Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Gejala Penyakit Moyamoya yang Langka, Meliputi Sakit Kepala

Kompas.com - 17/05/2025, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit Moyamoya merupakan kondisi langka pada pembuluh darah otak yang dapat menjadi penyebab stroke dan gangguan fungsi otak.

Meskipun jarang terjadi, penting untuk mengenali gejalanya sejak dini, termasuk sakit kepala yang sering kali muncul tanpa sebab yang jelas.

Baca juga: Merasa Sakit Kepala? Ini Bisa Jadi Tanda Kekurangan Vitamin D

Apa itu penyakit Moyamoya?

Mengutip Cleveland Clinic, penyakit Moyamoya adalah gangguan progresif yang menyebabkan penyempitan atau penyumbatan pada arteri karotis internal, yaitu pembuluh darah utama yang mengalirkan darah ke otak.

Akibat penyempitan ini, otak kekurangan pasokan darah dan oksigen.

Sebagai respons, otak akan membentuk jaringan pembuluh darah kecil baru di sekitar area yang terdampak.

Namun, pembuluh-pembuluh ini tidak sekuat atau seefisien pembuluh utama yang terganggu.

Dalam hasil angiogram, pembuluh darah baru ini terlihat seperti kepulan asap, yang dalam bahasa Jepang disebut “moyamoya”. Itulah asal mula penamaan penyakit ini.

Menurut Cleveland Clinic, penyakit Moyamoya paling sering ditemukan pada anak-anak usia 5 hingga 10 tahun dan orang dewasa usia 30 hingga 50 tahun.

Di Jepang, prevalensi penyakit langka ini sekitar 5 dari 100.000 orang. Sedangkan di Amerika Serikat, kasusnya tercatat kurang dari 5.000.

Baca juga: Tanda-tanda Sakit Kepala Sudah Berbahaya Perlu ke Dokter

Gejala penyakit Moyamoya

Gejala Moyamoya muncul karena aliran darah ke otak terganggu.

Gejala awal yang umum terjadi pada anak-anak adalah stroke ringan atau transient ischemic attack (TIA), yang dapat terjadi berulang.

Sementara pada orang dewasa, gejalanya bisa berupa stroke hemoragik atau perdarahan di otak.

Beberapa gejala lain yang dapat muncul antara lain:

  • Sakit kepala berulang tanpa sebab yang jelas
  • Kejang
  • Kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh
  • Gangguan penglihatan, seperti penglihatan kabur atau ganda
  • Kesulitan berbicara atau memahami ucapan
  • Gerakan tidak terkendali
  • Keterlambatan perkembangan, terutama pada anak-anak
  • Masalah kognitif, seperti kesulitan berkonsentrasi, mengingat, atau belajar

Gejala penyakit Moyamoya tersebut bisa muncul secara tiba-tiba, dan dalam beberapa kasus dipicu oleh aktivitas seperti menangis, batuk, atau demam tinggi.

Baca juga: Kurang Tidur Bisa Jadi Penyebab Sakit Kepala, Kenapa?

Mengutip Mayo Clinic, mengenali tanda-tanda stroke sedini mungkin sangatlah penting untuk bisa mendapatkan diagnosis segera dari penyakit langka ini.

Kita bisa mengenali gejala stroke salah satunya dengan metode "FAST" (Face drooping, Arm weakness, Speech difficulty, Time to call emergency), yaitu:

  • Minta orang tersebut untuk tersenyum. Apakah salah satu sisi wajahnya tampak menurun?
  • Minta orang tersebut untuk mengangkat kedua lengan. Apakah salah satu lengan melayang ke bawah? Atau salah satu lengan tidak dapat diangkat?
  • Minta orang tersebut untuk mengulang kalimat sederhana. Apakah bicaranya tidak jelas atau aneh?
  • Jika Anda melihat salah satu tanda ini, segera hubungi 112 atau bantuan medis darurat.

Jika gejala-gejala seperti sakit kepala terus berulang disertai keluhan neurologis lainnya, penting untuk segera mencari pertolongan medis.

Pemeriksaan dini dapat membantu mencegah komplikasi lebih lanjut, termasuk risiko stroke permanen atau kerusakan otak jangka panjang.

Baca juga: Obat Sakit Kepala dan Efek Sampingnya yang Perlu Diperhatikan

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau