Ketika dikonfirmasi mengenai munculnya nama korban tewas, Kepala BPBD Kota Solo, Nico Agus Putranto, belum memberikan respons.
Kericuhan pada Jumat (29/8/2025) malam itu menyebabkan sejumlah fasilitas umum di Solo rusak. Beberapa di antaranya adalah halte, pot bunga, pembatas jalan, hingga gedung DPRD Solo yang terbakar. Selain itu, vandalisme juga terjadi pada patung Slamet Riyadi dan gapura Kraton Surakarta.
Baca juga: Kisah Pengurus Yayasan SPEK-HAM Solo Cegah Oknum Polisi Ambil Paksa Mahasiswa Magang
Rudy menuturkan, dirinya bersama warga dan linmas berusaha menjaga kawasan Pasar Gede agar kerusuhan tidak meluas ke pasar tradisional dan permukiman.
“Warga dan linmas meminta bantuan. Saya bersama Babinsa datang untuk berjaga agar kericuhan tidak merembet ke Pasar Gede maupun kampung sekitar,” kata Rudy.
Sehari setelah insiden, ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Solo menggelar aksi damai di depan gedung DPRD Solo, Senin (1/9/2025) pukul 15.30 WIB.
Mereka menuntut aparat kepolisian mengusut tuntas kasus kematian Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek daring, dan mahasiswa Amikom Yogyakarta, Rheza Sendy, yang diduga tewas akibat kekerasan aparat di Yogyakarta.
Koordinator Pusat BEM Solo Raya, Ridwan Widayat, mengecam tindakan represif aparat.
“Semua represifitas aparat tidak ada yang dibenarkan. Bapak Listyo Sigit sudah menyampaikan permohonan maaf. Tapi di Kota Surakarta sendiri kemarin banyak sekali represifitas aparat,” ujarnya.
Ridwan juga menyerahkan 12 tuntutan mahasiswa yang diterima Ketua DPRD Solo, Budi Prasetyo, untuk ditindaklanjuti ke DPR RI.
“Kami ingin situasi di negara kita aman, bukan hanya sekadar omongan, tapi dengan bukti nyata. Dewan perwakilan rakyat harus menjalankan tugasnya dengan baik,” tegasnya.
Budi Prasetyo menyatakan akan memperjuangkan tuntutan mahasiswa tersebut ke tingkat pusat.
Baca juga: Kisah Pengurus Yayasan SPEK-HAM Solo Cegah Oknum Polisi Ambil Paksa Mahasiswa Magang
Sementara itu, Komnas HAM mencatat sedikitnya ada 10 korban meninggal dunia akibat aksi unjuk rasa yang terjadi pada 25, 28, 29, 30, dan 31 Agustus 2025 di sejumlah daerah.
Berikut data korban meninggal yang dirilis Komnas HAM:
1. Affan Kurniawan di Jakarta
2. Sari Nawati di Makassar