Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Terjadi Peristiwa Bandung Lautan Api?

Kompas.com - 16/05/2025, 12:00 WIB
Ahmad Yasin

Penulis

KOMPAS.com - Bandung Lautan Api adalah salah satu peristiwa sejarah pada masa perang kemerdekaan Indonesia.

Rakyat Bandung membumihanguskan kota Bandung bagian selatan pada 24 Maret 1946 sebelum hengkang dari tempat tersebut.

Peristiwa Bandung Lautan Api ini lantas dikenang dalam lagu berjudul "Halo, Halo Bandung".

Akan tetapi, mengapa terjadi peristiwa Bandung Lautan Api?

Baca juga: Ultimatum Sekutu yang Memicu Bandung Lautan Api

Latar belakang peristiwa Bandung Lautan Api

Peristiwa Bandung Lautan Api dilatarbelakangi oleh kedatangan Sekutu yang diwakili oleh pasukan Inggris. Di bawah pimpinan Mac Donald, pasukan Inggris tiba di Bandung pada 12 Oktober 1945.

Kedatangan Inggris disertai dengan tuntutan agar pemerintah Indonesia mengosongkan daerah wilayah Bandung bagian utara. Hal ini sesuai dengan penentuan garis politik dari diplomasi.

Karena tidak segera dituruti penduduk Bandung, Brigjen MacDonald mengeluarkan ultimatum pertama pada 27 November 1945.

Baca juga: Sejarah Lagu Halo, Halo Bandung dan Polemik Penciptanya

Jika Bandung bagian utara masih belum kosong sampai 29 November 1945, pihak Sekutu akan menangkap dan menembak mati pejuang bersenjata.

Perintah ini lantas berlanjut dengan keluarnya ultimatum kedua pada 17 Maret 1946. Kali ini, Letnan Jenderal Montagu Stopford, panglima tertinggi AFNEI di Jakarta, mengultimatum PM Sjahrir agar pasukan Tentara Republik Indonesia (TRI) segera hengkang.

Setidaknya, TRI harus menjauh ke arah Bandung selatan hingga radius 11 km dari pusat kota.

Batas ultimatum kedua adalah 24 Maret 1946 pukul 00.00. Jika tidak dilaksanakan, maka Inggris bakal menyerang Bandung selatan.

Baca juga: Mohammad Toha, Tokoh Penting Peristiwa Bandung Lautan Api

Taktik bumi hangus Bandung

Tak ingin pergi sia-sia, sebuah keputusan untuk melakukan taktik bumi hangus pun dilakukan pada 23 Maret 1946. KoIoneI AbdoeI Haris Nasoetion seIaku Komandan Divisi III TRI mengumumkan keputusan tersebut dan memerintahkan evakuasi kota Bandung.

Akhirnya, sembari meninggalkan kota Bandung, TRI dan rakyat membakar bangunan dan infrastruktur penting agar Sekutu tidak dapat menggunakan Bandung untuk kepentingan militer.

Bandung selatan pun dipenuhi lautan api dari timur Cicadas hingga batas barat Andir.

Baca juga: Siapa Pemimpin Tragedi Bandung Lautan Api?

Dalam peristiwa ini, terjadi pertempuran di Desa Dayeuhkolot, sekitar sebelah selatan Bandung. Mohammad Toha dan Moh. Ramdan, dua anggota Barisan Rakjat Indonesia, meledakkan gudang amunisi. Namun, keduanya gugur di saat peledakkan itu.

Peristiwa Bandung Lautan Api menyebabkan penurunan penduduk yang cukup signifikan. Sebelum peristiwa, yakni pada 1945, penduduk masih berjumlah 433.281 jiwa.

Angka ini lantas menurun menjadi hanya sekitar 100.000 jiwa. Masyarakat mengungsi ke wilayah-wilayah sekitar kota Bandung. Mereka kembali ke Bandung setelah situasi telah dirasa aman.

Refrensi:

  • Mohamad Luthfi Herlambang, dkk., (2021), "Peran Mohammad Toha pada peristiwa Bandoeng Laoetan Api tahun 1945-1946", JOIN, Vol. 2(2), 156-170.
  • Bagas Yusuf Kausan, dkk., (2019), "Kampung-Kota dan Permukiman Kumuh di Kota Bandung Tahun 1965-1985", Journal of Indonesian History, Vol. 8(1), 53-61.
  • Sitaresmi, R., Abdurachman, A., Kinartojo, R, W., & Widodo, U, L. 2002. Saya Pilih Mengungsi. Bandung, Penerbit Bunaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau