KOMPAS.com - Jurnalis asal Belanda, Sam van Raalte, menyebutkan bahwa peruntungan Patrick Kluivert bersama Timnas Indonesia mendapat sorotan tajam dari publik Belanda.
Perbincangan soal Patrick Kluivert mencapai titik puncak setelah Timnas Indonesia gagal di ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Skuad Garuda kalah 2-3 dari Arab Saudi dan 0-1 dari Irak sehingga menyudahi petualangan Merah Putih di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang dimulai pada Oktober 2023.
Sebagian besar publik sepak bola Tanah Air marah kepada Patrick Kluivert dan staff kepelatihannya yang dianggap gagal meneruskan kerja pelatih terdahulu, Shin Tae-yong.
Tagar #KluivertOut menggema di media sosial setelah kekalahan menyesakkan dari Irak.
Menurut sang jurnalis, pertandingan tersebut juga bisa disaksikan oleh publik di Belanda yang juga kritis terhadap cara Timnas Indonesia bermain di bawah asuhan legenda sepak bola Oranje tersebut.
"ESPN kini menayangkan seluruh pertandingan Timnas Indonesia," ujar jurnalis yang meliput langsung ke Jeddah, Arab Saudi, tersebut kepada Kompas.com pada Minggu (12/10/2025).
"Hal ini membuat semakin banyak orang di Belanda yang mulai menonton Timnas Indonesia. Contohnya, pertandingan melawan Arab Saudi disiarkan pada jam yang tepat di Belanda, dan saya menerima beberapa pesan dari teman-teman di sana yang menontonnya."
Baca juga: Manajer Timnas Indonesia Buka Suara Soal Isu Perpecahan di Ruang Ganti
"Mereka cukup kritis terhadap permainan Indonesia, tetapi tetap tertarik untuk mengikuti perkembangannya."
Van Raalte menambahkan bahwa kehadiran Patrick Kluivert dikatakan sebagai daya tarik besar bagi publik Belanda.
Apalagi, susunan starter Timnas Indonesia kontra Irak hanya melibatkan dua pemain yang tak punya keturunan Belanda: Ricky Kambuaya serta Rizky Ridho.
Pada laga sama, empat dari lima pemain yang turun dari bangku cadangan tengah atau pernah bermain di Belanda.
Ia sendiri menaruh perhatian tinggi kepada skuad Garuda karena tengah menyusun buku tentang ikatan sepak bola Belanda dengan Indonesia.
"Awalnya saya hanya ingin menulis buku tentang budaya sepak bola di Indonesia," tuturnya melanjutkan.
"Namun, ketika Kluivert kemudian ditunjuk sebagai pelatih, situasinya berubah. Saya tidak akan menyebutnya menjadi sensasi, tetapi jelas perhatian terhadap sepak bola Indonesia meningkat tajam karena nama besar Kluivert."