni 2023. Pada Kamis (15/6/2023), Boluarte dilaporkan telah menerima surat pengundurdirian Menkesnya karena kasus demam berdarah melonjak. AFP/CRIS BOURONCLE Presiden Peru Dina Boluarte berbicara kepada Bangsa selama presentasi laporan Pemerintahnya di Istana Pemerintahan di Lima, pada 9 Juni 2023. Pada Kamis (15/6/2023), Boluarte dilaporkan telah menerima surat pengundurdirian Menkesnya karena kasus demam berdarah melonjak.
Aksi protes ini berawal dari meningkatnya ketidakpuasan publik terhadap pemerintahan Presiden Dina Boluarte, yang masa jabatannya akan berakhir tahun depan.

Popularitas Boluarte terus menurun seiring melonjaknya kasus pemerasan dan maraknya kejahatan terorganisir di negara tersebut.

Sejumlah survei menunjukkan, publik semakin kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah dan parlemen, yang mayoritas dikuasai partai-partai konservatif.

Kedua lembaga itu dinilai tidak mampu memberantas korupsi dan gagal menangani krisis ekonomi.

Situasi kian memanas setelah Kongres Peru mengesahkan undang-undang baru yang mewajibkan generasi muda ikut iuran dana pensiun swasta.

Kebijakan ini menuai kritik tajam karena dinilai tidak berpihak pada kelompok muda yang menghadapi ketidakpastian dalam dunia kerja.

Organisasi penggerak protes menyatakan akan melanjutkan aksi mereka. Demo Peru lanjutan dijadwalkan berlangsung pada Minggu malam di lokasi yang sama, dengan tuntutan utama mendesak reformasi politik dan pengunduran diri Presiden Boluarte.

Baca juga: Bendera One Piece Berkibar di Demo Nepal, Simbol Perlawanan Gen Z

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Global
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Global
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Global
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
Global
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Global
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Global
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Global
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Global
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Global
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Global
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Global
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Global
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau