Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bicara soal Anggaran, Bima Arya: Pak Prabowo Sudah Murka, Lebih dari Marah...

Kompas.com - 20/03/2025, 14:53 WIB
Irwan Nugraha,
Krisiandi

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto, mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto, sedang murka karena banyaknya kebocoran anggaran pemerintah. 

Informasi ini langsung didapatkan Presiden saat memonitor anggaran nasional dan daerah bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kementerian Keuangan.

Hal itu diungkapkan Bima saat bertemu dengan sejumlah pejabat Pemerintah Kota Tasikmalaya.  

"(Ditemukan) ada perjalanan dinas sampai 61 persen yang anggarannya total Rp 2 miliar untuk stunting. Pengentasan kemiskinan judulnya, tapi malah jalan-jalan pejabatnya. Kondisi ini disebut tidak manusiawi, tega, Pak Prabowo sudah Murka. Kalau marah biasa-biasa saja, jadi ini kondisinya lebih dari marah atau sudah stadium 5 lah kira-kira begitu," jelas Bima saat di Bale Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (20/3/2025).

Baca juga: Prabowo Mau Bangun Puluhan KEK: Idealnya 1 KEK Tiap Provinsi

Bima menuturkan, kondisi ini membuat para kepala daerah dituntut kreatif dan inovatif membuat program yang dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat. 

Apalagi saat ini efisiensi anggaran sedang dikedepankan. Namun demikian, efisiensi yang sedang diterapkan pemerintah pusat bukan menghilangkan anggaran pembangunan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastrukur. 


Di sisi lain, kebocoran yang bisa dicegah bisa menambah anggaran untuk hal-hal dasar tersebut. 

"Melalui SIPD bisa memonitor semuanya di daerah. Jadi saya ingatkan jangan memasukan alokasi tak masuk akal di daerah. Mungkin para OPD (dinas) paham juga, tapi pura-pura tak paham. Saya ingatkan ke kepala daerah baru, mending sudah Retret segera bedah APBD sebedah buku tebal bantal ini," tambah Bima. 

Baca juga: Sebut Masa Depan Gemilang, Prabowo: Biar Anjing Menggonggong, Kita Maju Terus

Menurut Bima, selama ini banyak sekali ditemukan dalam efisiensi anggaran beberapa program yang tak masuk akal. 

"Ini bedanya dengan zaman sebelumnya. Kalau sekarang pemerintah daerah sebetulnya gampang, sudah ada panduannya. Banyak sekali yang tak masuk akal, itu yang didorong oleh Kemendagri digeser, bukan dibatalkan. Yang dibatalkan itu tak masuk akal. Jangan pura-pura tidak paham," ungkap Bima di hadapan para pejabat yang hadir. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Butuh Rp 9 Miliar Atasi Banjir, Pemkab Bandung Libatkan Swasta
Butuh Rp 9 Miliar Atasi Banjir, Pemkab Bandung Libatkan Swasta
Bandung
Salurkan Kompensasi Warga Terdampak Penutupan Tambang, Dedi Mulyadi: Total Rp 9 Juta
Salurkan Kompensasi Warga Terdampak Penutupan Tambang, Dedi Mulyadi: Total Rp 9 Juta
Bandung
Polisi Polda Banten Jadi Tersangka Penipuan Rekrutmen Polri, Kini Buron
Polisi Polda Banten Jadi Tersangka Penipuan Rekrutmen Polri, Kini Buron
Bandung
Dapat Kompensasi Rp 3 Juta, Warga Parung Panjang Terdampak Penutupan Tambang Bersyukur
Dapat Kompensasi Rp 3 Juta, Warga Parung Panjang Terdampak Penutupan Tambang Bersyukur
Bandung
Dedi Mulyadi Salurkan Kompensasi Rp 3 Juta Per Bulan bagi Warga Korban Penutupan Tambang
Dedi Mulyadi Salurkan Kompensasi Rp 3 Juta Per Bulan bagi Warga Korban Penutupan Tambang
Bandung
Pemkot Bandung Gelar Retret di Pusdikter Padalarang, Sekda: Pererat Hubungan Pegawai
Pemkot Bandung Gelar Retret di Pusdikter Padalarang, Sekda: Pererat Hubungan Pegawai
Bandung
Banjir Terjang Dayeuhkolot, Warga Bertahan dan Sebagian Mengungsi
Banjir Terjang Dayeuhkolot, Warga Bertahan dan Sebagian Mengungsi
Bandung
Kasus Salahguna Wewenang untuk Jual Beli Jabatan, 8 Pejabat Bandung Diselidiki
Kasus Salahguna Wewenang untuk Jual Beli Jabatan, 8 Pejabat Bandung Diselidiki
Bandung
Ketika Delman Menjadi Jembatan di Tengah Banjir Dayeuhkolot Bandung...
Ketika Delman Menjadi Jembatan di Tengah Banjir Dayeuhkolot Bandung...
Bandung
Banjir Dayeuhkolot, Motor Mogok, Pasar Tutup, Warga Terjebak: Bingung, Mau Kerja tapi Begini...
Banjir Dayeuhkolot, Motor Mogok, Pasar Tutup, Warga Terjebak: Bingung, Mau Kerja tapi Begini...
Bandung
Banjir Lumpuhkan Jalan Raya Sapan, Warga Dorong Motor agar Tak Terlambat Kerja
Banjir Lumpuhkan Jalan Raya Sapan, Warga Dorong Motor agar Tak Terlambat Kerja
Bandung
Sempat Viral, Kasus Dokter Dikeroyok di Anjatan Indramayu Selesai lewat 'Restorative Justice'
Sempat Viral, Kasus Dokter Dikeroyok di Anjatan Indramayu Selesai lewat "Restorative Justice"
Bandung
Dedi Mulyadi: Akhirnya Pemprov Jabar Salurkan Kompensasi Warga Bogor Terdampak Penutupan Tambang
Dedi Mulyadi: Akhirnya Pemprov Jabar Salurkan Kompensasi Warga Bogor Terdampak Penutupan Tambang
Bandung
Sopir Elf Kecelakaan Maut di Sumedang Belum Sadar, Korban Tewas Bertambah
Sopir Elf Kecelakaan Maut di Sumedang Belum Sadar, Korban Tewas Bertambah
Bandung
Truk BBM Kecelakaan lalu Meledak, Pos Polisi dan Mobil Patroli Ikut Ludes Dilalap Api di Cianjur
Truk BBM Kecelakaan lalu Meledak, Pos Polisi dan Mobil Patroli Ikut Ludes Dilalap Api di Cianjur
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau