Menurut laporan BPBD, insiden ambruknya bangunan Majelis Taklim Asohibiyah berlangsung sekitar pukul 08.30 WIB. Walau begitu, laporan pertama kejadian diterima pukul 09.42 WIB dari aparat desa.
Setelahnya, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD bersama TNI, Polri, Damkar, dan relawan langsung dikerahkan ke lokasi.
Petugas gabungan mengevakuasi puluhan korban yang tertimpa reruntuhan bangunan dan membawanya ke rumah sakit terdekat.
Hingga siang, proses evakuasi korban selesai dan dilanjutkan dengan pembersihan material bangunan yang runtuh.
Pembersihan puing dilakukan untuk memastikan tidak ada korban lain yang tertinggal di lokasi kejadian.
Pemerintah Kabupaten Bogor juga telah berkoordinasi dengan sejumlah fasilitas kesehatan untuk memastikan seluruh korban mendapat penanganan medis secara optimal.
Terkait penyebab, Bupati Bogor Rudy Susmanto menjelaskan kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dihadiri sekitar 150 orang jamaah ibu-ibu menyebabkan lokasi menjadi penuh sesak.
Sebagian berada di dalam, sebagian di luar, dan sebagian lainnya di teras bangunan.
“Teras bangunan berdiri di pinggiran tebing, dan karena kelebihan kapasitas, akhirnya tidak mampu menahan beban. Akibatnya terjadi bencana, dan korban mencapai lebih dari 80 orang,” katanya saat meninjau lokasi robohnya bangunan Majelis Taklim Asohibiyah pada Minggu (7/9/2025), seperti dilansir dari Antara.
Terkait jatuhnya korban jiwa, Rudy menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan meminta semua pihak bersabar menghadapi musibah tersebut.
“Kami ikut berduka cita sedalam-dalamnya, semoga keluarga korban diberi ketabahan,” ujar bupati.
Ia menegaskan jumlah korban masih bisa bertambah seiring pendataan yang dilakukan tim gabungan di lapangan.
“Kami terus berkoordinasi dengan BPBD dan rumah sakit untuk memastikan semua data korban terkonfirmasi,” katanya.
Kabid Ratik BPBD Kabupaten Bogor M Adam Hamdani menjelaskan bahwa saat ini tim sedang melakukan pembersihan material bangunan runtuh tersebut.
Untuk penyebab bangunan ambruk, dari hasil analisa diduga bangunan dua lantai majelis taklim itu sudah tak kuat karena termakan usia.
"Struktur bangunan yang sudah lama dan sudah tidak kuat menahan beban lebih sehingga mengalami ambruk," kata Adam dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Minggu.
Peristiwa ini disebut sebagai salah satu bencana nonalam terbesar di Kabupaten Bogor sepanjang 2025, dengan jumlah korban yang mencapai puluhan orang dalam sekali kejadian.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini